Mohon tunggu...
Aditya ChandraGumilang
Aditya ChandraGumilang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Suka Tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jepang dengan Bencana Alamnya

14 Oktober 2022   14:43 Diperbarui: 14 Oktober 2022   14:53 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat dari kebakaran tersebut membuat korban jiwa yang semula tercatat 100 ribu jiwa meningkat menjadi 140 ribu jiwa. Tidak sampai disitu, selain mengakibatkan kebakaran kota, gempa bumi juga menimbulkan gelombang tsunami setinggi 12 meter yang melanda Teluk Sagami. Teluk ini terletak di selatan wilayah prefektur Kanagawa yang juga merupakan pusat titik terjadinya gempa. Daratan teluk sampai bergeser dua meter ke atas selama gempa berlangsung.

Gempa Kobe pada tahun 1995: Tanggal 17 Januari 1995 menjadi mimpi buruk selanjutnya bagi Kota Kobe, Jepang.  Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 7,3 mengakibatkan lebih dari 4.500 orang menjadi korban jiwa. Gempa Kobe dikenal juga sebagai bencana Gempa Hanshin-Awaji (Hanshin Awaji daishinsai). 

Titik pusat gempa berada di 20 kilometer barat daya dari pusat Kota Kobe atau 18 kilometer di bawah permukaan bumi. Seperti halnya gempa besar di Kanto, kekuatan Gempa Kobe mampu menghancurkan Jembatan Akashi Kaikyo. Jembatan ini menghubungkan pulau utama Honshu dengan Pulai Awaji yang dibangun pada 1995. Selain itu, dampak dari gempa mengakibatkan jembatan dermaga bergeser sejauh hampir satu meter. Untuk mengenang korban bencana Gempa Kobe, setiap tanggal 17 Januari diperingati sebagai Hari Relawan Tanggap Bencana.

Gempa Tohoku pada tahun 2011: Gempa Tohoku di Jepang Timur terjadi pada 11 Maret 2011. Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 9,1 tercatat sebagai gempa bumi terkuat yang pernah terjadi di negara Jepang. 

Gempa megathrust laut terjadi di lepas pantai Sanriku, yakni sekitar 130 kilometer dari timur Sendai dan 370 kilometer dari timur laut Tokyo. Gelombang tsunami setinggi 23 meter yang dipicu oleh gempa bumi membanjiri lebih dari 500 kilometer persegi garis pantai Pasifik Jepang. Gempa bumi ini mendapatkan julukan 'Triple Catastrophe'.

Belajar dari peristiwa yang terjadi, negara Jepang telah mempersiapkan beberapa cara untuk mengantisipasi dampak dari bencana gempa bumi, termasuk dengan datangnya tsunami yang bisa muncul setelahnya. 

Untuk mengantisipasi tingkat kehancuran rumah maupun gedung, Jepang melakukan inspeksi keamanan bangunan yang diberlakukan di seluruh wilayahnya. Pemerintah Jepang kemudian mewajibkan para konstruktor untuk menerapkan model konstruksi gedung yang bisa bergoyang ketika terkena gempa bumi melanda. 

Bagi warga Jepang yang tinggal di kawasan pesisir pantai, terdapat tsunami shelter yang digunakan sebagai tempat berlindung ketika gempa yang terjadi turut menyebabkan tsunami dan bisa menampung sekitar 20 orang untuk setiap tempatnya. Kemudian ada J-Alert merupakan peringatan yang akan disampaikan pemerintah Jepang melalui televisi, sistem pengeras suara di lokasi terjadinya gempa, serta melalui notifikasi di layar ponsel mengenai informasi dan ancaman akibat bencana tersebut. 

Saat diguncang bencana alam, koneksi seluler biasanya akan mengalami gangguan bahkan bisa saja hilang, hal itu akan mempersulit komunikasi orang-orang yang berada di lokasi bencana. Belajar dari situ, para operator seluler di Jepang menyediakan koneksi Wi-Fi gratis yang otomatis akan muncul ketika bencana alam terjadi bernama 00000Japan dan bisa diakses oleh siapa saja. 

Cara menggunakannya juga mudah, warga Jepang cukup mencari titik Wi-Fi terdekat dan menyambungkan ke gadget mereka dengan memilih sinyal 00000JAPAN untuk bisa melakukan komunikasi dengan mudah mengenai kondisi ataupun perkembangan terbaru.

Negara Jepang sudah mengalami banyak sekali bencana yang disebabkan oleh letak geografisnya yang terletak di Ring of Fire. Belajar melalui pengalaman dahulu yang ketika terjadi bencana gempa bumi mengakibatkan banyak jatuhnya korban jiwa, negara Jepang mengantisipasinya dengan segala teknologi yang dimilikinya. Dan diharapkan dapat meminimalisir dampak dari bencana. Negara Indonesia yang letak geografisnya sama dengan Jepang dan juga memiliki banyak gunung aktif seharusnya juga dapat memaksimalkan segala teknologi dan fasilitas yang seperti negara Jepang demi bisa waspada lebih awal sebelum terjadinya bencana seperti gempa bumi dan juga tsunami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun