Dalam rangka merayakan kemerdekaan Indonesia yang ke-79, generasi muda Bangka Belitung berkolaborasi dengan Ishadi Cual, seorang tokoh yang dikenal sebagai pelopor pelestarian budaya Cual, untuk meluncurkan gerakan 'Cual Lestari, Warisan Terjaga'. Gerakan ini bertujuan untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali kain Cual sebagai bagian dari warisan budaya Bangka Belitung, sambil memastikan bahwa tradisi ini tetap relevan di era digital.
Kain Cual adalah salah satu ikon budaya Bangka Belitung yang kaya akan sejarah dan makna. Dikenal dengan motifnya yang unik dan indah, kain ini mencerminkan identitas dan kearifan lokal masyarakat setempat. Namun, seperti banyak warisan budaya lainnya, kain Cual menghadapi tantangan di tengah modernisasi dan globalisasi yang semakin pesat. Generasi muda kini dihadapkan pada dilema antara menjaga tradisi dan beradaptasi dengan gaya hidup masa kini yang serba digital.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Gerakan 'Cual Lestari, Warisan Terjaga' hadir sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan. Gerakan ini mengajak generasi muda untuk tidak hanya menghargai warisan budaya, tetapi juga berperan aktif dalam pelestariannya. Melalui inovasi dan kreativitas, generasi muda Bangka Belitung berusaha membawa kain Cual ke platform digital, menjadikannya lebih dikenal dan diterima oleh khalayak yang lebih luas.
Ishadi Cual, yang dikenal sebagai jantung budaya Bangka Belitung, memainkan peran penting dalam gerakan ini. Dengan pengalamannya yang luas dalam mempromosikan dan melestarikan kain Cual, Ishadi menginspirasi dan membimbing generasi muda dalam upaya mereka untuk mengangkat kain ini ke kancah nasional dan internasional. Melalui kolaborasi ini, kain Cual tidak hanya dilestarikan, tetapi juga diberi napas baru, dengan desain dan aplikasi yang lebih modern dan sesuai dengan selera generasi muda.
Dalam pelaksanaannya, gerakan ini memanfaatkan media sosial sebagai alat utama untuk menyebarkan kesadaran dan menggalang dukungan. Konten kreatif yang menampilkan keindahan dan keunikan kain Cual dibuat dan dibagikan secara luas, menarik perhatian tidak hanya dari masyarakat lokal, tetapi juga dari luar Bangka Belitung. Selain itu, berbagai workshop dan kegiatan interaktif diadakan untuk melibatkan lebih banyak orang dalam proses pelestarian ini.
Gerakan 'Cual Lestari, Warisan Terjaga' bukan hanya tentang menjaga sebuah tradisi, tetapi juga tentang merayakan identitas dan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat Bangka Belitung. Di tengah semarak perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-79, gerakan ini menjadi simbol bahwa warisan budaya lokal dapat terus hidup dan berkembang, bahkan di era digital yang serba cepat. Dengan semangat kebersamaan dan inovasi, generasi muda Bangka Belitung dan Ishadi Cual telah menunjukkan bahwa tradisi dapat terus relevan dan memberikan makna di masa kini.
Semoga gerakan ini menginspirasi lebih banyak orang untuk melestarikan warisan budaya mereka, dan bahwa kain Cual akan terus menjadi simbol kebanggaan dan identitas Bangka Belitung untuk generasi yang akan datang.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H