Perang dagang yang dideklarasikan Amerika kepada Huawei di tahun 2019 yang membuat Huawei tidak mampu bekerjasama dengan Google Mobile Services pun tidak mengurungkan niat Huawei untuk menyerah. Mahakarya Huawei dengan tipe P60 Pro dan Mate 50 Pro yang dibalut dengan Harmony OS tanpa Google Mobile Services, adalah salah satu bukti identitas kedigdayaan dan kemandirian Huawei.
Ekosistem Huawei
Sebagai perusahaan berorientasi bisnis sudah seharusnya Huawei mengembangkan bisnisnya ke sektor lain. Dalam bisnis smartphone, tentu saja opsi termudah adalah mengembangkan ekosistem dengan perangkat yang mungkin digunakan disekitar ponsel itu sendiri, seperti laptop, powerbank, smartwatch, dll.
Di tahun 2015 sebenarnya Huawei sudah merilis Huawei Watch dengan Android Wear. Namun animo masyarakat kepada smartwatch saat itu tidak terlalu tinggi. Mereka melihat hal ini terjadi karena efisiensi daya smartwatch saat itu masih belum baik. Perangkat ini sangat boros sampai harus diisi ulang setiap hari sekali. Sangat menyusahkan! Mereka melihat solusi dari hal ini adalah perangkat wearable yang irit daya.
Perusahaan ini mulai merilis perangkat smartband yaitu semacam alat yang dipasang di lengan manusia dengan fitur yang terbatas namun daya yang sangat irit. Beberapa perangkat yang mereka rilis adalah TalkBand B1 hingga Huawei Band 3. Seiring berkembangnya teknologi, Huawei mampu memasang layar Amoled berukuran besar pada smartband yang terdapat pada perangkat Huawei Band 8. Perangkat ini pun memiliki fitur yang jauh lebih banyak daripada smartband generasi pertama.
Bukan Huawei dong kalau tidak merilis barang premium. Pada sektor wearable pun kasusnya sama. Apabila Smartband adalah untuk fungsi sederhana, maka Smartwatch adalah solusi untuk fungsi kompleks. Huawei pun merilis varian wearable lain yaitu Huawei Watch dengan Seri GT di tahun 2019 yang saat ini sudah sampai pada generasi ketiga.
Saat ini penulis menggunakan Huawei Watch GT 2 Pro yang dirilis di tahun 2020. Saat dibeli, perangkat ini menawarkan hardware yang sangat tidak masuk akal.Â
Siapa yang mengira bahwa ada perangkat smartwatch dengan harga dibawah 4juta memiliki bahan kaca safir dengan layar AMOLED, bodi TITANIUM, cover belakang CERAMIC, baterai yang tahan hingga 1 minggu penuh dan fitur Qi wireless charging. 3 Fitur terakhir adalah yang paling saya sukai yang tidak dimiliki oleh Samsung Watch 5 Pro saya :D Â
Tak hanya itu, perangkat tablet dan laptop Huawei memiliki fitur killer yang hanya bisa diintegrasikan dengan perangkat ponsel Huawei yaitu Multi Screen Collaboration. Fitur ini memungkinkan ponsel Huawei mampu diakses dan dikendalikan menggunakan tablet atau laptop Huawei.Â
Huawei memang sedang membangun sebuah ekosistem perangkat pintar agar semuanya terintegrasi. Mungkin mereka ingin kita lepas dari GMS yang saat ini membelenggu perangkat mereka. Dengan track record yang ada sampai saat ini, harusnya Huawei bisa menarik masyarakat agar selalu menggunakan ekosistem mereka. Hal ini tentunya tidak mudah, namun dengan strategi saat ini penulis merasa Huawei bisa melakukannya.
Sudut Pandang Pengguna