aku lupa
Mustahil kalaudengan wajahmu
wajah yang hampir setiap
hari setia mampir
di persimpangan mimpiku
yang dengan lembut kau
ucap mantra tentang rindu.
Menghabiskan kata-kata agar
aku jatuh di kelopak matamu
yang dingin itu
buaian angin menabur
awan di sepanjang jalan
memaksakan kehendak
agar aku lupa akan waktu---
juga dirimu.
Sebatang bara berikan ide
seusai embun menyapa
dingin kopi sisa semalam
hanya saja, daun diterpa
kerinduan--melibatkan kota
menepis cemas
Namamu berulang kali hadir
memegang erat ingatanku
Mustahil aku lupa wajahmu
kau lukis kenangan
menitip cemas dalam angan
walau kita pernah
pecah menjadi air mata
Ambon, 2 Februari 2024
Aditya Hehanussa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H