Mohon tunggu...
aditya wahyu
aditya wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - memulai hobi menulis

Mahasiswa Fisip UAJY 2018

Selanjutnya

Tutup

Film

Konflik Perilaku Tokoh Thor Dalam Film Thor Ragnarok

15 November 2021   02:30 Diperbarui: 15 November 2021   05:43 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi pembaca disini pasti sudah tidak asing lagi dengan Marvel Studios atau biasa disebut dengan MCU. salah satu studio film dengan karya yang sangat fenomenal khususnya dalam pembuatan film superhero. Salah satu film produksi MCU yang terkenal di indonesia yaitu Thor Ragnarok yang rilis pada tahun 2017 silam. Thor Ragnarok merupakan sekuel ketiga dari cerita Thor si dewa petir. 

Berbeda dengan film sebelum sebelumnya pada film ketiga ini lebih dominan menampilkan komedi daripada unsur heroiknya. Walaupun tetap dibalut dengan aksi yang menawan namun banyak juga adegan lucu yang terjadi di tengah cerita. Pada film ketiga ini diceritakan Thor yang mengalami tekanan mental yang luar biasa karena kehilangan banyak hal seperti keluarga, senjata hingga kampung halamanya. 

Tokoh yang awalnya diperlihatkan kuat dan tak terkalahkan di film film sebelumnya malah mengalami kekalahan yang telak hingga sulit untuk bangkit kepada dirinya yang lama. Tentu kehilangan tersebut mempengaruhi perilaku tokoh khususnya emosi dan sifatnya. 

Pada sekuel ketiga ini tokoh utama diperlihatkan berbeda dengan sebelumnya, Thor yang biasanya tampil kuat dan pemberani terlihat tidak berdaya oleh kekuatan kakaknya yang baru saja bangkit dan berencana menguasai seluruh dunia. 

Setelah kekalahan total dari sang tokoh utama suasana cerita berubah menjadi kelam dan Thor pun terpaksa mundur sebentar untuk menenangkan diri karena senjata andalan miliknya yang pada film sebelum sebelumnya tak terkalahkan hancur dengan mudah ketika melawan sang kakak. 

Hal yang tidak disangka ini nampak membuat tokoh utama syok dan kehilangan arah hingga tanpa sadar bertemu dengan tokoh pembantu yang sebenarnya membantu Thor untuk kembali bangkit dari keterpurukan dan kembali menjadi pahlawan dengan mengalahkan kakaknya. 

Berbicara mengenai perubahan perilaku tentu tidak jauh dengan teori lama milik Sigmund Freud yang bernama Psikoanalisis. Psikoanalisis merupakan studi fungsi dan perilaku manusia yang memiliki tiga penerapan yaitu metode penelitian dari pikiran, metode perlakuan dari emosional atau psikologis dan ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia. 

Pada contoh film Thor Ragnarok khususnya perubahan emosional yang dialami oleh tokoh utama terlihat sangat jelas dan sengaja dijadikan daya tarik utama dalam cerita ini.

Dalam teori Psikoanalisis milik Freud terdapat konsep id, ego dan superego. Id merupakan struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera. Sementara Ego merupakan perkembangan dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku seseorang.

Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral. 

Terlihat pada saat Thor yang terbiasa memenangkan pertarungan dihadapkan oleh musuh yang sangat kuat hingga mengalami kekalahan yang memilukan membuat hilangnya kepuasan dalam bertarung kembali. Hal tersebut sempat membuat thor mengalami trauma untuk bertarung kembali melawan kakaknya, dari akibat ini dapat dilihat bahwa Ego milik Thor yang berperan sebagai pengambil keputusan berubah dari menyukai pertarungan menjadi sedikit penakut. Kemudian pengaruh Superego juga terlihat pada saat Thor tetap harus berjuang mengalahkan kakaknya demi keselamatan dunia. 

Tentu Thor akan merasa bersalah apabila dunia hancur akibat kebangkitan dari kakaknya. Oleh karena itu didalam pikiran Thor Ego untuk mengalahkan kakaknya sangatlah besar sehingga membangkitkan kembali motivasi untuk bertarung. Pada saat akhir cerita Thor diperlihatkan menang melawan kakaknya walaupun harus mengorbankan kampung halamanya namun apa yang Thor inginkan sudah tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun