Matematika, sebagai salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh banyak siswa, seringkali menjadi tantangan tersendiri dalam proses pembelajaran. Konsep abstrak dan perhitungan yang rumit seringkali membuat siswa merasa bosan dan kesulitan untuk memahami materi. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam metode pembelajaran matematika agar dapat lebih menarik dan efektif.
Salah satu metode yang dapat dipertimbangkan adalah role playing atau bermain peran. Metode ini memungkinkan siswa untuk berperan aktif dalam situasi pembelajaran yang simulasi, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep secara lebih mendalam. Dengan melibatkan siswa dalam peran-peran tertentu, diharapkan mereka dapat membangun koneksi yang lebih kuat antara konsep matematika dengan kehidupan nyata.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan peneliti dari pembelajaran yang telah dilaksanakan tentang materi bilangan cacah, peneliti sekaligus guru yang melaksanakan proses pembelajaran, menyadari bahwa ada kesalahan dari apa yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran terlihat dengan jelas kondisi siswa yang pasif dalam pembelajaran.Beberapa siswa menolak untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Untuk mengetahui mengapa siswa tidak mau mempresentasikan jawabannya di depan kelas, guru mencari tahu pada salah seorang siswa pada waktu istirahat.
Berdasarkan jawaban siswa yang telah diwawancarai, mereka menolaj maju ke depan karena takut hasil yang dikerjakan salah disebabkan kurang faham materi yang diajarkan. Hal tersebut kemudian menuntut guru mencari cara yang tepat dalam menyampaikan materi pada siswa. Fakta lain ditemukan adalah pelaksanaan pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru mencoba membentuk pengetahuan dari siswa dari siswa apa yang dikatakan. Dalam hal ini guru kurang memahami bahwa yang dilakukan adalah proses tranfer knowledge pembelajaran menjadi berpusat pada guru. Siswa juga bosan dan tidak tertarik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Dari sini dadap di lihat dan tercermin bahwa siswa masih kurang aktif dan minatnya belum menonjol.
Berdasarkan evaluasi tersebut, berdiskusi dengan teman sejawat, dan membaca beberapa referensi, maka guru memandang role playing bisa menjadi solusi yang tepat untuk permasalahan pembelajaran matematika materi bilangan cacah. Tarigan (2016) model role playing (bermain peran) dapatdikatakan sama dengan sosio drama, yang pada dasarnya mendramatisir tingkah laku dalam hubungan dengan masalah sosial. Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas, kemudian dijadikan bahan refleksi supaya peserta memberikan penilain pada pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian memberikan saran bagi pengembangan peran-peran tersebut.
Role playing  adalah suatu model pembelajaran menugaskan siswa memerankan suatu tokoh yang terdapat dalam materi yang diungkapkan dalam bentuk cerita sederhana yang direncanakan guru. Pembelajaran dengan role playing merupakan suatu aktivitas yang dramatik, biasanya ditampilkan oleh sekelompok kecil siswa, bertujuan mengekploitasi beberapa masalah yang ditemukan untuk melengkapi partisipasi dan pengamatan dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat meningkatkan pemahaman (Prasetyo,2001:74)
Penerapan  model role playing  dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi bilangan cacah di V  SD Muhammadiyah Sokonandi, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, juga dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran matematika. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Role Playing terintegrasi Pendekatan CRT Materi Bilangan Cacah Kelas V SD Muhammadiyah Sokonandi".
Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT). Culturally Responsive Teaching adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui pentingnya referensi budaya siswa dalam semua aspek pembelajaran (Ladson-Billings, 1994). Culturally Responsive Teaching didefinisikan sebagai penggunaan karakteristik budaya, pengalaman, dan perspektif dari beragam etnis siswa sebagai media pembelajaran yang lebih efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penerapan metode role playing terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa pada materi bilangan cacah. Dengan demikian, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan metode pembelajaran matematika yang lebih efektif dan menyenangkan.
METODe
Penelitian ini memakai jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dikembangkan oleh Arikunto dengan pelaksanaan selama 2 siklus, pada setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) merencanakan, 2) melaksanakan, 3) mengamati, 4) refleksi (Arikunto, 2021). Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan kebutuhan seperti modul ajar, menyiapkan lembar observasi, dll. Tahap pelaksanaan dilaksanakan mengacu pada modul ajar yang sudah disusun sebelumnya. Tahap pengamatan dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran dibantu satu observer.