Menulis memang tidak mudah. Aktifitas intelektual sejati, katanya. Dalam quotes yang melegenda, mbah pramoedya ananta toer mengatakan "Menulis adalah bekerja untuk keabadian". Anda boleh meninggal, dipenjara, diracun dan disiksa - tapi tulisan tetap bersuara lantang menyuarakan kebenaran.
Tulisan telah mengubah dunia. Ini mosi penting dalam milestone sejarah kita. Semua revolusi diawali dari tulisan, tak peduli barat atau timur.
Tahukah anda, ada 250.000 orang hadir menyaksikan pembacaan tulisan (pidato) "I Have a Dream" dari Martin Luther King?
Ingat bagaimana tulisan-tulisan Amien Rais di harian Republika berdampak pada 'kudeta' tahun 1998?
Sadarkah kita fenomena Jokowi-Ahok disokong oleh ribuan media massa yang disusun dari kepingan huruf dan angka dalam koran, televisi, dan kanal berita online?
Singkat kata, dunia dibentuk oleh tulisan. Anda ingin mengubah dunia? Menulislah.
Menulis boleh apa saja. Sebagian memuaskan hasrat diri sendiri. Sebagian membagi ilmunya pada yang lain.
Tapi ada perbedaan signifikan antara tulisan yang biasa saja, dengan tulisan yang mengubah dunia:
Tulisan itu menggerakan orang lain.
It moves people to do something beyond their imagination.
To do something, for the sake of theirself.