Mohon tunggu...
Aditya Ristianang
Aditya Ristianang Mohon Tunggu... -

founder www.tshirttokoh.com, twitter @aditrist

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Refleksi Orang Muda Katolik

5 Desember 2012   02:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:10 2576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13546754171798706519

Menyatukan langkah untuk satu tujuan dengan peran yang berbeda-beda adalah hal yang sulit, perlu penyatuan visi misi serta kemauan yang mendalam di setiap-setiap elemen. Sebuah masalah tak hanya berada dalam satu sisi penyebab dan tidak hanya dapat diselesaikan dengan sebuah gerakan gerilya, sebuah masalah terjadi karena berbagai penyebab yang tumpang tindih serta terikat kuat sehingga butuh penyatuan berbagai elemen untuk dapat menyelesaikannya dengan sistematis dan terarah.

Itulah sekilas masalah yang terjadi di orang muda katolik saat ini, walau pun saya tak setuju tentang anggapan minoritas dan mayoritas bagi penggeneralisasian agama, dalam hitungan quantitas memang benar jika jumlah orang muda katolik saat ini lebih sedikit, tetapi dalam segi kualitatif orang muda katolik juga memiliki konstribusi yang luar biasa dalam kehidupan menggereja maupun sosial di indonesia, hanya saja pemetaan masalah dan tindakan belum begitu baik.

Dengan mengusung tema “Menegaskan Langkah Dalam Kristus”, 181 Orang Muda Katolik se-Keuskupan Agung Semarang mengadakan kongres di Wisma Salam pada 30 November – 2 Desember 2012, mengangkat masalah-masalah dasar kaum muda saat ini : spiritualitas, ekaristi, karakter, dan ajaran sosial gereja.

Gereja Katolik sebenarnya sudah memiliki ajaran sosial gereja yang menjadikan dasar dan pegangan bagi umat untuk berkontribusi di kehidupan sosial dan kemasyarkatan, tetapi ajaran tersebut tidak begitu dikenal oleh umat. Bahkan mantan presiden Gus Dur membaca dokumen ASG dan konsili vatikan. Ajaran Sosial Gereja berisi tentang sikap politik gereja Katolik, gereja Katolik sebagai institusi tidak boleh terlibat dalam satu partai akan tetapi boleh menyatakan pandangan, serta menyampaikan ajaran politiknya sebagai perjuangan bagi kehidupan sosial dan bermasyarakat.

OMK (Orang Muda Katolik) yang menganggap Politik adalah sesuatu yang “jahat” dan tak boleh untuk di urusi menjadi penyebab tabunya dokumen-dokumen konsili vatikan yang menjelaska tentang ajaran sosialnya, sehingga gerak OMK hanya sebatas liturgi-liturgi yang eksklusif dan hanya sedikit yang mau berkarya keluar gereja. Tak heran kenapa banyak perda yang cenderung diskriminatif terhadap minoritas tetapi dibiarkan saja. Kemana Orang Muda Katolik yang harusnya menjadi garda terdepan mengawasi dan mengontrol perda serta tindakan-tindakan diskriminatif?

Sebagai contoh kasus rencana perusakan Gua Maria di Paroki Wedi Jogjakarta, satu jam setelah mendengar kabar rencana perusakan sekelompok orang muda sudah berjaga-jaga di depan pintu masuk gua. Siapakah mereka? Kelompok orang muda tersebut ternyata adalah anggota Banser dari NU, kejadian yang luar biasa ketika orang lain mengurusi kita tetapi kita tak mau mengurusi apa yang menjadi masalah kita.

Sikap tidak peduli OMK menjadi sorotan dalam kongres OMK KAS 2012 lalu, individualisme kaum muda yang semakin menjadi parasit ditubuh OMK sendiri menjadi penyebab dari berbagai masalah-masalah sosial. Moral, kesenjangan sosial, ketidakadilan, nasionalisme, dan kepekaan terhadap lingkungan adalah anak dari sikap tidak peduli dan acuh OMK. Sulit memang mengubah pemikiran dan sikap acuh orang muda saat ini ditengah-tengah kenyamanan hidup serta serbuan berbagai macam hal instan di abad 21, tak akan bisa semua OMK mau dan peduli dengan keadaan diluar gereja yang sebenarnya menyangkut dinamika gereja. Tetapi hal itu tak bisa dijadikan alasan untuk eksklusifitas OMK, solusi yang nyata dan terarah adalah mencari tokoh-tokoh OMK yang mempunyai kemauan untuk meluangkan sisa waktu sekolah dan pacaran untuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya memang bukan masalahnya, tetapi keprihatinan bersama. Kaderisasi tokoh-tokoh OMK yang sistematis, memperhatikan arah pemikiran dan gerak mereka sehingga nantinya apa yang dikaryakan menjadi kebahagiaan diri dan totalitas karya yang tak diragukan.

Sebuah refleksi dari kegiatan pengumpulan OMK dan pemantapan arah gerak OMK dalam menyelesaikan masalah iman maupunsosial, semoga dengan adanya kongres ini OMK KAS mampu berkarya dibidangnya masing-masing dan menjadikan gereja bagian dari darah dan dagingnya.

Selamat bertemu di Kongres OMK KAS tahun 2014 kawan! Saya tunggu hasil karya kalian dua tahun lagi. :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun