Mohon tunggu...
aditya putra tri anggara
aditya putra tri anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hobi bermain tennis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen Z Menyebalkan dengan Issue Mental Healthnya

8 Januari 2024   15:37 Diperbarui: 8 Januari 2024   15:55 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TAU NGGA KENAPA KALIAN MERASA GEN Z NYEBELIN “KARENA YANG MERASA NYEBELIN SUDAH TUA”, menjadi sorotan perdebatan di kalangan generasi pendahulunya. Persepsi negatif terhadap Generasi Z oleh para Baby Boomer, Gen X, dan Millennial muncul sebagai hasil dari perbedaan nilai, gaya hidup, dan pandangan yang seringkali menimbulkan ketidakpahaman di antara kelompok-kelompok generasi. 

Kita bahas dari awal, kalian tau yang namanya baby boomer ?, baby boomer adalah mereka yang lahir 1946-1964 dan sekarang umur mereka sekitaran 59-77 , mereka lahir hidup di zaman perang dan sesudah perang walaupun sudah Merdeka tetapi masih ada perang,agresi militer yang dimana situasi negara kita masih kacau, sebenernya “Masih hidup aja udah Syukur” bahkan tidak pernah memikirkan yang Namanya mental health karena tidak dikejar-kejar sama penjajah aja udah bersyukur, Apalagi sekolah pada zaman itu hampir seperti mimpi karena focus mereka hanyalah bertahan hidup. 

Sekarang kita sudah paham yang namanya generasi baby boomer yang sangat keras, tentu saja. Kita kalau hidup dizaman ini kemungkinan besar bakal jadi keras atau tuntutan zaman, mau hidup ya harus keras dan ciri khas generasi baby boomer adalah watak keras,pekerja keras,mental baja,loyalitas tinggi,demen sama issue politik Generasi baby boomer memiliki persepsi yang berbeda terhadap konflik kerja dibandingkan dengan generasi milenial .

 Lalu lahirlah Gen-X di tahun 1965-1980 ( 43-58 tahun) hidup dari generasi ini lebih tenang karen waktu mereka lahir udah beberapa puluh tahun Merdeka, hidup masih susah tapi udah bukan susah “bertahan hidup” oleh penjajah, dan digenerasi ini susahnya lebih ke secara finansial, cari pekerjaan sangat susah dikarenakan perkantoran ngga sebanyak sekarang padahal orang jaman dahulu anaknya banyak, artinya persaingan ketat. Persaingan ketat juga bikin orang kebanyakan di generasi ini focus sama hasil tanpa peduli progress dengan cara sogok, politik kantor, mental “yang penting bos senang” sehingga udah biasa di masa itu (Jurkiewicz, 2000). 

Apa itu Work Life Balance ? bisa kerja aja udah Syukur. Mau idealis mikirin mental health di zaman ini ? mau ngandalin uang ortu ? bahkan orang tua sendiri lebih miskin gimana ?. apalagi orangtua gen X kebanyakan adalah silent Generation yang hidup dijaman perang dunia 2. Didikan sangat amat keras jelas diterima oleh gen X, jadinya apa gen X lebih reserved dalam arti kurang berani mengutarakan pendapat. 

Gen X adalah generasi yang mandiri,sangat amat kompetitif sampai nyaris menghalalkan segala cara, dan mental baja dan mereka suka dengan issue ekonomi.

Lalu lahirlah Generasi millennial pada tahun 1981-1996 (27-42 tahun ) Generasi milenial di Indonesia mendominasi populasi sebesar 34% pada tahun 2020, diikuti oleh 20% generasi X dan 13% generasi baby boomers, mereka lahir di peralihan masa analog ke digital. Hidup orang kebanyakan mulai stabil di zaman ini, dari segi sekolah yang tadinya cuman mimpi buat baby boomer. Lalu berubah jadi privilege buat gen X, sehingga buat millennial adalah kewajiban dari jaman sudah berubah otomatis millennial adalah kaum terdidik .

 Kondisi mentalnya,ya begitulah mereka dididik dengan keras oleh orangtua mereka yang siapa lagi kalau bukan baby boomer yang berwatak keras. Bedanya, berkat akses informasi dan internet,generasi milenial kebanyakan sudah sadar ada “trauma” dalam diri mereka dan berusaha memutus rantai itu.

 Millennial aktif bermain media social sejak awal kemunculannya. Apasih efeknya ? efeknya yaitu pergaulan yang bebas yang pergaulannya lebih global atau lebih luas tanpa batas jarak sehingga milenial punya pikiran yang lebih terbuka dan jauh kedepan, tetapi pikiran yang terbuka juga bikin milenial lebih berani menyuarakan pendapat mereka ke siapa aja. 

Sekarang baru kita bahas yang MENYEBALKAN untuk gen X, mari kita berpikir dari gen X sendiri boro boro menyuarakan pendapat. Minta dipecat ? inget kerja aja Syukur buat gen-X dan dari segi kacamata Gen-X ini kok punya junior anak millennial “bacot” banget. Tapi itu belum apa apa buat generasi millennial karena hidup yang sudah lebih stabill, Millenial ngga sekedar kerja buat cari uang tetapi mencari “arti”. “apa arti hidup aku? Aku seneng ngga dikerjaan aku “ sehingga generasi millennial memiliki hal penting untuk mereka yaitu Work-Life balance. 

Sisi gelap pergaulan millenial yang terkoneksi dengan gampang. Image menjadi hal penting untuk millennial untuk menunjukan “siapa aku”. Millennial haus pengakuan dari orang lain. Pergaulan yang sangat terbuka juga membuat millennial “menggebrak” dunia kerja. Beda sama gen-X yang berjiwa kompetitif tinggi, millennial percaya sama kekuatan kolaborasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun