Mohon tunggu...
Aditya Nuryuslam
Aditya Nuryuslam Mohon Tunggu... Auditor - Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Menjaga asa untuk senantiasa semangat berikhtiar mengadu nasib di belantara Megapolitan Ibukota Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Analisis Penyebab Isu Kampanye Hijau Kurang Diperhatikan dalam Pilkada

28 Oktober 2024   13:23 Diperbarui: 28 Oktober 2024   13:44 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim Pemilihan Kepala Daerah Langsung telah bergulir dan bisa kita lihat bagaimana gegap gembita masyarakat menyambut pesta demokrasi 5 tahunan ini berlangsung dan berjalan. Apalagi saat ini, dimana Pemilihan Kepala Daerah Langsung dilaksanakan serentak di 546 daerah baik itu di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten dan/atau Kota.

Masing-masing pasangan calon kepala daerah pastilah sudah mempersiapkan beragam janji-janji kampanye, dari mulai janji-janji yang terukur hingga janji-janji yang bisa dinilai boombastis. Semua ini untuk menarik calon pemilih, agar mau memberikan suara kepada mereka.

Isu-isu kampanye yang diangkat pun sangat beragam, mulai dari isu mengobral bantuan sosial yang beraneka ragam, isu peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti membuka lapangan pekerjaan favorit yaitu menjadi  aparatur sipil negara di daerah, mengangkat guru honorer menjadi pegawai pemerintah (daerah) dengan perjanjian kontrak atau PPPK, meningkatkan pembangunan sarana prasarana publik dengan fokus pembangunan jalan sebagai sarana membuka akses daerah-daerah yang terpencil serta terisolasi.

Dari sekian banyak janji politik dan isu-isu kampanye yang insyaallah dilaksanakan ketika pasangan calon kepala daerah tersebut terpilih, memang ada beberapa isu-isu krusial yang jarang dilirik atau bahkan luput dari perhatian, baik dari pasanagan calon kepala daerahnya seperti isu pemberdayaan peranan wanita, isu pembatasan tambang ilegal ataupun isu penanganan lingkungan hidup yang komprehensif.

https://www.sman1sumberlawang.sch.id/read/52/kampanye-go-green-sman-1-sumberlawang
https://www.sman1sumberlawang.sch.id/read/52/kampanye-go-green-sman-1-sumberlawang

Mengapa isu penanganan lingkungan yang komprehensif atau sering kita sebut dengan kampanye hijau ini bisa dibilang minim perhatian, hal ini dikarenakan ada beberapa sebab dan kemungkinan yang dapat kami breakdown sebagai berikut :

a.  Kesadaran Masyarakat secara Umum masih rendah terhadap Isu Lingkungan

Tidak bisa kita pungkiri, masyarakat saat ini masih minim literasi, sosialisasi dan kepedulian terkait dengan lingkungan. Masih banyak masyarakat yang bersikap acuh tak aceh terhadap isu lingkungan (kecuali masyarakat yang terdampak langsung). Hal ini bisa kita lihat dari kenyataan di lapangan, masyarakat tidak terlalu peduli dengan penanganan sampah, pencemaran limbah baik di sungai ataupun di udara (polusi). Seperti saat ini saja, ketika kita semua merasakan adanya dampak global warming, namun beberapa tahun sebelumnya, kita secara tidak sadar ikut andil dalam penciptaannya semisal membakar sampah atau membuang sampah tidak pada tempatnya.  

b.  Benturan Kepentingan yang pada akhirnya memarjinalisasi Kampanye Hijau

Ini adalah buah simalakama, dimana kita ketahui bersama antara pengelolaan lingkungan hidup dan industrialisasi ini seperti dua sisi magnet yang berbeda. Ketika bicara mengenai peningkatan pendapatan masyarakat, penciptaan lapangan kerja dan pembukaan lahan usaha, maka isu tentang lingkungan hidup menjadi "sedikit" terpinggirkan. Di sisi lain ketika kita dorong optimalisasi pengelolaan lingkungan hidup maka akan menjadi beban/cost biaya produksi khususnya untuk pelaku usaha dan masyarakat.

c.  Peranan APBD (secara umum) untuk pengelolaan lingkungan hidup atau climate change masih relatif kecil

Jika kita jeli dan bisa mengamati berapa besar kepedulian suatu daerah atas pengelolaan lingkungan hidup, dapat dipantau dan dianalisis berapa anggaran dalam APBD untuk kegiatan dan sub kegiatan yang bermuara kepada pengelolaan lingkungan hidup. Dari pengamatan kami secara sample dan bisa diakses di website Ditjen Perimbangan Keuangan : www.djpk.kemenkeu.go.id secara persentase maupun secara nominal in average APBD masih terbilang kecil.

d.  Isu lingkungan lebih banyak "dilempar" tanggungjawabnya ke Pusat, dikarenakan eksternalitas negatifnya lintas daerah

Minimnya support APBD dalam pengelolaan isu lingkungan hidup ini, banyak pihak yang lebih melemparkan tanggungjawab pengelolaan lingkungan hidup ini ke Pemerintah Pusat, dengan alasan bahwa dampak negatif atau eksternalitas negatif buruknya penanganan lingkungan ini bersifat lintas daerah, sehingga penanganannya juga harus oleh Pemerintah Pusat dan bukan dikelola atau diselesaikan oleh Pemerintah daerah.

Bagaimana agar pasangan calon Kepala Daerah bisa memberikan perhatian lebih atas isu lingkungan hidup ini adalah dengan menggandeng organisasi nirlaba yang memiliki concern terhadap isu lingkungan terutama dalam mengelola mitigasi resiko isu lingkungan yang sifatnya lokal. 

Memberikan janji politik berupa insentif kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang mampu mendorong lingkungannya untuk menjaga lingkungan semisal melakukan reboisasi, pengelolaan manajemen sampah termasuk pemberian insentif atas inovasi green policy untuk mengurangi dampak emisi karbon dan penggunaan energi ramah lingkungan.

Isu ini jika dikelola secara masive dan diberikan sosialisasi yang tepat, pasti akan mendapatkan perhatian khalayak luas terutama calon pemilih yang memiliki kepedulian dengan perbaikan kondisi lingkungan saat ini. 

Global Warming yang sudah sangat terasa di seluruh elemen masyarakat, bisa dijadikan trigger untuk menaikkan isu kampanye hijau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun