[caption id="attachment_154528" align="aligncenter" width="480" caption="Gudie Book"][/caption]
Tertarik dengan beberapa iklan yang dipasang di banyak tempat tentang The 1st Indonesia Sand Sculpture Festival, akhirnya saya mengarahkan kendaraan saya menuju Sentul City melewati jalan tol Jagorawi yang cukup lenggang di masa libur sekolah lalu. Saat itu kebetulan sudah tahun baru dan juga bukan akhir pekan.
[caption id="attachment_154532" align="aligncenter" width="480" caption="Biografi Pemahat"]
Sudah cukup lama saya tidak ke Sentul City, sehingga kalau saja tidak ada petunjuk yang baik, mungkin saya akan mengalami kesulitan menemukan Taman Budaya Sentul City, dimana diadakan festival patung dari pasir ini. Untungnya, selepas keluar tol, kita cukup mengikuti petunjuk arah yang bahkan sangat banyak. Untuk hal yang satu ini, panitia boleh dikasih lima acungan jempol.
Setelah membayar tiket sebesar 50 ribu rupiah untuk weekdays saya pun masuk ke kawasan yang cukup luas. Oh yah kalau untuk akhir pekan harga tiket lebih mahal sedikit yaitu 75 ribu per orang. Asyiknya kalau kita kebetulan membawa kakek atau nenek yang berusia 65 tahun keatas dan sudah memeiliki KTP seumur hidup, mereka dapat masuk dengan gratis. Ini mirip dengan yang dilaksanakan di negara-negara yang sudah maju.
[caption id="attachment_154529" align="aligncenter" width="480" caption="Tiket dan Guide Book"]
Sehabis melewati gerbang, kami diberi sebuah guide book yang berisi keterangan lengkap mengenai festival yang diadakan dari 18 Desember 2011 sampai 28 Januari 2012 ini. Wah , lumayan juga dalam hati dan tidak percuma membayar 50 ribu. Namun begitu mendekati tenda pertama ada juga sebuah peringatan bahwa kita boleh mengambil foto-foto , namun hanya untuk kepentingan dokumentasi pribadi saja alias tidak boleh diterbitkan untuk umum atau kepentingan komersial. Wah tidak bisa ditulis di Kompasiana nih???Karena itu saya pun tidak memuat foto patung-patungdi tulisan saya.
Pameran patung yang terbuat dari pasir diadakan di dua buah tenda putih yang cukup luas. Ke dua kawasan ini memiliki thema yang berbeda. Tenda pertama berisi tempat, fauna dan kawasan wisata dari Indonesia, karenanya diberi judul “Wonder of Indonesia “. Sedangkan tenda kedua di beri thema “Wonders of the World”.
[caption id="attachment_154530" align="aligncenter" width="512" caption="Beberapa Pemahat Internasional"]
Memasuki tenda pertama yang memiliki tema Wonders of Indonesia saya tertarik dengan kumpulan pahatan dari pasir yang menggambarkan Monas dan Lawang Sewu dari Semarang. Di depan setiap pahatan pasir, diberikan keterangan sekilas mengenai biografi pemahatnya. Pemahatnya ternyata berasal dari mancanegara dan secara kebetulan kebanyakan dari Belanda.. Selain Belanda, juga terapat dari Amerika, Meksiko, Ukraina, dan beberapa negara Eropa lainnya. Sayangnya hanya ada beberapa pemahat dari Asia seperti dari Jepang dan Singapura. Dan mirisnya ntidak ada seorangpun pemahat pasir dari Indonesia?
Selain itu ada beberapa pahatan menarik tentang Candi Borobudur, rumah gadang, Prambanan, Barong, Wayang dan beberapa tempat menarik lainnya dari Indonesia.Tentu saja kumpulan flora dan fauna langka dari Indonesia juga ada di sana seperti komodo dan bunga bangkai. Sayangnya menurut saya pahatan mereka walaupun bagus, tetapi kurang mewakili keindahan Indonesia yang sesungguhnya.
[caption id="attachment_154531" align="aligncenter" width="480" caption="Denah Pameran"]
Di dalam tenda kedua, dengan thema Wonders of the World , menghadirkan beberapa tempat terkenal di dunia, seperti Taj Mahal dari India, Piramida, Sphinx, dan Abu Simbel dari Mesir. Selain itu juga tidak lupa patung Liberty , Big Ben, dan juga beberapa bangunan dari Amsterdam dan Russia. Sayangnya tidak ada pahatan Tembok besar atau pun tempat lain dari Asia.
Secara umum , wisata ke tempat ini dan melihat replika bangunan terkenal dari Indonesia dan dunia akan memberikan kita wawasan baru tentang kekayaan wisata alam dan budaya Indonesia dan dunia. Sayangnya larangan menerbitan foto kecuali mendapat ijin sebelumnya membuat saya tidak dapat menunjukan foto patung pasir karya maestro dari duapuluhdua negara yang dipamerkan sebukan penuh di Sentu ini.
Karena itu silahkan nikamati foto guide book, tiket, dan beberapa pemahatnya saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H