Mohon tunggu...
Hardiansyah Hamzah
Hardiansyah Hamzah Mohon Tunggu... Arsitek - @hardiansyah_mr

Arcthinking

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Triple Threat" (2019), Mantul!

3 April 2019   22:14 Diperbarui: 4 April 2019   05:03 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantul (Mantap Betul), istilah orang-orang milenial masa kini bisa saya sematkan di film Action Triple Threat. Niat awal menonton film ini karena faktor Iko Uwais kan? Iyalah aktor Indonesia skala internasional pasti menjadi daya tarik tersendiri. Hanya saja rasa penasaran itu harus terjawabkan setelah 96 menit kemudian dengan mengambil kesimpulan film ini bagus atau tidak?

Film dikatakan menarik dan bagus jika unsur-unsur penting bisa terpenuhi seperti kemasan alur cerita, acting, gimmick, efek visual, dan audio, bisa menyatu dan saling mendukung sesuai tema filmnya.

Triple Threat ini menurutku alur ceritanya lebih baik dari film yang pernah saya nonton sebelumnya diperankan Iko Uwais yakni Mile 22. Karena waktu saya menonton Mile 22 dari segi alur dan kemasan gimmick jujur agak membosankan. Itulah feeling yang saya rasakan.

Btw yang belum nonton Triple Threat ini ditulis oleh Joey O'Bryan dan Paul Staheli serta disutradarai oleh Jesse V Johnson. Berkisah Sekelompok tentara bayaran terlatih dari Amerika dan Inggris yang mengajak tentara bayaran lokal Payu (Tony Jaa) dan Long Fei (Tiger Hu Chen) untuk sebuah misi menyerang sebuah camp atau kampung yang ternyata di situ ada Jaka (Iko Uwais) dan istrinya.

Ajakan tersebut diterima karena dikiranya adalah sebuah misi kemanusiaan namun ternyata misi itu adalah menyelematkan pembunuh Collins (Scott Adkins) yang ditahan di camp tersebut.

Setelah misi ini selesai tentara lokal ini berusaha dibunuh berserta semua orang yang ada di camp tersebut namun mereka berhasil lolos. Jaka pun emosi karena istrinya meninggal akibat penyerangan camp dan berniat ingin membalaskan dendam.  

Tidak sampai di situ ada kisah lainnya yang ditambahkan secara bersamaan di film ini yaitu tentang tentang seorang anak miliuner yang bernama Xian (Celina Jade) yang telah menjadi target aksi pembunuhan, dan ternyata ketiga pembunuh bayaran tersebut juga merupakan orang yang diincar oleh Jaka, yaitu Collins, Devereaux (Michael Jai White), dan Joey (Michael Bisping).

Bagusnya film ini saat Jaka mengatur strategi untuk membalas dendam terhadap tentara Amerika dan Inggris sekaligus menyelematkan Xian, dengan memanfaatkan Payu dan Long Fei sebagai umpan. Bayangin kalau kamu dijadikan umpan dengan risiko tertembak dan terbunuh itupun tanpa dibicarakan sebelumnya saking jeniusnya si Jaka ini.

Bagian favorit saya di film ini seperti saat Jaka mengajak minum Payu dan Long Fei dan ternyata dia sendiri tidak minum. Payu dan Long Fei pun mabuk dan saat terbangun polisi sudah datang menggerebek. Jaka sendiri sudah tidak di tempat. Yah itu bagian dari strategi dia. LoL

Bagian favorit kedua saat Jaka bertemu Collins dan mengatakan bisa membantunya untuk mengejar Payu, Long Fei, serta Xian sekaligus. Dan Jaka berhasil menjadi penyusup di komplotan tentara pembunuh bayaran tersebut.

Bagian favorit ketiga, Jaka sudah berhadapan man to man dengan Devereaux. Seharusnya Jaka sudah menang dipertarungan tersebut dan bisa menembak Deveraux tapi si Jaka ini malah ngebuang isi peluru senjatanya dan lebih memilih pertarungan saling adu jotos. Pastilah biar bikin seru tapi di sini saya berfikir melakukan kebodohan dan keberanian tinggi itu beda tipis.

So, Alur cerita cukup oke, acting oke, gimmick pemeran seperti Payu dan Long Fei juga saya suka. Seperti Payu saat bilang talk, talk, talk dan juga muka datar Long Fei atau muka mikir tenang tapi panik. 

Collins, Devereaux, dan Joey bertarungnya juga oke, jadi seperti ngeliat pertarungan bela diri Asia versus Amerika-Inggris. Jangan lupa Xian waktu berlari dari kejaran tapi masih ngurusin sepatu hak tingginya juga saya suka.

Overall saya suka unsur-unsur sederhana tersebut bisa terpenuhi dan satu hal juga yang saya rasakan adalah karakter Iko Uwais di filmnya makin terlihat ciri khasnya dia yakni jago bela diri, ekspresif saat bertarung, dan pintar atur strategi.

Dan semoga bisa mengikuti jejak aktor bela diri besar lainnya yang punya ciri khas kuat, katakan itu Jackie Chan, Jet Li, Ip Man. Wow .. kan pemirsa, mantul, sukses terus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun