Pilkada Walikota Bekasi berlangsung pada hari Minggu 16 Desember 2012 dan diramaikan oleh lima pasang calon yang mewakili beberapa partai sepertiPDIP Golkar, PAN, Demokrat, PBB,dan lain sebagainya. Walikota saat ini, yaitu Rachmat Effendi dengan pasangannya Akhmad Syaikhu merupakan calon dengan nomer urut 4 dan mendapat dukungan dari empat partai kenamaan yaitun Golkar, PKS, PBB, dan Hanura.
Calon lain yang cukup kuat adalah Sumiyati dan Anim Imamuddin dengan nomer urut 2 yang mendapat dukunganPDIP PBB, dan PDS. Menariknya Sumiyati ini merupakan istri Walikota Bekasi terdahulu Mochtar Mohammadyangpernah terjerat kasus korupsi sehingga lengser dan digantikan oleh wakilnya yaitu Rachmat Effendi yang saat ini menjabat Walikota Bekasi.
Selain itu, sepasang calon yang berasal dari independen alias tidak berasal dari partai juga ikut berpartisipasi dengan nomer urut 1 yaituShalih Mangara Sitompul danAnwar Anshori.Menariknya semua calon walikota bergelar haji atau hajjah.Kemungkinan para calon yakin dengan gelar ini, dapat menarik lebih banyak calon pemilih karena bisa mencerminkan tingkat ketaatan dalam beragama dan memiliki tameng yang lebih kuat untuk tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama.
Yang menarik lagi, kalau di perumahan lain, biasanya untuk melakukan hajat demokrasi ini biasanya dibuatkan tenda, maka di tempat saya selalu diadakan di sebuah gazebo yang terletak di fasiltas olahraga yang kebetulan ada kolam renangnya.Gazebo terbuka ini, tinggal dilengkapi sekedar penutup kain bewarna putih. Sehingga cukup banyak para pemilih yang melakukan pemilihan sebelum atau setelah selesai berenang. Asyik kan.!
Memasuki TPS, di depannya terpampang poster berisikan lima pasang calon yang ikut bertanding,sebuah bagan tata cara pemungutan suara di TPS, dan juga contoh surat suara yang sah dan tidak sah. Dengan melihat ketiga poster ini, para calon pemilih dapat menentukan calon pilihan berdasarkan hati nurani , kedekatan dengan calon, ataupun kesamaan partai politik pendukung calon. Tentu saja , pemilih juga dapat mengetahui bagaimana alur pemilihan dan kemudian mencoblos dengan benar sehingga suara dan hak pilihnya menjadi sah.
Pagi itu, sekitar pukul 10 pagi, suasana TPS sepi-sepi saja, pada saat saya datang tidak ada calon pemilih lain, sehingga setelah menukarkan “Surat Pemberitahuan Waktu dan Tempat Pemungutan Suara”. Saya langsung diberi nomer urut dan surat suara tanpa harus menunggu di kursi yang telah disediakan. Dan dalam waktu hanya dua menit saya pun selesai mencoblos, memasukan surat suara ke kotak suara, mencelupkan jari kelingking ke tinta biru, lalu keluar meninggalkan TPS.
Sebuah pengalaman memilihyang pertama kali buat saya dalam sebuah pilkada yang sepi.Tidak ada gegap gempita seperti pilkada DKI dengan Jokowi/Ahokdan Foke/ Nara. Dan juga sesungguhnya saya pun tidak pernah mengenal seorangpun dari kelima pasang calon tadi kecuali sempat melihat beberapa baliho yang bertebaran di seantero kota Bekasi.
Namun, asyiknya , setelah melakukan pencoblosan, saya segera masuk ke kolam renang, dan sepanjang pengetahuan saya, mungkin hanya di tempat inilah kita dapat melakukan pencoblosan di Kolam Renang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H