Mohon tunggu...
Aditya Putra
Aditya Putra Mohon Tunggu... -

seorang pencerita tentang kehidupan dan berbagai warna makna di dalamnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BAHAGIA DIOBRAL!!! GAK SAMPE GOCENG, BRO!!!

30 September 2011   01:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa tukang koran di perempatan jalan? Ya karena selain alasan umum yang disebutin di atas. Tukang koran tu kan sering panas-panasan gitu di perempatan, yang beli korannya juga gak terlalu banyak, keuntungannya juga nggak seberapa. Bahkan mungkin gak lebih banyak dari pengemis yang cuma bisa minta-minta doang di perempatan jalan yang sama. Banyak juga tukang koran yang dah lama banget jadi tukang koran. Belasan bahkan puluhan tahun dia menghidupi keluarganya dengan jadi tukang koran. Contohnya kayak tukang koran di pasar Tukangan Magelang, or di perempatan Jl.Magelang daerah Sleman sono.

Buat kita sendiri juga ada manfaatnya karena kita jadi bisa baca koran, membuka wawasan kita sekali-kali. Biar nggak katrok banget, nggak ngerti apa-apa kalo ditanyain tentang kondisi terkini di Indonesia atau dunia. (Promosi dikit: kalo aku paling suka sama koran Republika, manteb banget deh, ulasan beritanya bagus, trus tambahan wawasannya tu banyak pisan. Highly Recommended lah. akunulisginibukankarenadibayarrepublikalho)

Oya, satu lagi tips tambahan, kalau yang kesehariannya naik mobil pribadi, siapin uang 5000 or 10.000 di dashboard atau samping jok, atau dimana aja yang mudah diambil dengan cepat. Kan kalo di lampu merah biasanya harus cepet tu transaksinya. Siapin uang itu buat kita kasihin ke tukang koran nantinya. Nah, kalau selama perjalanan nggak ketemu sama tukang koran, kita minimal dah dapet pahala niat. Dan pahala niat tu nggak kecil lho! Guedhe insya Allah! Subhanallah walhamdulillah, betapa bahagia kami bahwa Engkau adalah Yang Maha Pemurah, ya Rabb…

Tapi kita juga lebih baik selektif kalau mau ngasih lebihan uang ke tukang koran. Seleksinya biasanya aku kasih ke orang yang umurnya dah setengah baya, yang usia dewasa, so kemungkinan besar dia adalah tulang punggung keluarga. Yah bisa pake feeling lah mana yang kerja buat keluarga sama mana yang cuma buat beli rokok, judi sama minum miras. Ada juga soalnya yang jual koran orangnya kucel trus pake tindik sana sini, tato ada di mana-mana, ya sorry aja deh ngasih ke orang begituan, mending duitnya buat beli cendol, Daripada dikasihin dia ntar buat beli rokok or nambah tato. Yah semoga ini nggak termasuk su’udzon, hanya sekadar sebuah ikhtiar untuk memberikan kebaikan lebih tepat sasaran aja.

***

Maaf sebelumnya, biar notesnya gak terlalu panjang, aku bagi dua ya. Notes ini bersambung ke bagian dua
terimakasih....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun