Mohon tunggu...
Adi Wijaya
Adi Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Palembang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prajurit yang "Prajurit"

11 Desember 2011   18:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:30 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dapat dipastikan kami akan kalah.. Mereka terlalu hebat, pasukan siap latih, dengan alutsista yang canggih, logistik yg lebih dari cukup, dan penasihat ahli strategi yang brilian tentunya..
Alutsista yg telah rusak sejak masa lalu dulu, logistik terbatas perolehan dari tiap rute perjalanan waktu dan tempat yang dilalui serta tentu tanpa penasihat ahli strategi tempur yang brilian..
Kami tak pernah salahkan lawan yang begitu hebatnya, karena kalah sudah tak menjadi soal, bahkan matipun sdh tak ada artinya sama sekali karena dunia tetap berputar walau ada atau tanpa kami. Namun kami telah bertempur untuk negeri kami ini, bukan karena gaji kami, bukan karena pengharapan penghargaan terhadap kami, bukan sebagai politisi dan penguasa yang tak berhati..
Kami akan mati untuk negeri ini, rakyat ini, martabat kami sebagai Prajurit yang "prajurit"...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun