Mohon tunggu...
adi uthama
adi uthama Mohon Tunggu... Guru - Menulis dan membaca

jangan bedakan status sosial.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tercekik

12 Agustus 2021   11:47 Diperbarui: 12 Agustus 2021   11:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pengabdian adalah keinginan.

Tanpa aku tanam sebuah harapan.

Hanya bermodaal keikhlasan.

Kini berbuah sebuah keluhan.

Awal berjalan dengan manis.

Wabah datang  seperti mengikatku.

Kini perlahan mulai mencekiku.

Dan kini seperti akan membunuhku.

Peraturan yang berlebihan membuat aku seperti tidak bergerak.

Pembatasan. demi pembatasan sudah berjalan.

Tapi, kesusahan siapa yang mau melihat.

Perlahan seperti diajarkaan untuk menjadi pengemis.

Mengharapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan.

Kapan peraturan pembatasan kegiatan akan berakhir.

Aku sudah terasa tercekik.

Seorang pengajar memang tidak seharusnya menguluh.

Tapi, peraturan ini sangat mencekikku.

Kasihanilaah saya,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun