Mohon tunggu...
Aditya Huda Wirawan
Aditya Huda Wirawan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Public Servant

A person who likes doing random things.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lebih dari Sekadar Profesi, Perawat Lansia sebagai Mitra Setia dalam Menemani Masa Tua yang Penuh Makna

5 Juni 2024   01:18 Diperbarui: 5 Juni 2024   02:13 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lebih dari Sekadar Profesi, Perawat Lansia sebagai Mitra Setia dalam Menemani Masa Tua yang Penuh Makna

Memasuki masa tua merupakan sebuah keniscayaan yang akan dilalui oleh setiap individu. Sebagaimana dikemukakan oleh Nugroho (2008), bahwa penuaan merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. 

Dalam perjalanan tersebut, para lansia seringkali menghadapi berbagai kendala, seperti penurunan kemampuan fisik, kognitif, dan psikologis. Terlebih bagi mereka yang hidup sendiri tanpa keluarga atau pendamping, fase ini dapat menjadi sangat berat dan menyedihkan. 

Dalam situasi seperti ini, kehadiran seorang perawat lansia menjadi sangat penting, tidak hanya bertugas merawat secara fisik, tetapi juga menjadi mitra setia yang menemani perjalanan hidup lansia dengan penuh kebahagiaan dan kehangatan.

Peran perawat lansia sebagai mitra setia dapat dilihat dalam teori “Nursing as Caring” dari Boykin dan Schoenhofer. Dalam teori tersebut disebutkan bahwa kepribadian seorang perawat ditingkatkan melalui partisipasi dalam memelihara hubungan dengan orang lain yang peduli dan mengakui pentingnya mengenal seseorang sebagai pribadi (Alligood, 2014). Sehingga perawat harus mampu membangun hubungan erat, saling percaya, dan penuh penghormatan dengan pasien mereka. 

Dalam konteks perawatan lansia, perawat memiliki kesempatan untuk menciptakan hubungan yang mendalam dengan para lansia dan menjadi pendamping dalam perjalanan masa tua yang penuh makna.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 jumlah penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta jiwa atau sekitar 10,9% dari total populasi (Badan Pusat Statistik, 2020). Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Oleh karena itu, kebutuhan akan perawat lansia yang profesional dan berempati juga akan semakin besar.

Menurut Nugroho (2008), lansia sering mengalami perasaan kesepian, putus asa, dan kehilangan makna hidup. Oleh karena itu, perawat lansia harus mampu menjadi pendengar yang baik, memberikan motivasi, dan membantu lansia menemukan kembali makna hidup mereka. Perawat lansia juga harus memiliki kesabaran dan ketulusan dalam melayani lansia dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.

Perawat lansia yang kompeten tidak hanya memiliki keterampilan teknis dalam memberikan perawatan, tetapi juga kemampuan interpersonal yang kuat. Mereka harus mampu membangun hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan dengan para lansia. Sebagaimana disebutkan oleh Kementerian Kesehatan RI (2021), bahwa perawat lansia harus memiliki sikap sabar, ramah, dan empati dalam melayani pasien lanjut usia. 

Melalui pendekatan yang penuh kasih sayang dan perhatian, perawat lansia dapat menjadi teman setia yang menemani para lansia dalam menjalani hari-hari mereka. Mereka tidak hanya membantu dalam aktivitas sehari-hari, tetapi juga menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan.

Selain itu, perawat lansia juga berperan sebagai pendamping dalam menjaga kesehatan mental para lansia. Sebagaimana dikemukakan oleh World Health Organization (2017), bahwa kesehatan mental merupakan komponen penting dalam mencapai kesejahteraan bagi lansia. Dengan dukungan dan pendampingan yang tepat, para lansia dapat melewati masa tua dengan lebih bahagia dan bermakna. 

Sebagaimana tercantum dalam Kode Etik Perawat Indonesia, perawat harus memberikan pelayanan yang berfokus pada pasien dengan penuh kasih sayang, tidak membeda-bedakan, dan menghormati martabat manusia (PPNI, 2010). Perawat tidak hanya bertugas untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga kebutuhan emosional dan spiritual lansia.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Universitas Indonesia (2019), lansia yang tinggal di panti jompo atau ditemani oleh perawat lansia memiliki tingkat kesehatan mental dan fisik yang lebih baik dibandingkan dengan lansia yang tinggal sendiri. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran perawat lansia dalam menjaga kualitas hidup para lansia.

Dalam menjalankan perannya, perawat lansia seringkali menghadapi tantangan, seperti beban kerja yang berat, tekanan emosional, dan kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Namun, mereka tetap berdedikasi dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi lansia yang mereka rawat.

Dengan demikian, perawat lansia bukan hanya sekedar profesi, melainkan sebuah panggilan mulia untuk menemani para lansia dalam menjalani masa tua yang penuh makna. Melalui pendekatan yang holistik dan penuh kasih sayang, mereka menjadi mitra setia yang memberikan perawatan fisik, dukungan emosional, dan pendampingan dalam menjaga kesehatan mental para lansia.

Daftar Pustaka

 

Alligood, M.R. (2014). Nursing theorists and their works. 8th Ed. Mosby Elsevier, Inc.

Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik Diakses dari https://www.bps.go.id/publication/2020/12/21/5d1d36f87db2c5afbed84d37/statistik-penduduk-lanjut-usia-di-indonesia-2020.html

Lembaga Demografi Universitas Indonesia. (2019). Kondisi Kesehatan Mental dan Fisik Lansia di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC

Kementerian Kesehatan RI. (2021). Pedoman Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia. Diakses dari https://www.kemkes.go.id/resources/download/pedoman/Pedoman%20Pelayanan%20Lanjut%20Usia.pdf

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (2017). Mental Health of Older Adults. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-of-older-adults

PPNI. (2010). Kode Etik Perawat Indonesia dan Penerapannya. Jakarta: DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun