Mohon tunggu...
AdityoKristoforus
AdityoKristoforus Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seminari Menengah Santo Paulus Palembang

Hidup itu air. Ketika kita setia, maka hidup akan mengalir.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menapaki Jejak, Memaknai Hidup

13 Maret 2020   20:26 Diperbarui: 13 Maret 2020   20:27 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku ini ditulis oleh Ign. Elis Handoko SCJ, Yang merupakan seorang pastor. Ia dilahirkan di kampung Sendang Agung, Kalirejo, Lampung, 23 Maret 1977. Setamat SMA lari ke bogor, Jawa Barat, Untuk memulai tahapan awal pendidikan imamat. Pendidikan filsafat - teologi dijalani di Yogyakarta, dalam naungan Kongregasi Imam - imam Hati Kudus Yesus (SCJ). Semasa perjalan ke imamat dia suka menulis untuk beberapa majalah Katolik. Buku pertamanya yang digarap bersama rekan-rekannya  adalah "I don't know lah...".

Buku yang saya resensi adalah sebuah buku rohani berisi pengalaman penulis sebagai peristiwa berbagi atas  salah satu perspektif dalam melihat  dan memaknai hidup. Diharapkan dengan buku ini kita dapat memaknai simpul-simpul pengalaman hidup konkret yang akan kita tapaki dan jalani.

C. ISI RESENSI

... Hidup itu air. Ia mengalir. Ketika kita menjalani hidup, semuanya  mengalir, terus dan pasti. Karena waktu tiada pernah gagal bergulir, dan jejak nyata enggan mengingkar meniti hari di titian waktu. Dalam arus hidup seperti ini, satu yang bisa dilakukan hanyalah mengalami, merasakan, dan menikmati setiap riak aliran hidup.

Ketika penyadaran reflektif per pengalaman dibahasa ungkapkan, kentaralah bahwa alur hidup yang kita jalani masih menyisakan jejak. Jejak demi jejak yang disimak, diinterpretasikan secara baru, lalu dimaknai demi jalan hidup kedepan yang di tapaki. Lalu capaiannya adalah penyadaran reflektif yang mengetengahkan suatu makna bagi hidup yang dijalani. Inilah yang dimaksudkan dengan jejak memaknai hidup. 

Dalam buku ini ditekankan begitu pentingnya tataran konkret, untuk memberi pemaknaan bagi pengolahan hidup. Pengolahan yang menyelamatkan sisi pengalaman tertentu, meneguhkan ketahanan dan keyakinan diri, menata rasa yang simpang siur, membeningkan batin, dan menyentakkan harap di tengah himpitan sakit.

Pemaknaan demi pemaknaan yang dilakukan atas pengalaman tertentu pada gilirannya mengantarkan kita kepada suatu bangunan spiritualitas. Suatu bangunan rohani yang mencakup keterarahan batin, yang mengatasi keinginan diri. Ialah daya gerak sekaligus arah seluruh diri : cara berasa, berfikir, bersikap, dan bertindak. Ia mutlak diperlukan untuk pertumbuhan, pengembangan, dan perubahan, yang disitulah terletak kekuatan khas manusia.

Filosofi air berlatar sejarah hidup. Sejarah perjalanan waktu ke waktu yang menorehkan yakin di batin. Yakin akan limpah ruah penyelenggaraan Ilahi yang menopang dan memelihara hidup, dari hari ke hari. Pada banyak tahapan hidup yang hendak dijejaki, tak jarang kita digelayuti gelisah: mampukah, berhasilkah, mengecewakankah, gagalkah hidup saya nanti...?

Namun seringkali kita tidak sadar kegelisahan yang dihadapi tidak cukup berdasar. Kita kerap abai. Dalam aliran hidup yang kadang di atas  dan kadang di bawah, Pencipta tak pernah jera membantu kita sebagai citra-Nya. 

Keajaiban sebuah kesadaran. Ketika kita menyetiai hidup, semuanya mengalir. Namun ketika kita ditarik dan dipaksa untuk menyadari dan merumuskan keajaiban, lantas sesuatu yang semula terasa wajar menjelma menjadi sikap reflektif

Sikap reflektif punya ruang penyadaran, yakni internalisasi. Dengan internalisasi, kita dibantu untuk memusatkan perhatian, bersentuhan dengan gejolak hati, menjernihkan budi, menata perasaan yang simpang-siur, merefleksikan pengalaman, menyimpan peristiwa-peristiwa penting dalam ingatan, dan mengungkapkan penghayatan hidup dengan rasa seni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun