Mohon tunggu...
Adityo Aprianto
Adityo Aprianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berkuda Itu Melambai: Itu Dampak dari Massa dan Digital Komunikasi pada Politik Kontemporer

24 Juli 2023   21:51 Diperbarui: 24 Juli 2023   22:24 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi menjadi sangat penting dalam politik kontemporer. Secara khusus, pengaruh digital dan media sosial telah mengubah cara politisi dan pemilih berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Namun, ada satu aspek komunikasi politik yang sering kurang diperhatikan: kode non-verbal. 

Berkuda itu melambai telah menjadi salah satu kode non-verbal yang paling terkenal dalam politik modern. Tapi apa sebenarnya artinya? Tahukah Anda bahwa berkuda itu terinspirasi dari bidikan kamera televisi?

Saat seorang politisi memberikan pidato atau konferensi pers, mereka umumnya berdiri di depan sekelompok wartawan atau audiens dengan bendera atau lambang partai politiknya di belakang mereka. Ketika para fotografer atau kameramen mengambil gambar, mereka akan mempertimbangkan berbagai macam sudut pengambilan gambar.

Namun, ada sudut tertentu yang sangat penting: "sudut kuda". Sudut ini memungkinkan fotografer atau kameraman untuk memotret kepala politisi dan lambang partainya dari samping, dengan kedua tangan terlihat merayap dalam jarak yang sama lebar ke kanan dan kiri. 

Berkuda itu melambai kemudian menjadi lambang popularitas dan kekuasaan dalam politik global. Seorang politisi yang dapat memimpin massa dengan gaya berkuda yang kuat biasanya dianggap berwibawa dan karismatik. Namun, fenomena ini juga menimbulkan dampak yang signifikan terhadap komunikasi politik. 

Dengan popularitas media sosial, banyak politisi menggunakan kemampuan mereka untuk berkuda untuk memperkuat citra publik mereka. Mereka mengunggah foto yang menunjukkan diri mereka sedang berkuda, bersama dengan pesan-pesan kuat tentang cita-cita politik mereka dan pandangan mereka tentang berbagai isu penting. Namun, juga ada kontra dari fenomena melambai kuda ini. 

Beberapa kalangan menganggap fenomena berkuda melambai hanya mengesankan gaya tanpa substansi sebenarnya. Mereka menyarankan agar para politisi lebih mengutamakan isu-isu penting, daripada mengejar citra publik.

Dalam politik kontemporer, berkuda itulah yang menjadi cara yang paling populer untuk menunjukkan keberhasilan dan kekuatan di depan publik. Namun, praktek ini mengajarkan kita sebagai pemilih untuk tidak hanya membaca tanda-tanda verbal tetapi juga non-verbal. 

Kita harus bisa membedakan mana pemimpin yang berkuda dengan tindakan nyata dan mana yang hanya berkuda dengan gaya tanpa substansi. Berkuda itu melambai juga menunjukkan bahwa media sosial telah memberikan pengaruh besar pada politik kontemporer. 

Pada era digital, citra dapat dengan mudah dikaburkan dengan gaya, dan politisi harus berhati-hati agar tidak hanya menampilkan diri mereka sebagai simbol kekuasaan tanpa substansi. Ketika kita memilah-milah tindakan seorang politisi, kita harus kritis dan mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan kepentingan publik, bukan hanya sekedar mempercayai simbol dan citra yang ditampilkan oleh politisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun