Mohon tunggu...
aditya wahyu
aditya wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - memulai hobi menulis

Mahasiswa Fisip UAJY 2018

Selanjutnya

Tutup

Film

Critical Eleven, Kehidupan Wanita Karier Setelah Menikah

20 September 2021   07:30 Diperbarui: 20 September 2021   07:31 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki era modern seperti sekarang banyak perempuan yang mulai aktif dan terlihat di ruang publik. Perempuan jaman sekarang sudah memiliki keberanian untuk berusaha seperti seorang pria. 

Hal ini terjadi karena golongan perempuan mulai berlomba-lomba menempuh pendidikan untuk meningkatkan prestasi akademik dan melatih keterampilan agar mereka mampu berkarir dalam dunia pekerjaan. 

Dalam film Critical Eleven (2017) yang dibintangi oleh beberapa artis terkenal asal Indonesia seperti Adinia Wirasti (Anya) sebagai pemeran utama dan Reza Rahadian (Ale), terdapat gambaran mengenai perempuan karir sebagai tokoh utamanya. 

Film Critical Eleven menggambarkan tentang 11 menit paling penting di momen pertemuan pertama, di mana 3 menit pertama bersifat kritis karena saat itulah kesan pertama mulai terbentuk, lalu ada 8 menit sebelum berpisah. Film ini menarik untuk diangkat karena selain merepresentasikan perempuan karier dan kesetaraan gender. 

Hal ini diperkuat dengan seorang perempuan diberikan kebebasan hak dalam bekerja dan berdinamika dalam lingkungan pekerjaan. Selain membahas mengenai wanita karier fokus pada film ini juga terdapat unsur kehidupan setelah melalui pernikahan. Fase ini pun didominasi oleh rasa manis seiring tingginya intensitas kebersamaan antara Ale dengan Anya. 

Kehidupan pasangan dari Ale dan Anya berubah drastis semenjak pernikahan mereka. Inilah tahapan dimana pernikahan sedang dalam fase manis. 

Fase ini menunjukan pada penonton untuk mengenal lalu membentuk ikatan dan kemudian terbawa suasana pada dua protagonis utama karena film romansa ini bertujuan untuk mengangkat seberapa jauh emosi penonton terhadap perjuangan para protagonis untuk memenangkan cinta. 

Setelah melewati fase manis ini mulai terlihat perbedaan pendapat bagi keduanya yaitu masing masing dari mereka memiliki karier untuk dicapai namun dikarenakan sudah hidup bersama Anya lebih untuk menuruti suaminya dalam berkarier di New York. Ini merupakan sebuah keputusan berat untuk dijalani karena Anya meninggalkan karier cemerlangnya di Jakarta dan juga sahabat sahabatnya.

 Dalam film ini ditunjukan bahwa di New York pasangan ini mulai mengandung anak mereka yang pertama. Tentu sudah bukan rahasia umum lagi apabila pasangan yang sudah menikah akan memiliki buah hati terutama bagi orang Indonesia yang masih memiliki budaya yang kental. 

Kemanisan dalam rumah tangga tidak akan selalu stabil. Pasti ada fase dimana sebuah pasangan mengalami kejenuhan yang membuat hubungan mereka sedikit merenggang. 

Pada film ini diperlihatkan bahwa tokoh utama dihadapkan pada sebuah ujian yaitu bayi yang dikandung oleh Anya meninggal dunia. 

Hal ini diakibatkan oleh sebuah insiden tidak sengaja namun oleh Ale permasalahan ini dibesar besarkan seolah keguguran ini merupakan kesalahan Anya yang tetap bekerja walaupun sedang mengandung anak pertama mereka. 

Seketika emosi penonton yang pada awalnya bahagia melihat hubungan mereka berubah menjadi sedih karena duka dan sifat Ale yang menyalahkan anya. 

Dari pernyataan Ale itu hubungan mereka menjadi semakin renggang dan Ale menjadi merasa bersalah kepada Anya karena perkataan yang pernah menyakiti istrinya itu. 

Mulai dari sini film mulai memperlihatkan tokoh pendamping yang membantu pasangan ini untuk tetap tegar menghadapi cobaan yang mereka hadapi. 

Hal ini ditampilkan seperti scene dimana ibu Ale memberikan ceramah pada Anya dan juga ayah Ale yang memberikan nasihat pada masalah yang dilalui anaknya. 

Setelah kejadian itu hubungan mereka menjadi lebih baik dan pembawaan dari masing masing pemeran seolah membuat penonton mengira konflik dari cerita ini sudah berakhir. 

Anya dan Ale sudah mulai terlihat seperti suami istri kembali, namun diluar dugaan muncul kembali konflik kedua yang disebabkan oleh Ale yang mengungkit kembali masa lalu yang mereka hadapi. 

Hal ini sebenarnya tidak terduga oleh penonton karena pada adegan sebelumnya pasangan ini sudah kembali mesra seperti sedia kala. 

Dengan adanya konflik kedua ini emosi penonton kembali dimainkan sehingga penonton susah untuk menebak bagaimana akhir dari film ini. Anya yang kembali sakit hati memutuskan untuk pergi dari rumah secara diam diam namun rencana itu sudah diketahui oleh Ale yang kemudian memutuskan untuk mengejar Anya yang hendak berangkat ke luar negeri.

Ketika dalam pengejaran tidak sengaja mobil Ale mengalami kecelakaan dan Ale pun segera dilarikan ke rumah sakit.

Anya yang diberitahu keluarga bahwa Ale kecelakaan membatalkan perjalanannya dan memilih untuk melihat kondisi Ale di rumah sakit. 

Walaupun masih sakit hati dengan Ale Anya tetap perhatian dengan pasanganya membuat penonton paham makna dari mencintai seseorang dan akan berusaha untuk memaafkan apa yang sudah pasangan mereka perbuat. 

Film ini diakhiri dengan permintaan maaf dari Ale yang kemudian dikaruniai anak kedua setelah beberapa bulan menunggu yang sebenarnya terlihat seperti mempercepat penutupan karena durasi film yang sudah mencapai dua jam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun