Mencengkram mata, memaku jiwa. Begitu indah untuk dipandang.
Dia datang layaknya putri kayangan, membawa lamunan berisi harapan.
Alangkah bahagia, jika bisa hidup bersamanya.
Banyak atribut baik yang tersemat padanya.
Rasa suka mulai tumbuh dalam benaku.
Mewarnai hati yang gelap menjadi cerah.
Sayang hanya sebuah lamunan yang aku bisa nikmati.
Harapan bisa bersama, tapi tidak bisa nyata.
Kenyataan hanya sebuah lamunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!