Mohon tunggu...
Aditya Hera Nurmoko
Aditya Hera Nurmoko Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIE YKP Yogyakarta, Pengamat Ekonomi dan Bisnis, Peneliti, Konsultan, Komisaris, Pegiat Sosial dan Budaya

Hobi Menulis, Wiridan, Baca Buku dan Jurnal, Olah Raga, Tidur

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menyongsong Pilkada Banyumas 2024, Momentum Menyelesaikan Isu Ekonomi dan Pembangunan

31 Mei 2024   01:18 Diperbarui: 7 Juni 2024   20:45 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah daerah perlu fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, baik formal maupun informal, serta menyediakan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Ekonomi Kreatif Potensi yang Harus Diberdayakan

Ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk menjadi lokomotif baru bagi kemajuan Banyumas. Pemerintah telah memberikan perhatian lebih terhadap ekonomi kreatif melalui berbagai program dan kebijakan, seperti pelatihan, pendanaan, dan pemasaran. 

Dukungan ini telah mendorong munculnya pelaku ekonomi kreatif baru dengan berbagai ide dan inovasi kreatif.

Namun, tantangan masih ada. Akses pasar yang terbatas, keterampilan yang kurang memadai, dan kurangnya inovasi masih menjadi kendala bagi pelaku ekonomi kreatif di Banyumas. 

Pemerintah perlu memberikan akses modal dan pelatihan bagi pelaku ekonomi kreatif serta membantu pemasaran produk-produk mereka melalui berbagai platform.

Pengembangan SDM Investasi untuk Masa Depan

Kualitas SDM merupakan faktor utama bagi kemajuan Banyumas. Meningkatkan kualitas SDM di berbagai bidang melalui pelatihan, pendidikan, dan pengembangan kompetensi adalah investasi strategis untuk membangun Banyumas yang maju dan sejahtera. 

Pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung pengembangan SDM, seperti program wajib belajar 12 tahun, pelatihan vokasi, dan beasiswa pendidikan.

Namun, kesenjangan kualitas pendidikan masih menjadi masalah. Sekolah-sekolah di daerah perkotaan umumnya memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah di daerah pedesaan. 

Selain itu, keterampilan yang dimiliki lulusan sekolah seringkali belum relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Pelatihan vokasi yang memadai juga masih minim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun