Mohon tunggu...
Aditya Hera Nurmoko
Aditya Hera Nurmoko Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIE YKP Yogyakarta, Pengamat Ekonomi dan Bisnis, Peneliti, Konsultan, Komisaris, Pegiat Sosial dan Budaya

Hobi Menulis, Wiridan, Baca Buku dan Jurnal, Olah Raga, Tidur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membedah Keindahan Karya-Karya Sastra Banyumas

5 Juni 2023   01:24 Diperbarui: 5 Juni 2023   01:26 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyumas adalah daerah yang mempesona, penuh dengan keindahan alam, masa lalu yang mempesona, dan adat istiadat yang menawan. Kumpulan karya sastra yang merayakan kisah-kisah Banyumas memungkinkan kita untuk menyelidiki harta karun yang tersembunyi di Banyumas. Karya-karya ini dengan fasih menggambarkan Banyumas melalui kalimat, anekdot, dan prosa.

Berikut adalah beberapa contoh karya sastra tentang Banyumas di antaranya adalah "Banyumas dalam Sajak" karya Toto Sudarto Bachtiar, "Banyumas, Ibu Kota Persinggahan" karya Agus Noor, "Banyumas, Ibukota Tempoe Doeloe" karya Khoirul Anam, "Dendang Srigala" karya Yanusa Nugroho, "Nasi Gandul Banyumas" karya Acep Zamzam Noor, "Banyumas, Kota yang Berlari" karya Fajar Nugroho, "Gempa Bumi di Bumi Banyumas" karya Satyagraha Hoerip, "Malam di Kota Purwokerto" karya Afrizal Malna, "Jalanan Banyumas" karya  Imam Budilaksono, "Tarian Banyumasan" karya Toto Sudarto Bachtiar, "Banyumas dalam Setiap Jejak" karya Ahmad Fauzan, "Merah Banyumas" karya Sjahroedin ZP, "Misteri Gunung Slamet" karya Yohanes Haryanto,  "Purwokerto, Ibu Kota Banyumas" karya Syamsul Bahri, dan  "Pusparagam Banyumas" karya Eni Maemunah.

Orang tidak bisa mengabaikan karya sastra yaitu "Banyumas dalam Sajak" Toto Sudarto Bachtiar. Dalam puisinya, Bachtiar membangkitkan keindahan alam Banyumas melalui kata-kata yang memikat hati pembaca. Dari kehijauan persawahan hingga gemerlapnya sungai, Banyumas tampak hidup dan bersemangat dalam sajak-sajak Bachtiar.

Dalam karya Agus Noor yang berjudul "Banyumas, Ibu Kota Persinggahan," kita diajak untuk merenung tentang perjalanan hidup dan keunikan Banyumas sebagai ibukota. Banyumas berfungsi sebagai titik awal dan akhir untuk berbagai perjalanan, mirip dengan tempat peristirahatan yang menghembuskan kehidupan baru bagi para pengunjungnya. Karya Noor dihiasi dengan kisah hidup yang hidup dan merangsang.

Di sisi lain, "Nasi Gandul Banyumas" oleh Acep Zamzam Noor menghadirkan cita rasa kuliner yang khas dari daerah ini. Nasi Gandul, hidangan tradisional Banyumas, bukan hanya menggoyang lidah, tetapi juga merepresentasikan warisan budaya yang lekat dengan kehidupan masyarakat setempat. Melalui tulisannya, Noor berhasil mengungkapkan kelezatan kuliner Banyumas dengan gaya yang menggugah selera.

Karya sastra "Gempa Bumi di Bumi Banyumas" karya Satyagraha Hoerip dan "Misteri Gunung Slamet" karya John Haryanto menawarkan perspektif alternatif Banyumas, penuh dengan misteri dan fenomena alam yang menakjubkan. Narasi ini memohon agar kami menghargai hubungan yang rumit antara warga Banyumas dan sekitarnya, serta keistimewaan dan kendala lingkungan sekitar yang membentuk cara hidup mereka.

Dalam karya-karya tersebut, Banyumas menjadi sebuah panggung di mana berbagai elemen kehidupan saling berinteraksi. Kota Purwokerto, sebagai ibu kota Banyumas, juga mengemuka dalam beberapa judul, seperti "Purwokerto, Ibu Kota Banyumas" oleh Syamsul Bahri. Kota ini memiliki daya tarik yang khas, dari kehidupan malam yang ramai hingga pusat kegiatan budaya yang menghiasi setiap sudutnya.

Banyumas juga dikenal dengan tarian tradisionalnya, yang diangkat dalam karya "Tarian Banyumasan" oleh Toto Sudarto Bachtiar. Tarian-tarian ini bukan hanya gerakan indah, tetapi juga menyiratkan nilai-nilai kehidupan yang dalam dan perasaan yang mendalam.

Koleksi karya sastra ini memungkinkan kita untuk memahami bahwa Banyumas dipenuhi dengan keajaiban alam yang indah, sejarah yang menawan, dan budaya yang semarak. Setiap karya sastra mengungkap aspek yang berbeda dari Banyumas, menyoroti kerumitan dan keragaman eksistensi di wilayah ini.

Oleh karena itu mari kita luangkan waktu sejenak untuk menghargai dan memahami keindahan Banyumas melalui kreasi sastra yang telah mengabadikan esensinya. Daya tarik bawaannya pasti akan memikat kita, sementara sejarahnya yang kaya akan menginspirasi kita, dan kekhasan budayanya akan membuat kita kagum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun