Mohon tunggu...
Aditya Hildiawan
Aditya Hildiawan Mohon Tunggu... freelance -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bertahan di Tengah Perkembangan Zaman

25 Juni 2018   13:21 Diperbarui: 25 Juni 2018   13:34 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertahan, berkembang atau lenyap ditelan zaman, menjadi kalimat yang memang diresapi para pegiat budaya yang ada di Indonesia khususnya disetiap daerah.

Di tengah pesatnya perkembangan zaman dan teknologi, banyak dari kita melupakan peninggalan-peninggalan nenek moyang, salah satunya adalah pencak silat yang lahir dan besar ditanah betawi Jakarta yaitu pencak silat BEKSI. Salah satu ilmu pencak silat yang pernah membantu para pendekar dizaman kolinial belanda untuk menegakan kebenaran dan keadilan serta memberantas penindasan khususnya di tanah Jakarta.

Foto Beksi
Foto Beksi
Namun dengan seiringnya perkembangan zaman yang semakin pesat, salah satu perguruan silat beksi yang terletak di petukangan utara dan mengatas namakan perguruan pencak silat BEKSI EMPAT BINTANG, tetap eksis guna terus mempertahankan kesenian beladiri betawi yang menjadi warisan dari leluhur tersebut, dengan menyesuaikan perkembangan zaman yang ada namun tidak sedikitpun menghilangkan unsure ketradisionalan dari kesenian beladiri beksi.

Bapak Endang (Bang Endang) dan Bapak ubaydilah (Bang Ubay) yang mendirikan sekaligus ikut turun langsung mengajarkan gerakan (jurus) beksi tersebut di BEKSI EMPAT BINTANG, hingga akhirnya murid-muridnya pun menyelesaikan jurus-jurus yang ada dan membuka cabang perguruan pencak silat BEKSI EMPAT BINTANG yang bertempat disekitaran Jakarta  guna mempertahankan budaya leluhur dan mengembangkan serta mengajarkan kepada siapa saja yang ingin mempelajari pencak silat beksi.

Oleh sebab itu kita sebagai pribumi di negeri ini khususnya penduduk asli DKI Jakarta sudahlah wajib bagi kita untuk terus mempertahankan dan melestarikan salah satu kebudayaan leluhur agar tetap salu ada dan berkembang tanpah harus mati tertelan perkembangan zaman.

"karna kalau bukan kita, siapa lagi?".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun