Mohon tunggu...
Aditya Wiratama
Aditya Wiratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo nama saya aditya wiratama

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pencapaian Film Pendek "Berdoa, Mulai"

22 Maret 2023   12:23 Diperbarui: 22 Maret 2023   12:27 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Latar Belakang

Film adalah bentuk seni yang diciptakan dengan memproyeksikan rangkaian gambar diam atau bergerak pada layar, yang disertai dengan suara dan musik. Film sering kali diproduksi dengan maksud untuk menghibur, mendidik, atau menyampaikan pesan tertentu kepada penontonnya, Film dibuat melalui proses produksi yang melibatkan sejumlah elemen kreatif seperti pembuatan skenario, penyutradaraan, sinematografi, editing, pemilihan pemain, dan pengambilan suara. Setiap elemen tersebut penting untuk menciptakan karya film yang berkualitas.

Film dapat dibagi menjadi beberapa genre, seperti drama, komedi, horor, aksi, fiksi ilmiah, animasi, dokumenter, dan sebagainya. Setiap genre memiliki ciri khas dan penggemar yang berbeda-beda. Seiring perkembangan teknologi, film kini dapat dinikmati melalui berbagai platform, seperti bioskop, televisi, layanan streaming, atau bahkan di ponsel cerdas. Bagi sebagian orang, menonton film adalah cara yang efektif untuk melepas penat, menambah wawasan, atau sekedar menghabiskan waktu luang.

Film pendek adalah jenis film yang memiliki durasi lebih pendek dibandingkan dengan film layar lebar biasa. Film pendek umumnya berdurasi antara beberapa menit hingga 30 menit, dan kadang-kadang bisa mencapai 40-50 menit. Film pendek sering kali diproduksi oleh sineas independen, pelajar film, atau oleh rumah produksi besar sebagai sarana promosi atau pengenalan bakat baru.

Film pendek dapat dibuat dalam berbagai genre, seperti drama, komedi, horor, animasi, dan dokumenter. Meskipun durasinya lebih singkat, film pendek memiliki tantangan yang sama dalam hal penceritaan yang efektif, pengambilan gambar, dan penyuntingan yang berkualitas. Sebagian besar film pendek dibuat dengan anggaran yang relatif rendah, namun banyak juga yang memenangkan penghargaan di festival film internasional.

Film pendek sering kali menjadi ajang untuk menggali ide-ide kreatif baru dan menguji kemampuan sinematografi para sineas. Film pendek juga dapat menjadi sarana untuk mengangkat isu-isu sosial atau politik dengan cara yang kreatif dan menarik. Karena durasinya yang singkat, film pendek dapat menarik perhatian penonton yang mungkin tidak memiliki waktu atau kesabaran untuk menonton film layar lebar yang lebih panjang.

Film pendek di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa faktor yang mendorong perkembangan ini antara lain kemudahan dalam mengakses peralatan sinematografi dan teknologi pengeditan, dukungan dari pemerintah dan lembaga swasta, serta semakin banyaknya festival film yang memasukkan kategori film pendek dalam programnya.

Beberapa film pendek Indonesia berhasil meraih penghargaan di festival film internasional, seperti "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak" karya Mouly Surya yang memenangkan penghargaan di Festival Film Cannes, dan "Prenjak" karya Wregas Bhanuteja yang memenangkan penghargaan di Festival Film Venesia. Karya-karya tersebut menjadi bukti bahwa film pendek Indonesia mampu bersaing dengan film pendek dari negara lain di kancah internasional.

Di Indonesia, sudah banyak festival film yang memiliki program khusus untuk film pendek, seperti Festival Film Indonesia (FFI), Festival Film Pendek Indonesia (FFPI), Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), dan masih banyak lagi. Festival-festival tersebut memberikan kesempatan bagi sineas untuk menampilkan karya mereka, dan juga memberikan wadah untuk pengembangan bakat-bakat baru di bidang perfilman.

Selain itu, semakin banyak juga platform online yang menyediakan ruang bagi film pendek Indonesia, seperti Shortfilm.id, Vidio, dan Iflix. Dukungan semacam ini memberikan kesempatan bagi film pendek Indonesia untuk diakses oleh penonton lebih luas.

Meskipun begitu, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh sineas Indonesia dalam mengembangkan film pendek. Beberapa di antaranya adalah minimnya dukungan dari industri film, terbatasnya akses ke dana produksi, dan terbatasnya jaringan distribusi. Namun, semakin banyaknya festival film dan platform online yang tersedia, diharapkan dapat memberikan dorongan bagi perkembangan film pendek di Indonesia ke depannya.

Biografi

Muslikha Ayu atau yang lebih sering disapa dengan nama Mus, adalah seorang Produser dari Film "Berdoa Mulai". Muslikha berumur 24 tahun, lulusan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Muslikha sudah mulai terjun ke dunia film sejak duduk di bangku sekolah tingkat menengah. Salah satu alasan Muslikha untuk terjun ke dunia perfilman adalah karena ia menyukai menonton film sejak ia duduk di bangku SMP. Ia menonton film sebagai sarana hiburan. Dari film, Muslikha mendapatkan berbagai wawasan dan hal baru.

Muslikha dulu bersekolah di SMK 1 Kedawung, dimana disana juga akhirnya ia bertemu dengan teman-teman satu produksinya hingga saat ini. Sudah berbagai macam film pendek yang ia buat bersama teman-teman dari Degradians. Degradians adalah sebuah creative house tempat ia bekerja saat ini. Degradians juga terbentuk atas inisiasi Muslikha dan temannya yang bernama Tanzilal Aziezie. Salah satu film pertamanya sebagai crew atau lebih tepatnya sebagai manager production adalah film berjudul "Samar" (2017). Adapun film yang terakhir ia produksi adalah sebuah film series berjudul "Lucid Love" (2022) dimana ia menjadi produser dalam produksi kali ini.

Muslikha menjadi produser di film pendek "Berdoa, Mulai", Ia menjadi produser karena merasa tertarik dan hal yang memungkinkan baginya untuk berkontribusi pada sebuah pembuatan film. "Karena sejauh ini yang bisa saya lakukan adalah produserial. Kalau terjun ke teknis, jelas tidak bisa karena tidak mempunyai basic disana." Kata Muslikha. Sebelum menjadi Produser, pada film pendek yang ia buat ia menjadi Manager Production.

Tentang Film

"Berdoa, Mulai" adalah sebuah film pendek yang diproduksi pada tahun 2022 oleh sebuah creative studio bernama Degradians. Film ini disutradarai oleh Tanzilal Aziezi dan juga Muslikha Ayu sebagai produser. Sinopsis dari film pendek "Berdoa Mulai" yaitu Ruth remaja Katholik yang hidup di tengah kau muslim. Sebagai tempat kecil menuntut ilmu, ia harus beradaptasi dengan kebiasaan teman-teman muslimnya. Ia harus berpindah tempat untuk mengikuti pelajaran agama Katholik, karena sekolah tidak memfasilitasinya. Hal ini membuat Ruth terbawa pada kebiasaan kaum mayoritas bahkan saat iniia sedang bersama keluarganya.

Film "Berdoa, Mulai" sudah banyak memenangkan berbagai festival film, mulai dari Nasional hingga Internasional. Diantaranya :

  • Best Movie 3 Convidens 2022
  • Best Movie 1 Genflix Short Movie Competition
  • Most Likes Genflix Short Movie Competition
  • Most Views Genflix Short Movie Competition
  • Best Movie 2 Lesbumi NU
  • Best Movie 1 Uniku Film Festival
  • Honorable Mention Jakarta Short Film Gigs 2022
  • Best Movie Purwakarta Film Festival
  • Best DP Purwakarta Film Festival
  • Best Actor Purwakarta Film Festival
  • Best Editor Purwakarta Film Festival
  • Best Director Purwakarta Film Festival
  • Best Movie Myth Production
  • Best Director Myth Production
  • Best Writer Myth Production
  • Best Actor Myth Production
  • Jury's Mention Brawijaya Film Festival
  • Best Director Brawijaya Film Festival
  • Pemenang Cerita Fiksi Terbaik Festival Film Pendek Sumedang

Film "Berdoa, Mulai" juga terpilih sebagai official selection maupun nominasi, diantaranya yaitu :

  • Nominee Ucifest 13
  • Official Selection Festival Film Bahari
  • Official Selection Jakarta Film Week
  • Nominee Madani International Film Festival
  • Rekomendasi Asosiasi 30 Besar Festival Film Indonesia
  • Official Selection Bogor Independent Film Festival
  • Official Selection Brawijaya Movie Exhibition
  • Nominasi Film Terbaik Brawijaya Film Festival
  • Official Selection Jofafest
  • Nominee Aicifest
  • Nominasi Film Pendek Terbaik Festival Film Pendek Sumedang
  • Nominasi Film Potensi Lokal Festival Film Pendek Sumedang

Berdoa, Mulai juga tayang di layer-layar alternatif, diantaranya sebagai berikut :

  • Screening at Purbalingga Film Festival
  • Screening at Festival Film Merdeka
  • Screening at Klub DIY Menonton
  • Screening at Srawung Sinema oleh Kembang Gula
  • Screening at Festival Film Purnama
  • Screening at Godong Gedang Banjarnegara
  • Screening at Sinema Akhir Tahun
  • Screening at Sinemampir 6 oleh Ruang Film Bandung
  • Screening at Cinematology Vol. 1

Isu Toleransi pada film "Berdoa, Mulai"

Pada film pendek "Berdoa, Mulai", di dalamnya terdapat sebuah topik yang cukup sensitif yaitu mengangkat isu toleransi. "Karena toleransi adalah hal yang dekat dan banyak menjadi perbincangan di sekitar kita. Mulai di sosial media, waktu dekat dengan pemilu, hari raya natal dan lainnya. Pembahasan toleransi akhirnya tidak pernah selesai. Toleransi akan lebih sulit kalau dibahasa secara teori daripada penerapannya. Karena Toleransi harusnya akan lebih sederhana kalau langsung dipraktekan." Kata Muslikha sebagai produser film pendek tersebut.

Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman budaya, suku, agama, dan ras. Sebagai negara dengan keberagaman yang kaya, isu toleransi di Indonesia selalu menjadi topik yang relevan. Toleransi dapat diartikan sebagai sikap saling menghargai perbedaan dan menerima perbedaan dalam masyarakat. Isu toleransi di Indonesia menjadi penting karena masih terdapat beberapa kasus intoleransi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Kasus intoleransi dapat terjadi karena perbedaan agama, suku, budaya, maupun orientasi seksual.

Beberapa kasus intoleransi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain adalah Pembakaran gereja, Pembakaran masjid, pengusiran warga minoritas, pengawasan dalam pekerjaan, dan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok tertentu. Namun, selain kasus intoleransi yang terjadi, Indonesia juga memiliki banyak contoh toleransi yang positif. Banyak masyarakat Indonesia yang hidup harmonis meskipun memiliki perbedaan agama, suku, dan budaya. 

Contoh toleransi yang positif dapat dilihat dalam berbagai bentuk seperti adanya kerjasama dan saling membantu antarsuku, perayaan hari raya bersama-sama, serta adanya dialog antaragama yang membahas isu-isu keagamaan. Pemerintah Indonesia juga berupaya untuk meningkatkan toleransi di masyarakat melalui berbagai program, seperti program pendidikan untuk meningkatkan pemahaman tentang toleransi, pengadilan yang menindak pelaku intoleransi, dan kebijakan yang mendukung keragaman dan keragaman masyarakat.

"Berdoa, Mulai" adalah film pendek yang dibuat dari perspektif minoritas, dimana tokoh utama dari filmnya bernama Ruth yang akhirnya mulai terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan ajaran dari penganut agama yang berbeda darinya. Namun, Ruth tidak menganggap hal tersebut sebagai hal yang serius dan mengancam keimanan pada agama yang ia anut. Ruth adalah bentuk simbol atau representasi dari kaum minoritas yang ada di Indonesia. Film pendek ini mengangkat isu toleransi yang dimana memang banyak menjadi perbincangan di sekitar kita.

Namun ada alasan  lain mengapa perspektif yang diambil adalah dari remaja Katholik, Yaitu seperti yang ucapkan oleh Muslikha "Karena perspektif muslim sudah banyak diketahui oleh masyarakat umum. Karena muslim menjadi mayoritas di negara ini. Namun sedangkan dari sudut pandang minoritas, mungkin banyak yang belum tau bagaimana mereka menerima hal-hal yang diluar dari ajarannya. Mereka ngomong Insyaallah, Alhamdulillah, dan Bismillah merasa biasa saja. Tidak seperti kita (mayoritas) membicarakan tentang mengucapkan natal saja menjadi pembahasan tidak ada habisnya. Jadi film ini membicarakan bagaimana perspektif minoritas melihat toleransi dan bagaimana rasanya menjadi minoritas."

Menurut pendapat saya, film yang mengangkat isu toleransi itu sangat penting. Melalui film, kita dapat mengenal berbagai sudut pandang dan cerita tentang keragaman dan toleransi, yang dapat membantu kita untuk lebih memahami dan menghargai perbedaan dalam masyarakat.

Film yang mengangkat isu toleransi juga dapat menjadi media yang efektif untuk menginspirasi dan membuka pikiran masyarakat tentang pentingnya hidup berdampingan dengan saling menghargai dan menerima perbedaan. Melalui film, kita dapat melihat contoh-contoh positif tentang keberagaman dan toleransi yang terjadi di masyarakat, yang dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menyegarkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, film yang mengangkat isu toleransi juga dapat membantu dalam mempromosikan pesan-pesan penting tentang keragaman dan keberagaman masyarakat Indonesia ke seluruh dunia. Film yang berhasil mengangkat isu toleransi juga bisa menjadi sarana untuk membangun citra positif Indonesia di mata dunia.

Namun demikian, film juga dapat memperkuat stereotip dan penyimpanannya, terutama jika tidak disajikan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa film yang mengangkat isu toleransi tidak hanya menunjukkan keberagaman dalam bentuk yang positif, tetapi juga menghindari pemaksaan atau propaganda tertentu yang dapat memperkuat kemampuannya dan toleransi.

Proses Pembuatan Film

"Berdoa, Mulai" adalah sebuah film pendek yang diproduksi oleh sebuah creative studio bernama Degradians asal Cirebon. Film pendek ini diproduksi pada tahun 2022. Dalam proses pembuatannya, pada tahap produksi hanya memakan waktu dua hari. Dari dua hari tersebut terdapat beberapa lokasi yang dilakukan oleh Muslikha dan kawan-kawan. Muslikha sebagai salah satu Triangle Production juga ikut terlibat dari proses develop hingga proses distribusi.

Dalam sebuah produksi atau proses pembuatan film, tentunya tak dipungkiri untuk menghadapi sebuah rintangan atau kesulitan yang terjadi dalam prosesnya. Pada pra produksi film pendek "Berdoa, Mulai", Muslikha dan crew cukup kesulitan untuk mencari talent yang cocok dengan pemeran utama. Seperti yang dikatakan oleh Muslikha, "Untuk Pra produksi kesulitannya ada pada mencari talent, lalu pada akhirnya menggunakan teman untuk memainkan peran tersebut. Untungnya wajah teman saya masih keliatan kaya orang non-muslim. Sampai pada suatu ketika dalam penayangan alternatif, ada penonton yang bertanya mengenai Ruth. Bertanya apakah Ruth memang beneran non-muslim ? karena wajahnya terlihat pas dan cocok".

Selain mencari talent yang cocok, mereka juga kesulitan dalam mencari peralatan untuk kebutuhan produksi. Karena di Cirebon sendiri, tidak memiliki tempat penyewaan alat yang lengkap. Sehingga Muslikha sebagai produser memberikan arahan untuk menyewa peralatannya di luar kota. Hal ini tentu saja memakan lebih besar biaya produksi. Lalu saat melakukan survey lokasi, terdapat kendala dimana jadwal produksi yang sudah dibuat berbenturan dengan kegiatan lain yang ada di tempat yang akan dilakukan produksi.

Pada proses produksi film pendek "Berdoa, Mulai" terdapat kesulitan pada divisi sound. Dimana pada lokasi pembuatan film tersebut, terdapat sebuah pembangunan yang mengganggu pada suara-suara yang ada. "Akhirnya dilakukan voley dan dubbing untuk gangguan suara yang masuk." Ucap Muslikha. Lalu terdapat sebuah adegan yang dimana seharusnya diperankan oleh anak kecil namun harus diganti dengan crew yang berusia remaja. "Kalau anak kecil kan memang cukup sulit ya untuk di direct, karena mereka selalu meminta jajan dan ini itu yang lain. Ditambah lagi kebetulan sutradara kita tidak terlalu suka dengan anak kecil, sehingga tidak ingi mengambil pusing dengan yang terjadi. Jadi yang mainnya crew sendiri" gurau Muslikha dalam proses wawancara.

Pada post produksi juga terdapat sebuah kendala yang berkelanjutan dari tahap sebelumnya. Yaitu mereka harus melakukan dubbing dan voley untuk scene yang mendapatkan suara gangguan dari pembangunan di lokasi saat itu. Lalu juga terdapat banyak continuity yang berantakan pada scene meja makan. Sehingga banya shot yang dibuang atau tidak digunakan. Pada scene meja makan terdapat banyak shot sehingga memang terdapat tantangan yang sulit dalam mempertahankan continuity pada film tersebut. Hingga akhirnya, Muslikha dan Tanzilal memutuskan untuk membuang beberpaa shot.

Distribusi Film

Pada proses distribusi yang dilakukan oleh Muslikha, banyak membuahkan hasil yang membanggakan. Seperti memenangkan sebuah festival film besar, masuk kedalam official selection Festival Film Indonesia (FFI) hingga nominasi di sebuah Festival film Internasional, yaitu Madani International Flm Festival. Dalam proses distribusinya, Muslikha melakukan pencarian informasi terhadap acara festival atau penayangan alternatif dari berbagai sumber. Salah satunya media sosial, seperti yang dikatakan oleh Muslikha "Karena saya rajin mengikuti informasi dari akun-akun yang berkaitan dengan festival film dan penayangan alternatif di sosial media. Dan berdasarkan informasi disana, saya sering mensubmit."

Dalam sebuah distribusi, tentunya tidak selancar seperti yang sudah direncanakan. Didalamnya tedapat sebuah kegegalan dan penolakan dari berbagai festival atau penayangan film alternatif. "Pada awalnya memang sangat merasa patah hati karena tidak lolos submisi. Banyak pikiran seperti mempertanyakan apakah film saya jelek ? tapi suatu saat saya berbincang dengan teman saya, dan mengatakan barangkali buka filmnya yang jelek. Barangkali submisinya ditolak karena tidak cocok dengan tema festival yang diangkat." Kata Muslikha menanggapi kegagalan yang ia hadapi. Pada dasarnya juga, memang banyak festival film yang mengangkat tema yang beragam ataupun segmented. Sehingga pada proses kurasinya, terdapat film-film yang tidak masuk ke dalam kategori-kategori pada festival film tersebut.

"Berdoa, Mulai" juga telah ditayangkan di berbagai media, seperti platform streaming hingga penayangan alternatif. Dalam kesempatan penayangan tersebut, Muslikha sebagai produser merasa sangat senang dan takjub dengan respon positif yang diberikan oleh menonton. Hal ini menjadi sebuah pacuan bagi Muslikha untuk lebih memperbanyak layar untuk film pendek "Berdoa, Mulai".

Film pendek ini sudah memenangkan berbagai macam festival di Nasional maupun Internasional. Namun terdapat beberapa pernghargaan yang berkesan pada film "Berdoa, Mulai" diantaranya "Panasonic Young Filmmaker", "Genflix Film Festival", "Jakarta Film Week", dan juga "Madani International Film Festival".

Kesimpulan

Film pendek "Berdoa, Mulai" menjadi representasi tentang toleransi dari perspektif minoritas. Secara keseluruhan, film yang mengangkat isu toleransi dapat menjadi sarana yang efektif dalam membantu masyarakat untuk lebih memahami dan menghargai perbedaan dalam masyarakat. Film dapat menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan positif tentang keragaman dan keberagaman masyarakat Indonesia, serta menginspirasi orang untuk hidup bersama dengan saling menghargai dan menerima perbedaan.

Namun, penting untuk memastikan bahwa film yang mengangkat isu toleransi tidak hanya menunjukkan keberagaman dalam bentuk yang positif, tetapi juga menghindari pemaksaan atau propaganda tertentu yang dapat memperkuat diam dan tidak mentolerir. Sebagai penonton, kita juga perlu memiliki sikap kritis dan bijak dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan dalam film, dan mengambil manfaat positif yang dapat membantu kita untuk menjadi lebih terbuka dan menghargai keberagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, kemajuan film pendek di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang positif. Banyaknya festival film pendek dan kompetisi yang diselenggarakan oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah maupun swasta, telah memfasilitasi para sineas muda untuk menampilkan karya-karyanya dan mendapatkan pengakuan. Selain itu, teknologi digital dan internet telah memudahkan penyebaran dan aksesibilitas film pendek, sehingga film-film pendek Indonesia dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

Di sisi lain, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti keterbatasan sumber daya dan akses pembiayaan yang terbatas bagi para sineas muda. Namun, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dan swasta dalam mendukung perkembangan film pendek di Indonesia memberikan harapan bahwa kemajuan film pendek di Indonesia akan terus berlanjut.

Kemajuan film pendek di Indonesia juga memberikan peluang untuk lebih mendalami tema-tema yang belum banyak diangkat dalam film-film layar lebar. Para sineas muda dapat menunjukkan kreativitas dan inovasi dalam mengangkat tema-tema yang dianggap tabu atau sulit dalam film pendek mereka. Dengan demikian, kemajuan film pendek di Indonesia dapat menjadi modal penting bagi perkembangan industri perfilman Indonesia secara keseluruhan, serta memberikan kontribusi dalam memperkaya kekayaan dan kesenian di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun