Mohon tunggu...
Aditya Hera Nurmoko
Aditya Hera Nurmoko Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIE YKP Yogyakarta, Pengamat Ekonomi dan Bisnis, Peneliti, Konsultan, Komisaris, Pegiat Sosial dan Budaya

Hobi Menulis, Wiridan, Baca Buku dan Jurnal, Olah Raga, Tidur

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Membangun Ekosistem Start-up yang Berkelanjutan di Indonesia di Tengah Runtuhnya SBV

30 Maret 2023   02:36 Diperbarui: 2 April 2023   09:15 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rencana membangun startup. Sumber: Freepik via kompas.com

"Membangun Ekosistem Start-up yang Berkelanjutan di Indonesia di Tengah Runtuhnya SBV"

Oleh : Aditya Hera Nurmoko

Indonesia Memiliki Potensi Besar Mengembangkan Ekosistem Start-Up

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekosistem start-up yang berkembang pesat. Dalam beberapa tahun terakhir, ekosistem start-up di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, terutama dalam hal jumlah start-up, nilai investasi, dan pertumbuhan pengguna. Salah satu faktor penting yang mendukung perkembangan ekosistem start-up di Indonesia adalah adanya SBV yang telah berinvestasi dalam beberapa start-up terkemuka di Indonesia.  

Julukan "Indonesia sebagai Negara Start-up" atau "Indonesia sebagai Silicon Valley Asia" sudah cukup populer dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini karena perkembangan pesat start-up di Indonesia, terutama dalam bidang teknologi dan internet. Banyak perusahaan start-up di Indonesia yang telah sukses, seperti Gojek, Bukalapak, Traveloka, dan Tokopedia, yang telah membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan memperkuat citra Indonesia sebagai negara dengan potensi start-up yang besar.

Untuk membangun ekosistem startup yang berkelanjutan di Indonesia di tengah ambruknya SBV, penting untuk fokus menciptakan ekosistem digital yang kuat. Hal ini dapat dicapai dengan mendukung startup sehat yang dapat memaksimalkan potensi ekosistem digital di Indonesia. Startup di Indonesia berkembang pesat, dengan banyak startup meniru model bisnis yang sukses dari pasar lain. Penting untuk melanjutkan tren ini sambil juga mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan.

Namun, situasi berubah setelah SBV mengalami kegagalan investasi dan mengalami kerugian besar. Runtuhnya SBV mempengaruhi pendanaan bagi beberapa start-up Indonesia yang bergantung pada investasi SBV. Hal ini dapat berdampak negatif pada ekosistem start-up di Indonesia, terutama dalam hal akses pendanaan dan pertumbuhan start-up.

Dalam artikel ini, kami akan membahas tantangan dan upaya membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia di tengah runtuhnya SBV.

Tantangan Membangun Ekosistem Start-up yang Berkelanjutan di Indonesia

Membangun ekosistem startup yang berkelanjutan di Indonesia menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah 'financial engagement' dari calon nasabah, terutama di pedesaan, karena sebagian besar penduduknya masih belum tersentuh layanan perbankan (greenhouse.co,  3 Juni 2021). Namun, ekonomi internet di Indonesia berkembang pesat, dengan aliran modal yang konsisten ke perusahaan rintisan dan VC agnostik industri.  

Pemerintah, perusahaan, dan pengusaha muda berkomitmen untuk mengatasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, termasuk masalah lingkungan dan sosial, untuk bekerja menuju ekonomi yang lebih tangguh. Laporan Startup 2022 menyoroti bagaimana para pendiri menciptakan model bisnis yang berkelanjutan untuk menghasilkan unit ekonomi yang lebih menguntungkan di tengah situasi ekonomi mikro dan makro yang tidak menguntungkan. Terlepas dari tantangannya, pertumbuhan jumlah startup di Indonesia dan dukungan dari pemerintah dan investor menjadikannya ekosistem startup yang menjanjikan

Sebagai negara dengan potensi besar dalam membangun ekosistem start-up yang berkembang pesat, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai tujuan tersebut, terutama setelah runtuhnya SoftBank Vision Fund (SBV). Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia.

Sumber: gulfnews.com
Sumber: gulfnews.com

Keterbatasan Akses Pendanaan dan Sumber Daya

Setelah runtuhnya SBV, akses pendanaan bagi start-up di Indonesia semakin sulit. Hal ini disebabkan oleh banyaknya start-up yang bergantung pada investasi dari SBV, dan dengan kegagalan investasi SBV, akses ke sumber pendanaan menjadi terbatas. Keterbatasan pendanaan ini menjadi penghalang bagi perkembangan start-up di Indonesia yang membutuhkan investasi untuk mengembangkan produk dan memperluas bisnis mereka. Selain itu, keterbatasan sumber daya seperti tenaga ahli, infrastruktur, dan teknologi juga menjadi masalah yang dihadapi oleh start-up di Indonesia.

Kurangnya Infrastruktur dan Regulasi yang Mendukung

Minimnya infrastruktur dan regulasi yang mendukung menjadi tantangan tersendiri bagi startup di Indonesia. Investasi infrastruktur sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi, dan pemerintah telah berinvestasi dalam infrastruktur untuk mendorong startup, terutama yang terkait dengan teknologi yang akan mendorong kemajuan Indonesia menuju ekonomi digital (nextbn.ggvc.com, 28 September 2020) . Namun, investasi infrastruktur sebagai bagian dari PDB di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara lain, sehingga dapat menghambat pertumbuhan startup. 

Meskipun demikian, ekonomi internet Indonesia berkembang pesat, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 49% per tahun sejak 2015, menempatkan Indonesia sebagai ekonomi internet terbesar dan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Laporan Startup 2022 menyoroti bagaimana para pendiri menciptakan model bisnis yang berkelanjutan untuk menghasilkan unit ekonomi yang lebih menguntungkan di tengah situasi ekonomi mikro dan makro yang tidak menguntungkan, menunjukkan bahwa startup menemukan cara untuk mengatasi tantangan ekosistem

Salah satu tantangan lain dalam membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia adalah kurangnya infrastruktur dan regulasi yang mendukung. Infrastruktur yang kurang memadai seperti akses internet yang lambat, transportasi yang tidak efisien, dan fasilitas kantor yang tidak memadai dapat menghambat perkembangan start-up di Indonesia. Selain itu, regulasi yang belum memadai dan sering berubah-ubah juga menjadi penghambat bagi para pengusaha start-up untuk mengembangkan bisnis mereka.

Persaingan yang Semakin Ketat dari Start-up Gglobal

Persaingan startup global semakin meningkat di ekosistem startup Indonesia. Namun, kancah startup Indonesia berkembang pesat, dengan aliran modal yang konsisten ke startup dan VC agnostik industri. Perekonomian internet negara berkembang pesat, memposisikan Indonesia sebagai ekonomi internet terbesar dan paling cepat berkembang di Asia Tenggara. Pemerintah juga berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan startup di Indonesia dengan target menciptakan 1.000 tech entrepreneur dalam lima tahun ke depan (Kominfo,go.id, 18 Februari 2016). 

Sementara sebagian besar penduduk di Indonesia masih belum memiliki rekening bank, populasi yang besar dan penetrasi internet yang terus meningkat menjadikannya pasar yang menarik bagi para pemula. Laporan Startup 2022 menyoroti bagaimana para pendiri menciptakan model bisnis yang berkelanjutan untuk menghasilkan unit ekonomi yang lebih menguntungkan di tengah situasi ekonomi mikro dan makro yang tidak menguntungkan, menunjukkan bahwa startup menemukan cara untuk mengatasi tantangan ekosistem

Persaingan yang semakin ketat dari start-up global juga menjadi tantangan dalam membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia. Start-up global memiliki sumber daya dan modal yang lebih besar dibandingkan dengan start-up di Indonesia, dan hal ini dapat membuat sulit bagi start-up Indonesia untuk bersaing dalam skala global. Persaingan ini dapat mengurangi kepercayaan investor dan menghambat perkembangan ekosistem start-up di Indonesia.

Meskipun ada beberapa tantangan dalam membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia, para pelaku industri dan pemerintah dapat melakukan beberapa upaya untuk mengatasi tantangan tersebut. Upaya-upaya ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya.

Upaya Membangun Ekosistem Start-up yang Berkelanjutan di Indonesia

Untuk membangun ekosistem startup yang berkelanjutan di Indonesia, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan. Pemerintah telah mendukung startup, terutama yang terkait dengan teknologi yang akan mendorong kemajuan Indonesia menuju ekonomi digital. Perekonomian internet negara berkembang pesat, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 49% per tahun sejak 2015, memposisikan Indonesia sebagai ekonomi internet terbesar dan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Startup juga didorong untuk menciptakan model bisnis yang berkelanjutan untuk menghasilkan unit ekonomi yang lebih menguntungkan di tengah situasi ekonomi mikro dan makro yang kurang menguntungkan (dailysocial.id, 15 maret 2023). 

Pemerintah Indonesia, semakin banyak perusahaan, aksi iklim yang dipimpin pemuda, dan pengusaha muda, berkomitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, untuk memasukkan masalah lingkungan dan sosial ke dalam agenda mereka dan bekerja menuju ekonomi yang lebih tangguh . Selain itu, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) didorong untuk go digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Upaya pemerintah, investor, dan pengusaha di ekosistem startup Indonesia cukup menjanjikan, dan dengan dukungan yang berkelanjutan, ekosistem tersebut dapat menjadi lebih berkelanjutan.

Meskipun ada beberapa tantangan dalam membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia, tetapi masih ada upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh para pelaku industri dan pemerintah dalam membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia.

Peran Pemerintah dalam Mendorong Perkembangan Ekosistem Start-up

Pemerintah berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekosistem startup di Indonesia. Pemerintah telah mendukung startup, terutama yang terkait dengan teknologi yang akan mendorong kemajuan Indonesia menuju ekonomi digital. Pemerintah juga memberikan dukungannya di belakang mendorong startup, dengan Indonesia mengumpulkan salah satu modal ventura dalam jumlah tertinggi di kawasan ini pada kuartal pertama tahun 2020, kedua setelah Singapura. 

Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk memasukkan masalah lingkungan dan sosial ke dalam agenda mereka dan bekerja menuju ekonomi yang lebih tangguh. Pemerintah juga mendorong UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) go digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Laporan Startup 2022 menyoroti bagaimana para pendiri menciptakan model bisnis yang berkelanjutan untuk menghasilkan unit ekonomi yang lebih menguntungkan di tengah situasi ekonomi mikro dan makro yang tidak menguntungkan, menunjukkan bahwa startup menemukan cara untuk mengatasi tantangan ekosistem. Dengan dukungan terus menerus dari pemerintah, investor, dan pengusaha, ekosistem startup di Indonesia dapat menjadi lebih berkelanjutan dan terus berkembang.

Pemerintah Indonesia dapat memainkan peran penting dalam membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan dengan memberikan dukungan kebijakan dan regulasi yang mendukung perkembangan start-up. Pemerintah juga dapat memberikan insentif dan akses ke sumber daya yang membantu start-up berkembang, seperti akses ke pasar, infrastruktur, dan sumber daya manusia yang berkualitas.

Kerjasama Antara Pelaku Industri untuk Membangun Ekosistem yang Berkelanjutan

Kolaborasi antar pelaku industri sangat penting untuk membangun ekosistem startup yang berkelanjutan di Indonesia. Pemerintah dan pelaku industri telah berkomitmen untuk bekerja sama mewujudkan pembangunan industri nasional yang berkelanjutan. Pemerintah telah menerapkan kebijakan strategis seperti peta jalan Making Indonesia 4.0 untuk mendukung pengembangan tujuh sektor industri prioritas, antara lain elektronik, otomotif, dan farmasi ( kemenperin.go.id, 21 Oktober 2020). 

Konsep pembangunan berkelanjutan juga mendapatkan daya tarik di Indonesia, dengan fokus pada interkoneksi antara ekonomi, masyarakat, dan lingkungan. Kolaborasi antara UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dengan usaha yang lebih besar juga didorong melalui kemitraan yang menguntungkan kedua belah pihak. 

Selain itu, pemerintah berupaya membangun industri berkelanjutan, seperti industri kelapa sawit, dengan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petani, serta mempercepat implementasi sertifikasi berkelanjutan. Melalui kolaborasi dan kemitraan, para pelaku industri dapat bekerja sama untuk menciptakan ekosistem startup yang lebih berkelanjutan di Indonesia.

Kerjasama antara pelaku industri seperti investor, start-up, dan perusahaan besar dapat membantu membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia. Investasi dari investor dan dukungan teknologi dari perusahaan besar dapat membantu start-up mengembangkan produk dan bisnis mereka dengan lebih baik. Selain itu, kerjasama dengan start-up yang lebih matang dapat membantu start-up yang baru berkembang dengan cepat.

Inovasi dan Pengembangan Teknologi sebagai Kunci Keberhasilan

Inovasi dan pengembangan teknologi menjadi kunci sukses ekosistem startup Indonesia. Pemerintah telah menerapkan kebijakan strategis seperti peta jalan Making Indonesia 4.0 untuk mendukung pengembangan tujuh sektor industri prioritas, antara lain elektronik dan farmasi. 

Pemerintah juga memberikan dukungannya untuk mendorong startup, terutama yang terkait dengan teknologi yang akan mendorong kemajuan Indonesia menuju ekonomi digital. Pandemi telah memicu masyarakat Indonesia untuk mengubah pola pikir mereka terhadap teknologi, meyakinkan baik vendor maupun konsumen di tingkat akar rumput akan pentingnya media sosial dan e-commerce dalam bergerak maju di tengah COVID-19. Selain itu, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) didorong untuk go digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Pembangunan berkelanjutan juga mendapatkan daya tarik di Indonesia, dengan fokus pada interkoneksi antara ekonomi, masyarakat, dan lingkungan. Pemerintah dan pelaku industri berkomitmen untuk bekerja sama mewujudkan pembangunan industri nasional yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi dan kemitraan, para pelaku industri dapat bekerja sama untuk menciptakan ekosistem startup yang lebih berkelanjutan di Indonesia, dengan inovasi dan pengembangan teknologi sebagai penggerak utama.

Inovasi dan pengembangan teknologi menjadi kunci keberhasilan dalam membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia. Start-up yang berfokus pada pengembangan teknologi yang inovatif dan solusi untuk masalah sosial dan ekonomi dapat menarik perhatian investor dan konsumen. Dengan demikian, start-up dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik.

Dalam rangka membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia, para pelaku industri dan pemerintah perlu melakukan kerjasama dan membangun infrastruktur serta regulasi yang mendukung perkembangan start-up. Dengan adanya upaya-upaya ini, Indonesia dapat menjadi pusat inovasi dan pengembangan teknologi di Asia Tenggara serta meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian global.

Studi Kasus Sukses dalam Membangun Ekosistem Start-up yang Berkelanjutan di Indonesia

Indonesia memiliki ekosistem startup yang berkembang pesat, dengan banyaknya startup sukses bermunculan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa contoh startup yang sukses di Indonesia antara lain Gojek, layanan transportasi dan pengiriman yang telah merambah ke berbagai layanan lainnya, dan Tokopedia, platform e-commerce yang menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Startup terkenal lainnya termasuk Warung Pintar, startup kios pintar yang telah merevolusi model warung tradisional (toko kecil), dan Bukalapak, unicorn e-commerce yang telah mengumpulkan dana signifikan dari investor. 

Kancah startup Indonesia juga mengalami booming dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyaknya startup bermunculan di berbagai industri, mulai dari fintech hingga kesehatan. Pemerintah telah menerapkan kebijakan strategis, seperti peta jalan Making Indonesia 4.0, untuk mendukung pengembangan tujuh sektor industri prioritas, termasuk elektronik dan farmasi, yang telah membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan startup. Melalui kolaborasi dan kemitraan, para pelaku industri dapat bekerja sama untuk menciptakan ekosistem startup yang lebih berkelanjutan di Indonesia, dengan inovasi dan pengembangan teknologi sebagai penggerak utama

Selain upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku industri untuk membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia, terdapat juga beberapa kisah sukses dari start-up Indonesia yang berhasil membangun ekosistem yang berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh kisah sukses dari start-up Indonesia tersebut.

Gojek

Gojek merupakan start-up asal Indonesia yang berhasil membangun ekosistem yang berkelanjutan dengan mengembangkan aplikasi layanan transportasi berbasis teknologi. Gojek berhasil mempertemukan pengemudi ojek dengan penumpang melalui aplikasi yang dapat diunduh di smartphone. Dalam perkembangannya, Gojek tidak hanya menyediakan layanan transportasi saja, tetapi juga menyediakan berbagai layanan lain seperti pembayaran online, pengiriman barang, dan layanan kesehatan. Keberhasilan Gojek didukung oleh adopsi teknologi yang cepat, serta kemitraan yang kuat dengan para pengemudi.

Bukalapak

Bukalapak merupakan e-commerce asal Indonesia yang berhasil membangun ekosistem yang berkelanjutan dengan menawarkan layanan e-commerce yang mudah diakses dan terjangkau untuk para pelaku usaha kecil dan menengah. Bukalapak menawarkan berbagai fitur yang membantu para penjual kecil dan menengah seperti sistem pembayaran yang aman, logistik yang terintegrasi, dan fitur pencarian produk yang mudah digunakan. Keberhasilan Bukalapak didukung oleh visi yang kuat untuk membantu para pelaku usaha kecil dan menengah untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Traveloka

Traveloka merupakan start-up asal Indonesia yang berhasil membangun ekosistem yang berkelanjutan dengan mengembangkan aplikasi layanan perjalanan yang mudah diakses dan terjangkau untuk semua orang. Traveloka menawarkan berbagai layanan seperti pemesanan tiket pesawat, hotel, paket liburan, dan transportasi darat. Keberhasilan Traveloka didukung oleh fokus pada pengalaman pelanggan yang lebih baik dan adopsi teknologi yang cepat.

Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan start-up Indonesia tersebut adalah adopsi teknologi yang cepat, inovasi, serta fokus pada pengalaman pelanggan yang lebih baik. Selain itu, kemitraan yang kuat dengan para pelaku usaha kecil dan menengah serta dukungan dari investor dan pemerintah juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan mereka.

Dengan adanya kisah sukses dari start-up Indonesia, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para pelaku industri dan pemerintah untuk terus membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia. Dengan adanya ekosistem start-up yang berkelanjutan, Indonesia dapat menjadi pusat inovasi dan pengembangan teknologi serta meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian global.

Kesimpulan

Artikel ini telah membahas tantangan dan upaya membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di Indonesia di tengah runtuhnya SBV. Pemerintah Indonesia dan pelaku industri harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan start-up. 

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, diperlukan perbaikan infrastruktur, regulasi yang lebih baik, serta penguatan kolaborasi antara pelaku industri. Semua ini akan membantu Indonesia membangun ekosistem start-up yang berkelanjutan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun