Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepasang Pedestrian

15 Juli 2019   10:30 Diperbarui: 15 Juli 2019   10:40 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jingga kemerahan di langit Jogja kini telah berganti gelapnya malam. Kaula muda tumpah ruah ke jalan, memadati tiap sudut Jogja. Seperti tak mau ketinggalan, kita juga keluar malam ini menikmati keindahan jogja dimalam hari. Seperti kata Wira "Jangan takut pergi untuk sekedar ngopi, patah hatimu tak sendiri."

Temaram lampu semakin menambah romansa  malam ini, Aku menghampiri dan menyapamu yang tengah duduk menungguku. Kau membalasnya dengan senyuman ramah, dan bercerita tentang kita yang telah lama tak jumpa semenjak tamat SMA. Dihadapan Tugu Jogja kita menumpahkan semuanya, hingga kita beranjak melanjutkan perjalanan.

Tugu Stasiun Jogja ada di seberang jalan, "Ayuk" katamu mengajakku untuk segera melangkah menjauh dari tugu Jogja menuju keramaian. Jalan Malioboro rupanya, begitu sesak oleh kerumunan jiwa-jiwa yang tengah berbelanja khas Jogja.

Meskipun ramai, namun aku masih sangat jelas mendengar suaramu. Sebab aku tak ingin berada di tingkat sepi paling menakutkan, yaitu sepi dalam keramaian. Aku sudah seringkali ditemani sepi, bahkan hingga malam ini sebelum aku bertemu dirimu.

Tugu Jogja/dokpri
Tugu Jogja/dokpri
Langkah kaki kita menyusuri jalanan Malioboro, melintasi angkringan dan menyisakan kenangan. Senyum kecil terlukis di bibirku memandangimu dari belakang ketika kau berjalan di depanku. Kita membuat sepi merasa iri melihat kita yang menikmati malam ini.

2.6 KM seperti tidak ada apa-apanya, langkah kita masih saja menyusuri jalanan tanpa tahu lelah. Sepanjang Malioboro itu pula kita saling melempar tanya, cerita dan canda. Senyum mu menyempurnakan romansa.

Sesederhana berjalan berdua bersamamu melewati Malioboro pada malam itu.


Gerbang alun-alun utara menyambut kedatangan kita, duduk berdua di bangku kafe menikmati susu dan cemilan beratapkan langit Jogja yang tengah cerah bertaburkan bintang. 

Cerita dan canda kita kembali memecahkan suasana malam ini. Hingga kita hampir lupa bila malam telah larut, dan hari hampir berganti. Kita beranjak kembali ke peraduan masing-masing, kau kembali ke rumahmu sedangkan aku kembali menemui sepi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun