Mohon tunggu...
Adityo Ramadhan Dharmanto
Adityo Ramadhan Dharmanto Mohon Tunggu... -

Making Friends, Bigger Your World | Photographer Hobbiest| Doyan makan sambil review di #CeritaMaem Instagram | mencoba mengikuti isu-isu #TechnologyDigital |Yogya-Jakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Nasi Uduk Kampung Melayu, Kuliner Akulturasi Budaya

20 Desember 2016   18:30 Diperbarui: 21 Desember 2016   00:31 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terbenamnya matahari di Ibukota menjadi penanda bahwa sudah waktunya kembali ke rumah. Rasanya ingin segera melepas kepenatan dari hingar bingar Jakarta, Kota Metropolitan ini. Setelah seharian beraktivitas, alangkah baiknya mengapresasi Perut kita dengan makan malam nikmat gurih nan menggugah selera. Saya pun menjatuhkan pilihan pada Nasi Uduk dan Ayam Goreng Kampung Melayu.

Terletak di seberang kali Ciliwung Kpmelayu, tepatnya sebelah kiri jalan setelah Flyover Kp. Melayu apabila dari arah Duren Sawit/Cipinang/Bekasi. Jika anda dari arah Tebet menuju Kp.Melayu, silahkan putar balik dibawah Flyover Kp.Melayu.

Ketika anda sudah sampai di warung tenda Nasi Uduk ini, jangan sungkan untuk segera memilih Lauk yang akan anda santap. Warung Tenda Nasi Uduk Ayam Goreng Kp.Melayu ini mulai mendirikan tenda sekitar sore, dan mulai didatangi pengunjung sejak Maghrib. Telat sedikit, anda bisa terserobot oleh pelanggan lainnya. Bahkan kalo lagi gak beruntung, sekitar jam 20.00 pun sudah tinggal sisaan aja. Edan, Rame Bener!

Asal Muasal Nasi Uduk Khas Betawi

Nasi uduk merupakan salah satu kuliner modifikasi dari bahan dasar nasi putih yang populer di kalangan masyarakat. Nasi Uduk merupakan makanan yang terbuat dari nasi putih diaron - merebus setengah matang untuk kemudian dikukus - dengan memakai santan dari kelapa parut dan dibumbui dengan berbagai macam rempah seperti kayu manis, pala, jahe, dan daun serai. Hasilnya, bumbu terasa lebih gurih dan beraroma harum.

Keberadaan nasi uduk tersebut berasal dari Tanah Melayu dimana masyarakat melayu daerah Indonesia Bagian Barat (Sumatera) dan wilayah negeri Jiran Malaysia. Proses Transmigrasi masyarakat itulah yang menyebabkan kuliner ini bisa mendarat sampai wilayah Sunda Kelapa hingga Jawa Barat.

Identik Tapi Beda

Jangan heran ketika "Nasi Gurih" ini bisa dibilang mirip dengan Nasi Lemak asal Malaysia. Secara umum, proses memasaknya pun mirip, sama-sama menggunakan air santan. Tapi apabila dirasakan lebih seksama, Nasi Uduk khas Betawi lebih banyak menggunakan rempah-rempah dibandingkan Nasi Lemak. Bahkan, ragam rempah-rempah yang digunakan pun bisa berbeda. Sesuai dengan Kantong Budaya yang ada di Betawi, seperti Betawi Kelompok Priyayi, Halus, maupun Betawi Pinggiran.

Selain dari sisi rempah yang digunakan, berdasarkan "Topping" pun bisa dibedakan antara Nasi Uduk dengan Nasi Lemak. Nasi Uduk Khas Betawi ini terpengaruh dari makanan sunda, lain pengaruh Nasi Lemak dari Tanah Melayu. Nasi Lemak pun biasa disajikan dengan rendang, telur rebus, sambal blacan, serta ikan asin. Di sisi lain,  Nasi Uduk khas Betawi di kolaborasikan dengan Ayam Goreng, tahu-tempe, paru goreng, ati ampela, dan jangan lupa Sambal saus kacang Khas Betawi.

Banyak pilihan yang bisa anda dapatkan di, mulai dari potongan Ayam Goreng Bumbu , Sate Paru, Sate Ceker, Sate Ati-Ampela, serta Tahu-Tempe. Salah satu yang direkomendasi adalah Ayam Goreng dan Sate Paru. Rasanya Juara!

Kisaran harganya, Mulai dari Rp.3000 - Rp17.000 Rupiah. Untuk Nasi Uduknya sendiri, dipatok di Harga Rp7000 per porsi. Untuk ukuran saya sih, minimal dua porsi hehehe. Sedangkan untuk lauknya, Seperti Sate Paru isi tiga potong daging dibandrol harga Rp.7000 per tusuk, sedangkan Ayam Gorengnya dihargai Rp.17.000 per potongnya. Bisa dibilang, harganya memang diatas rata-rata, tapi harga tersebut layak untuk kuliner khas Betawi yang kaya akan Akulturasi Budayanya.

Berani coba?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun