Mohon tunggu...
Samuel Aditya Eko Putranto
Samuel Aditya Eko Putranto Mohon Tunggu... -

Pemerhati sosial, individu maupun kelompok. Bengkel Kejiwaan\r\n \r\nMahasiswa Psikologi Sanata Dharma

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Batas Suara

23 Juni 2014   02:03 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:47 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pernahkah Engkau mencoba menapaki jalan Tuhan?

Yang tak masuk akal,

Tetap Ia mencintaimu

Rintihan nadi dalam dekapan rindu membakar belukar yang disemai

Suatu kecintaan yang Tuhan berikan tanpa balasan

Cinta yang ku tuai pada Ayah dan Bunda

Ku terima dengan lapang dada

Akan ku cuba tuk tetap bertahan, dikala yang lain Runtuh

Belajarlah menjadi orang hebat,

Tertawakanlah masa lalu bukan menyesalkannya


Satu menit yang kunikmati dengan kegembiraan, lebih bernilai daripada satu tahun dalam penyesalan, keluhan, dan kemarahan

Ku cuba tuk belajar  menjadi pribadi yang  kuat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun