Pangkalpinang, 14 Agustus 2024 - Menjelang perayaan ke- 79 tahun kemerdekaan Indonesia, perhatian publik semakin tertuju pada upaya pelestarian budaya tradisional yang kian tergerus oleh perkembangan zaman. Salah satu warisan budaya yang menjadi fokus utama adalah kain Cual, warisan leluhur khas Bangka Belitung, yang kini menghadapi tantangan untuk tetap relevan dan lestari di tengah perubahan gaya hidup modern.
Kain Cual, yang dikenal dengan motif-motif unik dan proses pembuatan yang rumit, bukan sekadar kain ia adalah identitas budaya dan simbol kebanggaan masyarakat Bangka Belitung. Namun, dengan semakin terbatasnya jumlah pengrajin dan berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan tradisi ini, kain Cual menghadapi risiko kepunahan.
Melihat kondisi ini, Gen Z dan milenial di Bangka Belitung mulai menyadari pentingnya peran mereka dalam menjaga warisan budaya. Mereka tidak hanya sekadar penonton, tetapi juga pelaku yang berpotensi untuk membawa kain Cual ke panggung nasional dan internasional dengan sentuhan inovasi dan kreativitas yang mereka miliki.
"Saya, Teman-teman saya, dan Generasi kami memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga tradisi leluhur ini. Melalui kolaborasi, kami bisa memadukan nilai-nilai tradisional dengan teknologi dan tren modern agar kain Cual tidak hanya dikenal di Bangka Belitung, tetapi juga di seluruh Indonesia bahkan dunia," ujar Aditya Pratama, seorang Pemuda yang aktif dalam Kegiatan Branding budaya di Pangkalpinang.
Upaya kolaboratif antara Gen Z dan milenial di Bangka Belitung tidak hanya terbatas pada pelestarian kain Cual secara fisik, tetapi juga bagaimana mereka dapat merekonstruksi narasi budaya di baliknya. Dengan memanfaatkan platform digital, mereka berusaha mengangkat cerita-cerita historis tentang kain Cual, memperkenalkan motif-motif tradisional kepada publik yang lebih luas, dan menggali potensi ekonomi kreatif dari produk-produk berbasis Cual.
Sebagai bagian dari upaya untuk menjaga warisan budaya lokal. ISHADI Cual, menciptakan sebuah inisiatif yang didedikasikan untuk pelestarian kain Cual khas Bangka Belitung. Telah meluncurkan kampanye dengan Tajuk "Warisan Tradisi, Gaya Masa Kini" di berbagai platform media sosial. Kampanye ini bertujuan untuk merekonstruksi budaya Cual dan memperkenalkannya kepada generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital. Melalui serangkaian konten kreatif seperti video dokumenter, tutorial, dan cerita di balik motif-motif kain Cual, ISHADI Cual berupaya mengedukasi dan menginspirasi Gen Z dan milenial untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya mereka.
Tidak hanya berhenti di sana, ISHADI Cual juga mengundang generasi muda di Pangkalpinang untuk berkolaborasi dalam branding dan promosi kain Cual. Kolaborasi ini diharapkan dapat menggabungkan kreativitas dan teknologi yang dimiliki oleh Gen Z dan milenial dengan nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam kain Cual. Melalui pendekatan ini, kain Cual tidak hanya akan dikenal sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai bagian dari identitas modern yang dapat dibanggakan oleh generasi muda.
"Kami melihat potensi besar dalam generasi muda untuk menjadi duta pelestarian budaya. Dengan kolaborasi ini, kami ingin memberikan ruang bagi mereka untuk berkontribusi dalam menjaga dan mempromosikan kain Cual melalui cara-cara yang lebih relevan dan inovatif, Ini adalah momentum yang tepat untuk merevitalisasi kain Cual sebagai bagian dari identitas kita. Dengan semangat kemerdekaan, kita harus bersama-sama melestarikan dan mempromosikan kain Cual agar terus hidup di tengah-tengah masyarakat" Mengutip dari Founder ISHADI Cual."
Meski tantangan ke depan tidak ringan, harapan tetap ada di tangan generasi muda yang dinamis dan inovatif. Melalui sinergi antara tradisi dan modernitas, kain Cual tidak hanya akan menjadi warisan yang dilestarikan, tetapi juga menjadi simbol dari sebuah generasi yang peduli terhadap akar budayanya dan berani membawa warisan tersebut ke masa depan.