Mohon tunggu...
Adityarini K.
Adityarini K. Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Senang membaca tulisan dengan berbagai tema, terutama yang berkaitan dengan bahasa dan lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengapa TBC Menjadi Penyakit Paling Mematikan di Dunia?

24 Maret 2021   01:05 Diperbarui: 28 Maret 2021   19:07 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susunan dalam organ paru-paru (Image: Robina Weermeijer/Unsplash)

Setelah terhirup, bakteri TB akan menginfeksi paru-paru. Dalam keadaan ini, sel imun di dalam tubuh akan melindungi bagian yang terinfeksi dengan menyerap dan menghancurkan bakteri yang menyerang.

Dalam banyak kasus, respons ini sudah cukup untuk membunuh bakteri. Namun, orang-orang dengan kondisi medis tertentu seperti malnutrisi, HIV, diabetes, dan kehamilan kemungkinan tidak memiliki daya tahan tubuh cukup kuat untuk melawan serangan bakteri.

Jika hal ini terjadi, bakteri tuberculosis akan bereproduksi di dalam sel imun dan membangun koloni di jaringan paru-paru. Lama-lama, bakteri dapat menggunakan enzim perusak sel untuk menghancurkan jaringan yang terinfeksi. Inilah yang memicu rasa nyeri di dada dan menyebabkan batuk berdarah pada penderita TB.

Karena paru-paru adalah organ utama yang memasok oksigen ke dalam tubuh, kerusakan yang terjadi pada paru-paru menyebabkan tubuh kekurangan oksigen yang memicu perubahan hormonal termasuk menurunnya nafsu makan dan produksi zat besi. Maka dari itulah penderita TB aktif akan merasa mudah lelah dan tidak bertenaga.

Dari sini, mikroba dapat menjalar ke sistem rangka yang dapat menyebabkan nyeri punggung dan kesulitan bergerak, ke ginjal dan tubuh bagian dalam yang menyebabkan nyeri pada perut, dan ke otak yang menyebabkan sakit kepala atau gangguan kesadaran. 

Gejala-gejala ini memunculkan gambaran klasik penyakit TB, yaitu berat badan turun, batuk berdarah, mudah lelah, dan kulit pucat.

Perlu Usaha Besar untuk Melacak dan Mengobati

Gejala penyakit TB cenderung tidak muncul segera setelah infeksi. Biasanya TB memiliki periode di mana bakteri ada di dalam tubuh seseorang, namun orang itu baik-baik saja dan tidak menunjukkan gejala. Keadaan ini disebut kasus TB laten.

Orang dengan TB laten tidak berisiko menularkannya kepada orang lain. Namun, jika tidak mendapat penanganan, TB laten berpotensi berubah menjadi TB aktif ketika di kemudian hari daya tahan tubuh si penderita menurun. Dalam keadaan aktif inilah TB bisa menular kepada orang lain.

Sekitar 90% orang yang terinfeksi TB tidak menunjukkan gejala apa-apa. Inilah yang membuat TB sangat sulit didiagnosis. Kemudian, meskipun TB terdiagnosis dengan baik, pengobatan TB bisa memakan waktu sekitar 6 sampai 10 bulan. 

Selama itu, pasien harus mengonsumsi berbagai obat yang memiliki banyak efek samping. Terkadang, hal ini membuat para penderita TB enggan untuk menyelesaikan pengobatannya sampai tuntas. Berita buruknya, pengobatan TB yang tidak tuntas dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap obat. 

Saat ini, TB masih dijumpai di banyak negara di dunia. Sebagian besar negara-negara ini menghadapi krisis kesehatan lain yang memperburuk TB dan memicu kasus-kasus laten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun