Mohon tunggu...
aditya dion n.f.s
aditya dion n.f.s Mohon Tunggu... Wiraswasta - laki-laki

°street photo Enthusiast °Travel Content °indonesian tour leader . hire me? °WA : 0853-3622-0705

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepakbola, Supporter dan Wisata

9 Maret 2015   00:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok supporter, mungkin yang tesirat saat awal kita mendengar nama itu adalah sekumpulan fans klub sepakbola yang selalu hadir dalam setiap laga kandang klub kesayanganya ataupun laga tandang klubidolanya.Dalam hal ini kita mengangkat apa saja yang dialami kelompok supporter sepakbola tersebut dalam laga tandang ataupun laga kandangnya.

Pada umumnya laga kandang, supporter dan klub bertindak sebagai tuan rumah dalam pertandingan tersebut. Tidak ada hal-hal yang mendebarkan terjadi untuk menuju ke stadion terjadi. Mulus-mulus saja. Beda halnya jikalau dalam laga tandang atau bahasa sportnya itu laga away, disini barulah mendapatkan hal-hal yang benar benar mendebarkan, apalagi kalau berlaga tandang di klub rival baikdarisegi klub ataupun supporternya. Salah sedikit saja nyawa taruhannya. Ini adalah contoh yang benar benar berkaitan langsung dengan sepakbola. Bagaimana kalau yang menurut khalayak umum yang sama sekalitidak ada kaitannya dengan laga sepakbola, berwisata contohnya, ketika suatu hal yang seolah-olah tidak ada hubungannya dengan sepakbola tetapi akan sangat berbeda jika yang melaukakn aktivitas iniadalah kelompok supporter ataupun bagian dari kelompok supporter.

Disini dalam berwisata yang dilakukan oleh kelompok supporter memang sangat riskan dilakukan jikalau itu dilakukan di daerah rival atau pun yang memiliki sejarah permusuhan terhadap kelompok suporternya. Maka dari itu dalam halini kita harus memahami dulu culture suatu daerah yang akan kita tuju, entah itu dalam suatu hal yang berhubungan dengan sepakbola dalam hal ini awaydays atau laga tandang ataupun dalam aktivitas berwisata. Seperti hal contohnya dalam gelaran piala dunia yang lalu di brasil, kita tahu sendiri tidak sedikitdari supporter-supporter yang berangkat ke brasil tidak hanya untuk menyaksikan negaranya berlaga di pentas terakbar sepakbola antr negara ini, ada juga yang di sela-sela saat negara nya tidak bertanding supporter-supporter ini kerap kali melakukan atau pun mengunjungi objek wisata yang ada di brasil. Akan tetapi, apakah rivalitas tim juga berpenaruh dalam hal ini?

Bisa iya bisa tidak tertgantung dari pola prilaku supporter yang melakukan aktivitas wisata ini, apakah dia berprilaku sesuai dengan culture daerah setempat ataukah dia membawa culture asli dari tempat dimana dia berasal. Dalam hal ini sebut saja atribut tim ataupun tingkah pola prilaku daerah asal, dimana dua aspek ini dapat mempengaruhi keadaan wisata yang dilakukan oleh kelompok supporter tersebut dan juga dapat menjamin keamanan kelompok supporter tersebut. Maka dari itu dalam hal berwisata yang dilakukan supporter ini banyak kerap kali terjadi gesekan dikarenakan hal-hal yang disebutkan diatas masih sering terlupakan, contoh diatas adalah piala dunia, bagaimana kalau keadaan dalamnegeri sendiri? Kurang lebih nyaris serupa, yang membedakan adalah sikap dan pemahaman juga aspek pendukung keamanan seperti polisi dan lain-lain. Kerap kita jumpai disaat kita melakukan pendakian gunung ataupun camping di pantai banyak anggota ataupun kelompok supporter yang membawa atribut tim kebanggaannya saat melakukan aktivitas ini, aman-aman saja bagi kelompok yang dimana daerah wisatanya merupakan daerah teritori dari klub kebanggaannya, bagaimana jika yang bukan? Sah saja bagi supporter yang “telah berdamai” ataupun tidak memiliki sejarah rivalitas, sedangkan yang rivalitas nya masih erkobar-kobar kerap kali diliputi perasaan risih jikabertemu dengan kelompok supporter rivalnya, dari sinilah yang kemudian memicu terjadinya gesekan-gesekan.

Maka dari itu kedewasaan pandangan dan perspektif terhadap rivalitas supporter dan kegiatan berwisata ini yang harus dibuka kesadarannya bahwa tanpa atribut, diluar lapangan dan disaat tidak ada matchday kita hanya sekumpulan orang yang ingin menikmati keindahan alam, tetapi disaat matchday dan di dalam stadion kita adalah rival, rivalitas yang menggambarkan suatu culture nyata dari sepakbola, yang mebedakan sepakbola dari olahraga lainnya. Yang mebawa culture daerah dan kebanggaan tersendiri terhadap mereka yang setia terhadap apa yang mereka sebut kebanggaan, dan drama itu bernama sepakbola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun