Mohon tunggu...
Aditya Saputra
Aditya Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Melaju lebih baik untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia Mengajukan Bergabung dengan BRICS di era Presiden Prabowo Subianto

3 November 2024   08:54 Diperbarui: 3 November 2024   09:05 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia mengajukan permohonan resmi untuk bergabung dengan BRICS pada tahun 2024 di bawah naungan Presiden Prabowo Subianto. BRICS merupakan lembaga untuk kerja sama antar negara yang berkembang sangat besar di internasional. Nama BRICS diambil dari inisial negara-negara anggotanya yang meliputi dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. BRICS adalah sebuah blok ekonomi yang didirikan pada tahun 2009, untuk menciptakan sistem keuangan dan pengetahuan global yang lebih adil. Anggota BRICS berusaha menurunkan ketergantungan pada sistem ekonomi barat dan bekerja sama dalam berbagai bidang, seperti perdagangan, investasi, teknologi, energi, dan perawatan kesehatan. BRICS ialah sebuah faktor pertumbuhan ekonomi, dengan basis populasi yang sangat besar serta pertumbuhan ekonomi yang relevan sehingga akan memiliki dampak besar terhadap perekonomian global.  

Menteri Luar Negri Bapak Sugiono menjelaskan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Rusia mengenai langkah langkah untuk meningkatkan kerja sama antara BRICS dan negara-negara selatan, diantara nya ialah untuk memperkuat kerja sama atas pembangunan berkelanjutan, lalu menerapkan reformasi multilateral yang komprenshif, dan serta meningkatkan solidaritas dengan negara yang maju dan berkembang.

"Keanggotaan Indonesia di negara-negara BRICS merupakan perwujudan politik luar negri yang bebas dan aktif. Bukan berarti kita akan ikut kubu tertentu, tapi kita akan berpatisipasi aktif di semua forum," tegasnya Bapak Sugiono yang dikutip di Jakarta, Jumat (25/10/2024)

Secara terpisah, Bapak Sugiono menjelaskan prioritas BRICS juga sesuai dengan rancangan Kabinet Merah Putih di era Pak Prabowo Subianto. Kesamaan ini bisa terlihat pada ketahanan pangan dan energi, pengentasan kemiskinan, serta permanfaatan sumber daya manusia. Pak Sugiono juga tidak lupa untuk meminta maaf kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena ketidak hadiran Presiden Prabowo Subianto di KTT BRICS. Ia mengatakan, Pak Prabowo berhalangan hadir karena alasan mendesak

Dengan melihat keanggotaan di BRICS Indonesia bisa menjadikan ini sebagai kesempatan atau peluang untuk memperluas pengaruh dan jangkauan ekonominya di Asia serta global. Adapun beberapa hal yang harus di perhatikan oleh Indonesia dalam merumuskan strategi yang tepat, diantaranya harus diperhatikan ialah mendiversifikasi kemitraan, penguatan dalam ekonomi domestik, dan serta diplomasi yang cerdas

Presiden Prabowo Subianto juga menilai bahwa Indonesia perlu memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat perekonomian domestik melalui aliansi dengan negara berkembang lainnya, dengan penyesuaian kebijakan yang lebih baik, Indonesia juga ditawarkan oleh BRICS untuk berperan lebih besar dalam menentukan arah kebijakan global, khususnya di bidang perdagangan maupun keuangan.

Begitu demikian, Hikmahanto Juwana sebagai guru besar hukum Internasional di Universitas Indonesia. mengatakan juga, bahwa bergabungnya Indonesia dalam perkumpulan BRICS merupakan langkah yang sangat tepat, ia mengatakan Indonesia dapat mengurangi penguasaannya terhadap Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang berkembang hingga saat ini. Hikmahanto berpendapat bahwa pandangan Indonesia terhadap OECD jika dibandingkan saat ini kurang kuat dibandingkan dengan masa lalu. Oleh karena itu, dia menilai tidak ada salahnya Indonesia bergabung dengan negara-negara BRICS. Lalu ia menyimpulkan, semoga kekuatan pasar negara-negara BRICS diharapkan dapat mengimbangi kekuatan ekonomi negara-negara OECD 

Dengan demikian bergabungnya Indonesia bersama BRICS dapat memperkuat perekonomian nasional, Indonesia diharapkan bisa memperluas pasar ekspor, meningkatkan investasi asing, dan memanfaatkan akses keuangan dengan baik. BRICS juga dapat memperluas akses ke negara-negara yang berkembang, seperti Tiongkok dan India. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungannya pada negara-negara Barat. 

Melalui kerja sama teknologi prasarana, Indonesia juga dapat mempercepat pembangunan di berbagai unit, seperti pada unit energi, transportasi, dan telekomunikasi, yang merupakan salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto. Keanggotaan BRICS juga memberikan peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran yang lebih kuat dalam antusias kebijakan global, khususnya pada ketegangan antar negara-negara internasional yang berkembang besar

Namun, keputusan ini juga disertai dengan beberapa tantangan. Bergabung dengan BRICS berarti Indonesia juga harus menyeimbangkan hubungan dengan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang memiliki hubungan ekonomi cukup besar dengan Indonesia. Adanya risiko bahwa beberapa negara Barat mungkin memandang langkah ini sebagai upaya menjauh dari pengaruh mereka.

Selain itu, BRICS sendiri mengalami tantangan internal yang begitu signifikan. Terjadinya perbedaan kepentingan antara anggota BRICS, terutama antara Tiongkok dan India, menjadi sebuah tantangan dalam mengembangkan kebijakan yang benar-benar efektif. Indonesia harus mampu berperan sebagai fasilitator yang memberikan manfaat, sekaligus memaksimalkan potensi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun