Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

R80 dan Mahalnya Harga Tiket Pesawat

15 Februari 2019   21:16 Diperbarui: 16 Februari 2019   00:53 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Januari menjadi bulan di mana masyarakat yang menggunakan jasa transportasi udara merasakan naiknya harga tiket pesawat domestik serta ketentuan bagasi berbayar bila melebihi 7 Kg. Hal ini tentu saja mendapat respons negatif dari masyarakat yang kerap menggunakan transportasi udara untuk kebutuhan kerja, kuliah, pulang kampung, maupun melancong untuk berlibur.

Meskipun suasana tahun baru sudah sebulan berlalu, namun harga tiket pesawat domestik tak kunjung turun. Jika hal ini terus berlanjut maka jumlah penumpang bagi maskapai saja yang mengalami penurunan namun sektor lain juga akan terkena dampaknya, seperti perhotelan, agen penjual tiket pesawat, biro perjalanan dan lain-lain.

Berikut Saya tampilkan harga tiket dari Pekanbaru ke Jakarta per 16 Januari 2019 dari beberapa website penyedia tiket secara online:

Traveloka. (Sumber gambar: Dokpri)
Traveloka. (Sumber gambar: Dokpri)
pegi pegi. (Sumber gambar: Dokpri)
pegi pegi. (Sumber gambar: Dokpri)
Nusatrip. (Sumber gambar: Dokpri)
Nusatrip. (Sumber gambar: Dokpri)
Dan juga Saya menampilkan harga tiket dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur per 16 Januari 2019 sebagai perbandingan:

nusatrip. (Sumber gambar: Dokpri)
nusatrip. (Sumber gambar: Dokpri)
Traveloka. (Sumber gambar: Dokpri)
Traveloka. (Sumber gambar: Dokpri)
Blibli. (Sumber gambar: Dokpri)
Blibli. (Sumber gambar: Dokpri)
Dapat kita cermati bila harga tiket pesawat domestic lebih mahal ketimbang luar negeri, bila hal ini tak segera mendapat penanganan oleh Menhub tentu akan berimbas pada menurunnya jumlah wisatawan lokal yang ingin berkunjung ke destinasi wisata yang ada di nusantara.

Kenaikan harga tiket bila tidak diimbangi dengan pelayanan dari maskapai maka akan lebih membuat penumpang enggan naik pesawat dan mungkin akan mencari transportasi alternative seperti kereta api maupun kapal.

Banyak yang beranggapan mahalnya harga tiket pesawat buntut dari naiknya harga avtur, yaitu bahan bakar pesawat. Kalau sejenis motor ya seperti premium atau pertalite, cuman ini untuk pesawat. Namun bukan itu penyebab satu-satunya yang membuat mahalnya harga tiket pesawat.

Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menjelaskan harga tiket pesawat memang dipengaruhi oleh biaya operasional yang harus ditanggung maskapai. Selain avtur, biaya operasional maskapai mencakup biaya sewa pesawat, biaya perawatan dan asuransi pesawat, dan gaji pegawai.

Sementara selain biaya operasional maskapai, komponen pajak bandara yang kini sudah menyatu dengan harga tiket pesawat juga turut mempengaruhi.

Sebagian besar biaya operasional tersebut, diakui Gerry, dibayarkan maskapai dalam mata uang asing. Oleh karena itu nilai tukar rupiah pun turun mempengaruhi biaya yang ditanggung maskapai dan kemudian berpengaruh kepada harga tiket.

Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut, menurut dia, harga tiket pesawat memang bersifat fluktuatif atau dapat berubah sesuai dengan musim.

Kini Indonesia tengah mempersiapkan rancangan mutakhirnya yaitu pesawat R80 yang dirancang oleh presiden ke-3 Republik Indonesia B. J. Habibie, pesawat R80 diharapkan mampu menghubungkan antar wilayah Indonesia melalui udara dengan rancangan pesawat dalam negeri.

B. J. Habibie saat menjelaskan R80 kepada presiden Indonesia ke 7.
B. J. Habibie saat menjelaskan R80 kepada presiden Indonesia ke 7.
Pak Habibie sendiri memang mempunyai mimpi yang begitu luar biasa mengenai dirgantara untuk Indonesia, sempat mencapai puncak kejayaannya di Indonesia ketika masa Orba kini ia mencoba kembali mengabdi untuk ibu pertiwi melalui R80.

Pesawat R80 buatan B. J. Habibie mempunyai keunggulan dari pesawat yang ia buat sebelum-sebelumnya. R80 yang berkapasitas 80-100 orang ini menggunakan teknologi fly by wire, sebuah sistem kendali yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah.

Kemudian juga menggunakan teknologi yang mampu meminimalisir suara kebisingan yang dihasilkan oleh baling-baling pada sisi kanan dan kiri sayap pesawat R80. Pesawat R80 juga dilengkapi dengan sistem penyesuaian udara, sehingga tekanan udara di kabin pesawat tetap stabil tidak terpengaruh ketinggian pesawat. Hal ini tidak seperti pesawat jarak dekat berbadan kecil, yang tidak memiliki sistem tersebut.

Dari bahan bakar, R80 irit 20% dan hal ini tentu menguntungkan maskapai yang menggunakan pesawat R80. Pesawat ini menggunakan baling-baling atau turboprop yang tentunya lenih irit ketimbang pesawat yang menggunakan mesin jet. Hem.. kebayangkan bila R80 sudah siap mengudara di langit Indonesia, tentunya harga tiket pesawat tidak semahal sekarang.

Hebatnya lagi, meski R80 berkapasitas 80-100 penumpang ia mampu lepas landas di landasan pacu yang pendek, biasanya ini terdapat di bandara kecil yang terletak di kepulauan. Dan pastinya pesawat karya B. J. Habibie ini sudah laku di pasar sekitar 155 unit, diantara yang memesan seperti Nam Air order 100 unit, Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit dan Aviastar 10 unit. Padahal pesawatnya baru dirakit tahun 2019 ini, diperkirakan R80 dapat mengangkasa di langit Indonesia diatas tahun 2023. Pesawat ini baru akan diserahkan ke konsumen yang telah memesan diatas tahun 2025.

Sudah tidak sabar ya menanti R80 terlahir dan merajai langit Indonesia tercinta serta mampu bersaing di dunia, harapanya R80 menjadi solusi dari mahalnya harga tiket penerbangan domestik saat ini dimasa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun