Mohon tunggu...
Adityarini K.
Adityarini K. Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Senang membaca tulisan dengan berbagai tema, terutama yang berkaitan dengan bahasa dan lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengapa TBC Menjadi Penyakit Paling Mematikan di Dunia?

24 Maret 2021   01:05 Diperbarui: 28 Maret 2021   19:07 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga belas tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2008, arkeolog menemukan dua kerangka manusia kuno yang berusia 9.000 tahun. 

Tidak diketahui secara pasti penyebab kematiannya, namun para peneliti menemukan bahwa tulang dari kedua manusia kuno ini terinfeksi oleh bakteri yang sangat familiar, yaitu tuberculosis. Sampai sekarang, tuberculosis masih menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia.

Namun, apa itu tuberculosis dan mengapa penyakit ini bisa bertahan dan menjadi epidemi sampai sekarang?

Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular yang biasanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB). Di Indonesia, penyakit ini dikenal oleh masyarakat umum sebagai TBC atau flek paru. 

Sama seperti Covid-19, TB umumnya menyerang paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan. Namun, dalam beberapa kasus, TB juga bisa menyerang organ tubuh lainnya termasuk mata, ginjal, otak, kulit, kelenjar getah bening, dan tulang.

Tuberculosis ditemukan di semua negara di dunia dan menyerang manusia tanpa memandang umur, baik laki-laki maupun perempuan. Pada tahun 2019, WHO mencatat setidaknya ada 10 juta orang di seluruh dunia yang menderita tuberculosis dan 1.4 juta di antaranya meninggal dunia. 

Di tahun yang sama, negara kita, Indonesia, menduduki peringkat kedua teratas di bawah India yang masih mendapati kasus baru tuberculosis, disusul oleh China, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Afrika Selatan.

Menginfeksi Berbagai Organ di Dalam Tubuh

Mycobacterium tuberculosis (Image: Janice Carr, public domain)
Mycobacterium tuberculosis (Image: Janice Carr, public domain)

Penyakit tuberculosis ditularkan dari manusia ke manusia lain melalui udara, yaitu ketika penderita TB paru aktif melepaskan patogen melalui hembusan napas, bicara, tertawa, atau batuk, kemudian udara yang di dalamnya terdapat patogen tersebut terhirup oleh orang lain.

Patogen TB berciri airborn dan dapat bertahan di udara kurang lebih selama 6 jam, namun konsentrasinya menurun di tempat dengan sirkulasi udara yang baik dan terpapar sinar matahari.

Setelah terhirup, bakteri TB akan menginfeksi paru-paru. Dalam keadaan ini, sel imun di dalam tubuh akan melindungi bagian yang terinfeksi dengan menyerap dan menghancurkan bakteri yang menyerang.

Dalam banyak kasus, respons ini sudah cukup untuk membunuh bakteri. Namun, orang-orang dengan kondisi medis tertentu seperti malnutrisi, HIV, diabetes, dan kehamilan kemungkinan tidak memiliki daya tahan tubuh cukup kuat untuk melawan serangan bakteri.

Jika hal ini terjadi, bakteri tuberculosis akan bereproduksi di dalam sel imun dan membangun koloni di jaringan paru-paru. Lama-lama, bakteri dapat menggunakan enzim perusak sel untuk menghancurkan jaringan yang terinfeksi. Inilah yang memicu rasa nyeri di dada dan menyebabkan batuk berdarah pada penderita TB.

Karena paru-paru adalah organ utama yang memasok oksigen ke dalam tubuh, kerusakan yang terjadi pada paru-paru menyebabkan tubuh kekurangan oksigen yang memicu perubahan hormonal termasuk menurunnya nafsu makan dan produksi zat besi. Maka dari itulah penderita TB aktif akan merasa mudah lelah dan tidak bertenaga.

Dari sini, mikroba dapat menjalar ke sistem rangka yang dapat menyebabkan nyeri punggung dan kesulitan bergerak, ke ginjal dan tubuh bagian dalam yang menyebabkan nyeri pada perut, dan ke otak yang menyebabkan sakit kepala atau gangguan kesadaran. 

Gejala-gejala ini memunculkan gambaran klasik penyakit TB, yaitu berat badan turun, batuk berdarah, mudah lelah, dan kulit pucat.

Perlu Usaha Besar untuk Melacak dan Mengobati

Gejala penyakit TB cenderung tidak muncul segera setelah infeksi. Biasanya TB memiliki periode di mana bakteri ada di dalam tubuh seseorang, namun orang itu baik-baik saja dan tidak menunjukkan gejala. Keadaan ini disebut kasus TB laten.

Orang dengan TB laten tidak berisiko menularkannya kepada orang lain. Namun, jika tidak mendapat penanganan, TB laten berpotensi berubah menjadi TB aktif ketika di kemudian hari daya tahan tubuh si penderita menurun. Dalam keadaan aktif inilah TB bisa menular kepada orang lain.

Sekitar 90% orang yang terinfeksi TB tidak menunjukkan gejala apa-apa. Inilah yang membuat TB sangat sulit didiagnosis. Kemudian, meskipun TB terdiagnosis dengan baik, pengobatan TB bisa memakan waktu sekitar 6 sampai 10 bulan. 

Selama itu, pasien harus mengonsumsi berbagai obat yang memiliki banyak efek samping. Terkadang, hal ini membuat para penderita TB enggan untuk menyelesaikan pengobatannya sampai tuntas. Berita buruknya, pengobatan TB yang tidak tuntas dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap obat. 

Saat ini, TB masih dijumpai di banyak negara di dunia. Sebagian besar negara-negara ini menghadapi krisis kesehatan lain yang memperburuk TB dan memicu kasus-kasus laten. 

Lebih buruk lagi, terkadang pengobatan TB masih sulit diakses di negara-negara ini, dan stigma terhadap TB dapat membuat orang enggan untuk memeriksakan diri dan menjalani pengobatan yang sebenarnya sangat mereka butuhkan.

Untuk melindungi diri dari tuberculosis, jika kamu merasa pernah berkontak dengan penderita TB atau mengalami gejala TB seperti batuk, keringat malam, penurunan nafsu makan dan berat badan, demam, atau mudah lelah, segeralah melakukan pemeriksaan ke dokter supaya dokter dapat mendiagnosis sejak dini dan pengobatan dapat dilakukan dengan tepat. 

Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat memperbesar peluang kesembuhan pada penderita TB.

Sumber lain: video TED-Ed "What makes tuberculosis (TB) the world's most infectious killer?"


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun