Mohon tunggu...
Aditya Nuryuslam
Aditya Nuryuslam Mohon Tunggu... Auditor - Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Menjaga asa untuk senantiasa semangat berikhtiar mengadu nasib di belantara Megapolitan Ibukota Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bukan WFO atau WFH tapi yang Paling Ideal Adalah WFS

11 November 2021   12:54 Diperbarui: 12 November 2021   00:56 3318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, kondisi dan situasi 2 tahun terakhir ini memang telah menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan behaviour masyarakat pekerja. Bisa jadi karena "kenyamanan" WFH mengakibatkan adanya resistensi untuk kembali ke aktivitas rutinitas bekerja seperti semula alias WFH, yang mengharuskan mereka untuk kembali berjibaku berangkat subuh pulang isya' menjadi sebuah nightmare bagi sebagian pekerja.

Namun demikian, kita juga paham bahwasanya WFH itu sendiri juga ditengarai tidak maksimal, karena pekerja akan tidak bisa fokus dalam bekerja dibandingkan ketika WFO, apalagi di rumah, bisa jadi ada kegiatan kegiatan lain yang mungkin saja tidak berhubungan dengan pekerjaan, yang menyita sebagian waktu yang seharusnya didedikasikan untuk perusahaan. 

Dengan adanya pandemi Covid-19 memang mengakibatkan terjadinya equilibrium baru dari behaviour manusia secara keseluruhan. Munculnya WFH dan WFO menjadi salah satu fenomena di dunia usaha yang bisa menjadi pilihan secara fleksibel untuk digunakan perusahaan dalam rangka mengamankan denyut nadi usaha sekaligus menjaga kondisi pekerjanya dari paparan virus Covid-19. 

Tidak mungkin suatu aktivitas usaha akan terus menerus dijalankan melalui WFH, namun juga tidak memungkinkan dilakukan kebijakan revolusioner mewajibkan WFO secara cepat.

Untuk itu dimasa PPKM yang sudah melandai ini, bukan penerapan kebijakan WFH dan WFO secara lugas, namun perlu adanya penyeimbang baru yang lebih fleksibel dalam pemberlakukan kegiatan di dunia usaha yaitu dengan menerapkan WFS alias Working Flexible Space.

WFS ini secara prinsip adalah perpaduan antara WFO dan WFH, dimana pekerja atau jenis pekerjaan yang memang tidak memerlukan waktu dan tempat yang kaku dapat disesuaikan waktu dan tempat (bekerjanya) bisa dimana saja, yang penting adalah outputnya jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Dengan era digitalisasi saat ini menjadikan beberapa jenis pekerjaan yang sifatnya analitik dan administratif dapat dilakukan secara fleksibel dan tidak mewajibkan harus berada di kantor. 

Namun demikian pada waktu waktu tertentu kehadiran di kantor tetap dimungkinkan, khususnya dalam rangka koordinasi yang sifatnya penting dan rahasia perusahaan.

WFS juga bisa dilaksanakan di kantor kantor satelit, dengan difasilitasi teknologi informasi yang canggih guna menjaga arus komunikasi, transaksi dan kerahasiaan perusahaan terproteksi dan terkendali. 

WFS pun juga memberikan dampak efisiensi di bidang pengeluaran perusahaan yang tentunya dapat menghemat beberapa potensi pengeluaran pengeluaran.

Untuk new normal, memang ada baiknya jika para pelaku usaha dapat sefleksibel mungkin dalam mensikapi kondisi. Perlu memetakan bidang bidang apa saja yang bisa WFS, dan unit unit apa saja yang memang mau tidak mau harus kembali ke situasi sebelum pandemi yaitu WFO. PPKM yang semakin melandai juga sudah saatnya kita say goodbye to WFH dan kita semua berfikir realistis agar bangun daripada istirahat panjang dan mulai bekerja cerdas demi kebaikan kita bersama.          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun