Mohon tunggu...
Aditya Wisnu
Aditya Wisnu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Debat Perdana Cawalkot Depok, Seperti Ferrari Vs Angkot

20 November 2015   15:03 Diperbarui: 20 November 2015   16:21 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari terakhir Kota Depok membicarakan dan menanti-nantikan debat perdana Calon Wali Kota Depok yang disiarkan live di stasiun televisi Jak Tv. Saya sebenarnya tidak tertarik dengan acara debat ini, tapi keluarga saya seperti ibu, bapak dan adik saya melototin Jak tv sebelum debat dimulai. Bapak saya pun bilang ke saya “Debat ini menentukan pilihan warga Depok dan sebaiknya kamu lihat biar kamu enggak salah pilih,”. Denger bapak ngomong kaya gitu saya langsung duduk depan tv dan mantengin itu debat padahal mulai aja juga belom.

Kesehatan

Saya pun dengan cermat dan teliti melihat debat yang berlangsung sekitar 1 jam ini. Tidak ada kata yang lebih pantas diucapkan dari pada kata “sadis” ketika saya melihat debat perdana ini. Pasangan calon Dimas Oky Nugroho-Dimas Babai (nomor urut 1) terlihat sangat superior dibanding lawannya Idris Abdul Somad - Pradi (nomor urut 2), jika diibaratkan debat ini adalah sebuah ring tinju maka pasangan Idris - Pradi sudah babak belur.

Hal ini terlihat dari visi misi Dimas-Babai yang terlihat konkret dan masuk akal seperti memperbanyak Puskesmas 24 jam yang melayani layaknya rumah sakit, penambahan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) serta menyelesaikan beberapa gedung di RSUD Depok yang terhenti pembangunannya dari tahun 2005 dan memberikan biaya pengobatan gratis pada seluruh warga Depok.

Sedangkan visi misi Idris - Pradi terlalu abstrak dan hanya terlihat seperti mengumbar janji. Mengapa seperti mengumbar janji? Karena program-program dari Idris seharusnya bisa dilaksanakan lima tahun yang lalu sebab Idirs merupakan Wakil Wali Kota Depok. Salah satu janji yang paling bikin saya tertawa ngakak terguling-guling adalah program yang sama dengan memperbanyak puskesmas 24 jam, saya tertawa karena janji ini sudah dipakai lima tahun lalu saat Wali Kota Depok yang sekarang yaitu Nurmahmudi kampanye dan berpasangan bersama Idris.

Bukan hanya itu saja yang bikin saya tertawa bikin Puskesmas 24 jam kenapa tidak dari dulu saja? Memang ada beberapa Puskesmas 24 jam, seperti di Cilangkap tapi tidak melayani orang sakit tapi hanya melayani ibu hamil yang mau melahirkan karena yang berjaga hanya bidan saja karena tidak ada dokter yang siaga 24 jam.

Selain itu, agar tidak kalah dengan pasangan Dimas - Babai yang ingin membangun RSUD baru, pasangan Idris - Pradi berencana akan bikin RSUD baru juga. Hal ini sangat terlihat aneh Idris yang marupakan Wakil Wali Kota Depok tidak mengatakan akan menyelesaikan dahulu gedung-gedung di RSUD Depok yang terhenti pembangunannya sejak 2005.

Saya pun teringat pernah membaca satu artikel di media online nasional yang mengatakan bahwa pembangunan RSUD akan kembali dilakukan pertengahan tahun ini, namun hingga saat ini janjinya hanya sekedar janji dan pada saat debat ini sepertinya dia membuat janji baru yang hanya sekedar janji seperti janji-janji sebelumnya (maaf ya janjinya kebanyakan hehehe...)

Tata Kota

Dimas - Babai akan membangun taman kota, alun-alun dan fasilitas umum untuk mewujudkan Kota Depok yang nyaman dan kota layak anak. Saya tidak mengerti, tapi kenapa visi misi Idris - Pradi juga hampir sama yang ingin membangun taman kota dan mewujudkan Depok yang layak anak. Namun lagi-lagi saya berpikir kenapa taman kota ini tidak dibangun dari lima tahun lalu dimana masih banyak lahan di Jalan Margonda Raya? Malah sekarang dibangun mall, hotel dan apartemen dimana menurut berita-berita apartemen ini dijadikan sarang homoseksual.

Idris juga mengklaim bahwa Depok sekarang sudah kota layak anak dan dirinya mengaku telah mendapat penghargaan dari beberapa lembaga (kurang jelas lembaga yang mana). Saya pun penasaran dan mengecek penghargaan apa yang diterima Kota Depok sebagai kota layak, tapi yang saya dapat malah data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mengatakan bahwa Depok kerap terjadi pelecehan seksual dan paling banyak ketiga di Indonesia. Selain itu, berdasarkan berita di media online, banyaknya begal di Depok disebabkan para pemuda Depok banyak yang menggunakan narkoba dan kurang dikembangkan potensinya karena tidak ada taman-taman kota serta tidak diberi ruang untuk berekspresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun