Mohon tunggu...
Adiyaat PutraPrasetya
Adiyaat PutraPrasetya Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Hobi Berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mahasiswa KKN Untag Surabaya Meredesain Alat Komposter POC Pengolahan Limbah Organik

8 Desember 2022   11:29 Diperbarui: 8 Desember 2022   13:23 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengukuran Alat Komposter yang Lama (Dokpri)

Desa Simoketawang adalah desa yang terelatak di kabubaten sidoarjo dengan skor SDGs desa sebesar 50,53. Mayoritas penduduknya adalah sebagai petani karenasaat memasuki Desa Simoketawang akan langsung disuguhkan dengan hamparan sawah yang mebentang luas. Desa ini sangat khas dengan buah klengkenya yang akan dijadikan ikon untuk pembangunan tempat wisata nantinya.

Dalam Kegiatan MBKM KKN ini yang diikuti oleh 31 Dosen dan 155 Mahasiswa yang diusulkan oleh Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pada pendanaan tahun 2022 ini dengan bapak  Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T. sebagai ketua pengusul dari program ini.

Kegiatan dalam artikel ini termasuk dalam kegiatan kelompok 7 dengan sub artikel ini adalah  7.1 yaitu Pengolahan Limbah Organik menjadi Pupuk Oraganik CAir (POC). Kegiatan ini juga didampingi oleh 1 Dosen pelaksana yaitu Bapak Moh. Nor Ali Aziz, S.T., M.T. Program ini dibuat karena Desa Simoketawang akan dijadikan tempat wisata maka akan banyak sampah-sampah yang akan tertumpuk di tempat sampah salah satunya sampah organik atau sisa makanan para pengunjung. Jika sampah oganik tersebut tidak segera diolah atau tertumpuk di sekitar area wisata maka akan membuat bau busuk yang akan mengganggu pengunjung yang datang.

Maka dari itu program pengolahan limbah sampah menjadi pupuk organik cair dibuat untuk mengurangi sampah organik, baik itu dari masyarakat atau pengunjung nantinya. POC sendiri merupakah hasil fermentasi pembusukan sampah organik yang unsur haranya lebih banyak dibandingkan pupuk konvensional (Kimia).

Alat Komposter yang Lama (Dokpri)
Alat Komposter yang Lama (Dokpri)

Untuk mengelola sampah tersebut dibutuhkan alat yang bernama komposter, komposter yang ada di balai Desa Simoketawang memang sudah ada dan sudah jadi tapi pembuatan alat komposter itu sedikit rumit dan memakan waktu yang banyak dalam pembuatannya karena ukuran tong yang besar dan tebal membuat alat yang dibutuhkan lumayan susah dan mahal jika harus membeli. disini Saya Adiyaat Putra Prasetya memberi solusi dari permasalahan diatas dengan melakukan redesain pada alat komposter yang ada di balai Desa Simoketawang agar lebih ekonomis, efisien dan bahan alat yang dibutuhkan mudah didapatkan.

Mitra sasaran dalam kegiatan ini adalah pihak dari karang taruna Simoketawang sebanyak 20 sasaran, yang dilaksanakan di balai Desa Simoketawang. kegiatan ini berlangsing selama 6 bulan dengan bulan Juli sebagai Persiapan dan Desember 2022 sebagai tahap evaluasi dengan 4 bulan efektif kegiatan (Agustus hingga November).

Pengukuran Alat Komposter yang Lama (Dokpri)
Pengukuran Alat Komposter yang Lama (Dokpri)

Dalam pembuatan desain yang terbaru ini membutuhkan waktu secara keseluruhan selama 6 hari dimulai dari mengukur ukuran komposter yang lama hingga mencari refrensi tong dan bentuk komposter yang lebih ekonomis dan mudah untuk dibuatnya setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan desain 3D dan 2D sesuai konsep yang telah dibuat sebelumnya.

Proses Pembuatan Konsep (Dokpri)
Proses Pembuatan Konsep (Dokpri)

Berikut ini adalah hasil desain komposter yang terbaru:

Hasil Desain Komposter yang Baru (Dokpri)
Hasil Desain Komposter yang Baru (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun