Kemarin hujan dan kotamu basah.
Kota-kota lain takut karena target selanjutnya adalah mereka. Mata memandang ke arah hijau pedesaan, akankah ada yang merasakannya?
Sampai kini langit masih tampak murung. Dengan selimut hitam, awan yang tadinya putih sekarang menjelma gelap. Bukankah itu pertanda akan datangnya berkah?
Puisi-puisi hujan yang datang membawa rindu, sudah berubah, berbeda dengan sebelumnya. Diksi dimainkan menjadi kalimat utuh. Mulai dari Cerita. Cinta. Cita, sirna setelah badai membuat perempuan menangis dan tak berdaya di pangkuan sang kekasih.
mantra-mantra dirawat kemudian merayu setiap perawan sampai rela tertidur. Angin membuka setiap sudut kewarasan.
Ada yang menangis
Ada yang tertawa
Ada yang diam
Pun candu menahan sakit.
Hualoy, 12 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H