"Makna Hari Raya Kurban: Mengungkap Ketaatan Ikhlas dan Kepedulian Sosial dalam Berkurban"
Oleh: Aditya Hera Nurmoko
Dalam suasana Hari Raya Kurban yang penuh berkah, marilah kita sampaikan ucapan selamat yang tulus kepada seluruh umat Muslim. Semoga Allah SWT meridhai dan menerima ibadah kurban yang kita lakukan dengan sepenuh hati. Pada momentum yang suci ini, mari kita renungkan makna yang sejati di balik pelaksanaan kurban. Dalam artikel yang mulia ini, kita akan membuka tabir tentang ketaatan ikhlas dan kepedulian sosial yang tercermin dalam setiap tahap berkurban.
Hari Raya Kurban, perayaan agung dalam agama Islam, menghiasi hati umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Saat kita merayakan kurban, janganlah kita terjebak dalam pandangan yang sempit, bahwa ini hanyalah tentang memotong hewan belaka. Lebih jauh dari itu, terhamparlah makna yang begitu dalam. Di momen istimewa ini, mari kita berlayar melintasi samudra nilai-nilai yang tersembunyi dalam pelaksanaan kurban, dan merenungkan bagaimana segalanya terhubung erat dengan ketaatan kepada Yang Maha Kuasa dan kepekaan sosial terhadap sesama umat manusia.
Makna yang Terpancar dari Hari Raya Kurban
Dalam merenungi makna berkurban, marilah kita menjelajahi akar dan esensi yang tersembunyi di balik perayaan ini. Hari Raya Kurban mengandung kekayaan sejarah dalam Islam dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Di dalam kisah ini, kita menemukan hikmah tentang pentingnya taat dan setia kepada Sang Pencipta dengan sepenuh hati. Cerita tentang Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya sebagai bukti kesetiaan dan ketulusan kepada Allah SWT, menjadi sorotan yang menunjukkan keagungan dan keutamaan dalam kesalehan.
Berkurban sebagai Manifestasi Ketaatan yang Ikhlas
Berkurban menjadi titik temu yang nyata bagi ketaatan yang tulus kepada Allah SWT. Dalam persembahan hewan kurban, umat Muslim menunjukkan kesiapan mereka untuk mematuhi perintah-Nya. Dalam Al-Qur'an, Surah Al-Hajj ayat 37, Allah SWT berfirman, "Maka dirikanlah shalat dan korbankanlah hewan-hewan kurbanmu." Firman-Nya ini memperlihatkan bahwa berkurban adalah perintah-Nya sebagai wujud pengabdian dan ketaatan yang sejati. Dalam berbuat kurban, umat Muslim mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang menunjukkan ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT.
Berkurban sebagai Ekspresi Kepedulian Sosial
Tidak hanya berhubungan dengan dimensi ketaatan semata, berkurban juga menggambarkan kehadiran yang riil dalam kepedulian sosial terhadap sesama. Daging dari hewan kurban yang diperoleh melalui pelaksanaan ini harus disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi dengan sesama dan membantu meringankan beban mereka yang kurang beruntung.Â
Melalui pembagian daging kurban, ikatan persaudaraan diperkuat, kesenjangan sosial teratasi, dan mereka yang membutuhkan mendapatkan bantuan yang mereka perlukan.  Seperti yang pernah dikatakan oleh pemikir bijak Islam Ali Syariati,  "Kesalehan bukanlah semata-mata ritual yang terpaku,  namun seorang Muslim juga harus menunjukkan kesalehan secara sosial."  Sebagai seorang Muslim,  kita juga berkewajiban untuk memperhatikan anak-anak yatim, fakir, dan  orang-orang miskin yang membutuhkan uluran tangan kita.
Menghantarkan Pesan Makna yang Suci
Dalam perayaan Hari Raya Kurban yang suci ini, marilah kita menggali dan mengungkap makna yang terpancar. Berkurban bukanlah sekadar tindakan memotong hewan semata, melainkan merupakan manifestasi dari ketaatan ikhlas dan kepedulian sosial yang dalam. Sejarah yang kaya dan kisah inspiratif tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menjadi sumber hikmah yang menerangi jalan kita.
Berkurban adalah bukti nyata dari ketaatan yang tulus kepada Allah SWT. Melalui persembahan hewan kurban, kita menunjukkan kesediaan kita untuk mengikuti perintah-Nya dengan sepenuh hati. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an, berkurban adalah tindakan pengabdian yang diperintahkan-Nya. Dalam melaksanakan kurban, kita mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang memperlihatkan ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT.
Namun, berkurban juga mencerminkan kepedulian sosial yang mendalam. Dalam membagikan daging kurban kepada mereka yang membutuhkan, kita menunjukkan kehadiran nyata dalam membantu sesama. Tindakan ini menguatkan ikatan persaudaraan, mengatasi kesenjangan sosial, dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Seperti kata-kata bijak dari Ali Syariati, seorang pemikir Islam, Â kesalehan tidak hanya terkait dengan ritual semata, Â tetapi juga melibatkan aspek sosial. Â
Sebagai seorang Muslim,  kita memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan anak yatim, fakir,  dan orang-orang miskin yang membutuhkan dukungan kita.  Demikian juga apa yang pernah disuarakan oleh Soekarno "Marhaen, buruh, petani, fakir, miskin dan  pekerja yang sekecilnya-kecilnya adalah saudara sebangsa dan setanah air yang perlu kita perjuangkan dengan penuh keadilan dan kesetaraan" (Soekarno, 1945).
Dalam keseluruhan makna yang tersirat dalam Hari Raya Kurban, terpancarlah pesan spiritual yang mendalam.  Ia mengajak kita untuk berkomitmen pada ketaatan ikhlas kepada Allah SWT dan  menjunjung tinggi kepedulian sosial terhadap sesama. Melalui pelaksanaan kurban,  kita dapat memperkuat hubungan dengan Tuhan dan memperkaya rasa kebersamaan dalam masyarakat kita.
"ku rangkai kata menjadi sebuah cerita. Melalui artikel berjudul "Makna Hari Raya Kurban: Mengungkap Ketaatan Ikhlas dan Kepedulian Sosial dalam Berkurban," Engkaulah persembahan kata yang menyentuh jiwa."  "Selamat Hari Raya Idul Adha  1444 H "
Yogyakarta, 29 Juni 2023Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H