Mohon tunggu...
Aditya Pratama
Aditya Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi

Empowering Youth, Shaping Tomorrow: Positive in Action, Strong in Character

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Identitas: Bagaimana Masyarakat Pangkalpinang Kehilangan Akal dan Budaya Fangin Tongin Tjitjong?

18 Oktober 2024   11:37 Diperbarui: 18 Oktober 2024   11:52 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Solusi dan Revitalisasi Budaya

Untuk mengatasi krisis identitas ini, diperlukan upaya yang sistematis dan kolaboratif. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah revitalisasi budaya lokal melalui pendidikan dan kampanye budaya. Generasi muda perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya tradisi dan nilai-nilai lokal sebagai bagian dari identitas mereka.

Selain itu, pemerintah daerah dan komunitas adat harus bekerja sama untuk melestarikan budaya Fangin Tongin Tjitjong, misalnya dengan menjadikannya bagian dari kurikulum sekolah atau menyelenggarakan festival tahunan yang merayakan budaya lokal. Langkah ini dapat membantu menghidupkan kembali rasa kebersamaan dan solidaritas yang pernah menjadi inti kehidupan masyarakat Pangkalpinang.

Krisis identitas yang dialami oleh masyarakat Pangkalpinang terkait dengan hilangnya budaya Fangin Tongin Tjitjong merupakan masalah yang serius dan memerlukan perhatian segera. Modernisasi memang membawa banyak manfaat, tetapi dampaknya terhadap nilai-nilai tradisional tidak boleh diabaikan. Jika masyarakat Pangkalpinang ingin mempertahankan identitas budaya mereka, diperlukan upaya kolektif untuk melestarikan tradisi yang mendefinisikan mereka sebagai komunitas. Penelitian ini memberikan landasan untuk kajian lebih lanjut mengenai cara-cara untuk menjaga keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian budaya.

Ketika tradisi Fangin Tongin Tjitjong mulai memudar, kita lebih memilih berselancar di dunia maya daripada menjaga akar budaya sendiri. Lalu, apa gunanya modernisasi jika kita kehilangan jati diri di dalamnya?

Referensi Jurnal Kajian:

  1. Setiawan, A. (2020). Modernisasi dan Krisis Identitas di Daerah Lokal Indonesia. Journal of Cultural Studies, 5(2), 112-125.
  2. Hidayat, M. S. (2021). Globalization and the Erosion of Traditional Values: A Case Study in Bangka Belitung. Indonesian Journal of Social and Cultural Anthropology, 19(1), 73-89.
  3. Scuotto, V., Arrigo, E., & Giacosa, E. (2022). Leveraging Social Media Marketing for Business Innovation in Small and Medium Enterprises. Technological Forecasting and Social Change, 175, 121342

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun