Mohon tunggu...
Aditya Nuryuslam
Aditya Nuryuslam Mohon Tunggu... Auditor - Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Menjaga asa untuk senantiasa semangat berikhtiar mengadu nasib di belantara Megapolitan Ibukota Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Melihat Korelasi antara Prestasi dan Nilai Jual Kompetisi Sepakbola Wanita

27 Mei 2024   18:09 Diperbarui: 27 Mei 2024   18:13 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bola.okezone.com/read/2022/04/06/51/2574132

Sepakbola wanita mulai dipertandingkan secara formal pada awal abad ke-20. Meskipun ada catatan tentang pertandingan sepak bola wanita yang dimainkan di Inggris pada tahun 1880-an, sepakbola wanita secara resmi mulai mendapatkan perhatian lebih luas setelah Perang Dunia I.

Salah satu pertandingan sepak bola wanita yang terkenal terjadi pada tahun 1920 di Inggris, yang melibatkan tim-tim seperti Dick, Kerr’s Ladies, yang menjadi simbol awal perkembangan sepak bola wanita. Tim ini bahkan menarik ribuan penonton dalam pertandingan mereka.

Di tingkat internasional, pertandingan sepak bola wanita mulai mendapat pengakuan resmi dengan adanya turnamen seperti Piala Dunia Wanita pertama yang diselenggarakan oleh FIFA pada tahun 1991 di China. Sebelum itu, pada tahun 1970-an dan 1980-an, beberapa turnamen internasional tidak resmi juga sudah diadakan, menunjukkan minat yang meningkat terhadap sepak bola wanita.

Di Indonesia, sepak bola wanita mulai mendapatkan momentum pada tahun 1977 dengan dibentuknya Persatuan Sepak Bola Wanita Seluruh Indonesia (PSWSI). Namun, liga profesional pertama baru dibentuk pada tahun 2001 dengan Liga Perkasa. Setelah beberapa kali mengalami pasang surut, Liga 1 Putri resmi diperkenalkan oleh PSSI pada tahun 2019 sebagai upaya untuk membangun fondasi yang kuat bagi sepak bola wanita di Indonesia.

Tim nasional sepak bola wanita Indonesia, yang dikenal sebagai Garuda Pertiwi, telah berpartisipasi dalam berbagai turnamen internasional. Mereka pernah meraih medali perak di SEA Games pada tahun 1985 dan 1991. Meskipun demikian, Garuda Pertiwi masih menghadapi tantangan besar untuk bisa bersaing di level yang lebih tinggi, seperti Piala Asia dan Piala Dunia.

Salah satu tantangan utama bagi sepak bola wanita di Indonesia adalah kurangnya infrastruktur dan fasilitas yang memadai. Banyak tim wanita yang tidak memiliki lapangan latihan khusus dan sering kali harus berbagi fasilitas dengan tim pria. Selain itu, dukungan finansial juga menjadi kendala, baik dari sponsor maupun pemerintah. 

Agak berbeda dengan sepakbola pria, sepakbola wanita dan liganya tidak atau masih kurang peminat, sehingga untuk anggarannya masih sangat tergantung dari hibah pemerintah. Kalaupun ada swasta yang mensponsori pun juga tidak seberapa jika dibandingkan dengan biaya pengelolaan dan biaya kompetisi. Untuk itu masih menjadi PR besar guna mendorong animo masyarakat untuk merespon positif terkait eksistensi klub sepakbola wanita dan liganya.

Dalam situasi saat ini, faktor ekonomi dan finansial pastilah sangat berpengaruh terhadap eksistensi sebuah klub sepabola, dan pastinya berkorelasi positif terhadap pencapaian prestasinya. Tanpa dukungan dana sponsorship ataupun dukungan swadaya masyarakat melalui pembelian tiket pertandingan dan merchandise, bisa dipastikan akan berpengaruh terhadap kinerja klub atau yang lebih besar lagi yaitu keberlangsungan liga pertandingan yang menjadi ajang asah skil dan prestasi sepakbola wanita.

Namun demikian, dibalik keterbatasan yang ada, masih ada potensi atau peluang untuk mengembangkan sepakbola wanita. Minat dan animo masyarakat terhadap sepak bola wanita semakin meningkat walaupun masih dibawah batas ekonomi untuk support promosi dari perusahaan atau waralaba besar. Adanya media sosial yang membantu meningkatkan visibilitas para pemain dan pertandingan juga memiliki peran yang tidak kecil dalam menyiarkan eksistensi sepakbola wanita Indonesia. Selain itu, program pengembangan usia dini dan sekolah sepak bola khusus wanita mulai bermunculan, yang bertujuan untuk mencari dan membina bakat-bakat muda.

Beberapa pemain kunci dalam sepak bola wanita Indonesia telah mulai mendapatkan pengakuan, baik di dalam negeri maupun internasional. Zahra Muzdalifah, misalnya, adalah salah satu pemain muda berbakat yang telah bermain di kompetisi luar negeri dan menjadi inspirasi bagi banyak gadis muda di Indonesia. Kehadirannya, bersama dengan pemain lain seperti Mayang ZP dan Baiq Amiatun Shalihah, memberikan harapan baru bagi masa depan sepak bola wanita di Indonesia.

Sepak bola wanita di Indonesia masih dalam tahap perkembangan dan membutuhkan extra effort untuk dapat "diterima" oleh masyarakat dan corporate seperti liga voli wanita, bulu tangkis wanita dan basket wanita. Namun demikian, kita harus menjaga optimisme pengembangan sepakbola wanita mulai dengan menginventarisir banyak potensi-potensi yang ada. 

Dengan dukungan yang tepat dari berbagai pihak, termasuk federasi sepak bola, sponsor, dan masyarakat, sepak bola wanita di Indonesia diharapkan bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi dan menjadi salah satu sumber kebanggaan nasional dari jalur olahraga. Keberhasilan liga profesional dan tim nasional akan sangat bergantung pada bagaimana semua elemen ini bekerja sama untuk membangun fondasi yang kuat bagi masa depan olahraga ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun