Mohon tunggu...
adi uthama
adi uthama Mohon Tunggu... Guru - Menulis dan membaca

jangan bedakan status sosial.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Abdi Ilegal

16 September 2020   09:19 Diperbarui: 16 September 2020   09:26 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang salah, tidak ada yang salah. Rasa peduli yang membuat saya ingin mengajar, bukan karena saya pandai maupun banyak ilmu apalagi karena ingin dipuji. Saya tidak ingin mengharapkan untuk dipuji,  karena saya peduli.

 Kepedulian saya berawal saat orang yang saya suka menikah dengan orang lain. semua kehidupan seperti gelap tidak bercahaya, tapi ketika saya melihat anak-anak seolah saya seperti kembali ke masa lalu. Dari sinilah saya mulai tertarik dengan hal yang berkaitan dengan pendidikan. Pada akhirnya saya tertarik untuk mengajar. 

Ternyata menjadi pendidik tidak semudah apa yang saya bayangkan dan ternyata lebih rumit. Mungkin karena saya baru terjun menjadi pendidik jadi saya merasa kesulitan dan membingungkan. Kurikulum yang berubah membuat saya begitu asing dengan kurikulum yang sekarang, karena pada dasarnya anak-anak yang harus kreatif dan aktif. 

Menjadi abdi negara yang ilegal bukanlah hal yang mudah dalam menjalankan kehidupan. Karena kehidupan terus berlanjut dan perut juga perlu makan. Di sinilah kesetian seorang abdi ilegal diuji. Saya pernah dekat denga wanita, tapi ketika ia meminta untuk menikah. saya tidak bisa berbuat apa-apa dan pada akhirnya saya mengiklaskan untuk pergi karena saya merasa tidak mampu. 

Semua keinginan saya untuk menjadi pendidik, jadi saya tidak menyalahkan pemerintah dan saya juga tidak akan ikut unjuk rasa karena semua adalah keinginan saya, bukan keinginan pemerintah. jadi terlihat lucu jika saya unjuk rasa.

Di zaman Covid-19 yang belum berakhir membuat saya belajar akan semua hal. Banyak bantuan yang bertebaraan entah itu nyata maupun tidak nyata, saya sering membaca. Tapi Sayang bantuan itu bukan untuk saya, karena saya masih ilegal. Belajar Online yang mengharuskan ada kuota internet membuat saya harus bekerja lebih giat agar mereka dapat belajar. 

Saya tidak mengharpkan bantuan karena saya sadar bahwa saya belum layak untuk mendaptkan, apalagi status saya ilegal dan belum berkeluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun