Pada hari Jumat, (10/8/2018) Jokowi dan K. H. Ma'ruf Amin ditemani sembilan partai politik pengusung sudah mendaftarkan diri ke KPU sebagai calon presiden dan calon wakil presiden setelah sebelumnya Jokowi menggelar deklarasi di Gedung Joeang 45 atau Tugu Proklamasi.
Pada deklarasinya tersebut Jokowi menyampaikan kepada publik agar pilpres 2019 berjalan dengan sejuk dan damai, karena pilpres sejatinya adalah ajang adu gagasan dan sepak terjang.
Ia juga mengimbau kepada para pendukungnya yang memadati pelataran Gedung Joeang 45 dan KPU agar tidak berlebihan, sebab saudara kita di Lombok sedang berduka.
Sedangkan kubu oposisi, Prabowo Subianto dan Sandiaga mendaftarkan diri setelah shalat jumat dengan ditemani partai politik koalisinya yaitu PAN dan PKS. Demokrat yang sebelumnya nampak begitu mesra dengan gerindra malah tidak terlihat batang hidungnya.
Banyak pihak berpendapat jika retaknya hubungan Gerindra dan Demokrat akibat Prabowo tidak memilih AHY untuk mendampinginya di Pilpres 2019. Menariknya petahana maupun oposisi sama-sama saling menunggu, mengulur dan melihat kekuatan lawannya dengan mengumumkan bakal cawapres masing-masing di masa injury time.
Di sini publik dikejutkan dengan kedua kubu menjatuhkan pilihannya pada pilihan yang tidak diduga-duga oleh publik. Politik memang dinamis, tentu hal itu sudah diperhitungkan oleh masing-masing kubu.
Dalam memilih bakal cawapres yang menemani mereka pada pilpres 2019 nanti, ternyata pemilihan K. H. Ma'ruf Amin dan Sandiaga sebagai bakal cawapres dapat dijelaskan melalui teori pertukaran sosial dan konsep social capital.
Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran melihat dunia sebagai arena pertukaran, tempat orang-orang saling bertukar ganjaran/hadiah. (Damsar, 2015:62). Apapun bentuk perilaku sosial seperti persahabatan, perkawinan, bahkan koalisi, dan pendamping pada pilpres 2019.
A. Manusia adalah makhluk yang rasional, dia memperhitungkan untung dan rugi.
Teori pertukaran melihat bahwa manusia terus menerus terlibat dalam memilih diantara perilaku alternatif, dengan pilihan mencerminkan cos and reward yang diharapkan berhubungan dengan garis-garis perilaku alternatif ini. Suatu tindakan adalah rasional berdasarkan perhitungan untung dan rugi (Damsar, 2015:62).
Teori pertukaran dapat digunakan untuk memahami mengapa Jokowi memilih K. H. Ma'ruf Amin dan Prabowo memilih sandiaga menjadi cawapres pada pilpres 2018 mendatang. Keuntungan yang di dapat Jokowi ialah dapat menampik tuduhan bahwa Jokowi anti ulama. Andi arief membuat statement bahwa sandiaga memberikan 500 M sebagai mahar politik.