Lalu bagaimana kita mampu mengatasi permasalahn kemerosotan moral ini? Caranya dengan memaksimalkan pendidikan karakter dilingkugan keluarga. Jadi orangtua tidak lepas tangan begitu saja dan menyerahkan sepenuh nya pendidiakn anak kepada lembaga pendidikan.
Ada delapan fungsi keluarga menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang mana setiap fungsi keluarga tersebut mempunyai makna masing-masing yang mempunyai peran penting pada kehidupan keluarga. Diantara fungsi keluarga tersebut adalah fungsi pendidikan, yang mana keluarga menjadi wahana terbaik dalam proses sosialisasi dan pendidikan bagi anak-anak. Keluarga menjadi wahana, dan mensosialisasikan sesuatu kepada anak-anak, mengembangkan potensinya agar dapat menajalankan fungsinya dimasyarakat dengan baik.
Keluarga menjadi aspek penting untuk menanamkan karakter anak sehingga anak mempunyai karakter yang baik (Syamsul Kurniawan 2016:64). Dalam proses pendidikan, sebelum mengenal lingkungan masyarakat yang luas dan sebelum mendapat bimbingan dari lingkugan sekolah, seorang anak lebih dahulu mendapatkan bimbingan atau pendidikan dari kedua orangtua nya atau lingkungan keluarga.
Menarik untuk disampaikan disini, hasil penelitian yang di ungkapkan oleh Suyanto bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewas sudah terjadi ketika berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Artinya karakter banyak dipengaruhi atau diberikan dilingkungan keluarga. Apabila keluarga harmonis, rukun, dan damai maka akan membentuk karakter anak yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H