KONFLIK SOSIAL TOKOH LANSIA DALAM DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA)
Kehidupan manusia tentu ada konflik, awal permasalah, dan Akhir bahagia yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga karya sastra, tidak semua sastrawan mampu membuat atau menciptakan sastra yang menarik. Maka dari itu, Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang terinspirasi atau diadaptasi dari kehidupan pribadi maupun lingkungan disekitarnya sehingga terbentuk berbagai macam karya. Karya sastra dimaknai sebagai ungkapan batin seseorang melalui bahasa dengan cara menggambarkan peristiwa atau perasaan yang sedang dirasakan di kehiudpan nyata.Â
Meskipun terinspirasi dari dunia nyata, tapi karya sastra dibuat secara imajinatif berdasarkan kemauan dari penulis itu sendiri. (Damono,2020) mengemukakan bahwa karya sastra tidak jatuh dari langit, tetapi diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan adalah anggota masyarakat; ia terikat oleh kelompok sosial tertentu yang pada gilirannya menyangkut pendidikan, agama, adat istiadat, dan segenap lembaga sosial yang ada di sekitarnya.
Drama merupakan karya sastra yang dipentaskan oleh dua orang atau lebih menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan percakapan dialog dan ekspresi gerakan para pemain. Suroso (dalam Salsabila and Devi, 2021) berpendapat bahwa drama sebagai karya sastra secara struktural memiliki elemen tokoh, jalan cerita, latar tema, dan amanat. Permasalahan dalam drama biasanya disajikan dalam cerita kehidupan sehari-hari atau fiksi yang membuat para penonton terpancing emosi dan pikiran mereka. Drama pada dasarnya merupakan jelmaan dari kehidupan nyata manusia yang dibuat dalam bentuk panggung pentas ditampilkan di depan banyak orang.
Sinopsis Drama Sepasang Merpati Tua Karya Bakdi Soemanto
 Ada sepasang suami istri yang sudah tua. Pada waktu malam hari, sang nenek sedang duduk di ruang tengah rumahnya sambil menyulam dan berbicara sendiri. Kemudian masuklah sang kakek keruang tengah sambil mengenakan kopiah, nenek pun terkejut, dan akhirnya kakek duduk menyendiri sambil membaca Koran. Kemudian nenek pun mendekati kakek, namun kakek kurang menyukai. Mereka pun menceritakan tentang cita-cita mereka.Â
Kakek yang memiliki jiwa sosial memiliki cita-cita ingin menjadi diplomat, akan tetapi hal itu ditentang oleh nenek karena kakek ingin menjadi diplomat kolong jembatan, hal tersebut membuat nenek kesal pada kakek, hal tersebut sangat bertolek belakang dengan keinginan nenek untuk menjadi terkenal, memiliki kedudukan, dan jabatan yang tinggi, tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya yang hidupnya menderita.
Malam semakin larut mereka berdua masih duduk di ruang tengah, masih saja membicarakan kehidupan mereka, dengan usia yang sudah semakin tua nenek pun bertanya kepada kakek tentang kapan akan mati, selanjutnya menjelaskan bahwa memang harus siapsiap. Nenek mulai ketakutan terlebih ketika mereka mendengarkan lonceng jam dinding dua belas kali mereka berdua tidak hanya ketakutan namun juga kebingungan, bawasannya sebentar lagi akan pagi dan merasa usia semakin bertambah, namun sangakake masih dapat member pengertian pada nenek yang belum mengetahui ukuran adanya kehidupan.Â
Dalam kehidupan bermasyarakat tentu akan selalu ada masalah-masalah yang bermunculan dan permasalahan tersebut ingin segera diselesaikan. Namun, kenyataannya permasalahan tersebut tak kunjung tuntas dan semakin bertambah. Hal ini disebabkan ulah para pejabat yang hanya menerima keluhan rakyat tanpa menyelesaikannya. ini yang diceritakan dalam pertunjukan 'Sepasang Merpati Tua'.
Dimana dalam kehidupan sosial masyarakat itu penuh dengan permasalahan yang mesti segera diselesaikan. Namun dalam kenyataan, masalah tak kunjung selesai, hal ini dikarenakan ulah para pejabat pemerintahan yang membiarkan masalah-masalah rakyatnya terus menumpuk. Sebagian kecil masalah yang diangkat dalam naskah ini adalah masalah sampah dan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan yang dibawah kolong jembatan.
Hasil Analisis Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan konflik yang terjadi antara individu dengan individu lainnya, sehingga membuat para penonton terpancing emosi dan pikiran. Dalam drama Sepasang Merpati Tua karya Bakdi Soemano terdapat konflik sosial dalam alur ceritanya yaitu, (1) konflik Sosial Pribadi, (2) konflik Sosial Kelompok, (3) konflik Sosial Kesenjangan Sosial,dan (4) Konflik Sosial Fisik. Berikut hasil analisis konflik sosial dalam drama Sepasang Merpati Tua karya Bakdi Soemanto.
 1.) Konflik Sosial Pribadi Dalam drama "Sepasang Merpati Tua karya Bakdi Soemanto" terdapat konflik antar tokoh kakek dan nenek yang sedang bersanda gurau dan menceritakan tentang masa muda mereka. Nenek berbicara sendiri sambil ngedumel tentang kakek, karena lupa diri kalau ia sendiri sudah tua.
2.) Konflik Kelompok Konflik kelompok terjadi karena adanya pertentangan antar kelompok dengan kelompok lainnya di dalam masyarakat. Misalnya, pertentangan antara dua perusahaan yang memproduksi barang sejenis dalam memperebutkan daerah pemasaran, pertentangan antara dua kesebelasan olahraga. Dalam drama Sepasang Merpati Tua karya Bakdi Soemanto terdapat konflik antara Kakek dan Nenek yang berawal dari kakek ingin memberitahu rahasianya hingga berujung perdebatan masalah cerai.
3.) Konflik Kesenjangan Sosial Konflik ini menjelaskan tentang kesenjangan sosial yang dialami tokoh. Dalam drama Sepasang Merpati Tua karya Bakdi Soemanto, Tokoh Lansia Kakek dan Nenek tinggal di sebuah rumah tua yang sepi terlebih lagi pasangan Lansia tidak memiliki keturunan dan hidup berdua saja dalam kemiskinan.
4.) Konflik Fisik Konflik ini terjadi karena fisik yang dimiliki oleh tokoh tidak sempurna, dalam drama Sepasang Merpati Tua, terdapat konflik antara Kakek dan Nenek. Nenek panik dan khawatir karena kakek tidak sadarkan diri.
Kesimpulan dalam Drama Sepasang Merpati Tua karya Bakdi Soemanto, menceritakan tentang sepasang lansia yang terdiri kakek nenek yang tinggal di panti Jompo. Pada penelitian ini, konflik sosial pada drama Sepasang Merpati Tua Berperan sebagai objek peneliti. Konflik sosial dalam novel ini meliputi wujud konflik sosial, faktor penyebab konflik, dan upaya penyelesaian konflik. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 4 bentuk konflik sosial karakter yang digambarkan secara tersirat oleh penulis yaitu (1) Konflik Sosial Pribadi, (2) Konflik Sosial kelompok, (3) Konflik Sosial Kesenjangan Sosial, dan (4) Konflik Sosial Fisik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H