Mohon tunggu...
Aditya Budi
Aditya Budi Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Lembaga Filantropi Nasional

Penulis receh di beberapa media online dan pembaca sastra serabutan. Aktif dalam kegiatan filantropi dan pemberdayaan ekonomi. Concern terhadap isu-isu kemiskinan, pemberdayaan sosial dan ekonomi islam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merayakan Kapitalisme Artinya Merayakan Kemakmuran

17 Desember 2020   12:53 Diperbarui: 17 Desember 2020   12:57 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah jika memang memang kapitalisme itu tak dapat musnah di muka bumi atau bahkan mengecilpun terlampau sulit, setidaknya mengubah wajah kapitalis itu sendiri menjadi wajah yang santun adalah hal yang memungkinkan.

Keserakahan adalah watak dasar kapitalisme bahkan sudah menjadi subconscious. Serakah itu baik, kurang lebih begitu alam bawah sadar mereka berdalil. Maka itulah sebenarnya dalil yang menjadi musuh jagat ini, bahwa doktrin kerakusan, memonopoli keuntungan sebanyak-banyaknya adalah hal yang harus dibunuh.

Dalam varian maujud apapun, kapitalis basisnya adalah akumulasi modal. Anak cucunya yang dikembangbiakan sedemikian rupa. Termasuk hadirnya minimarket-minimarket di pelosok yang seringnya tidak memperhitungkan proporsi antara jumlah dan jarak dengan pasar tradisional. Dampaknya sudah hampir dipastikan -- jika tidak mematikan -- berkurangnya omset secara drastis toko kelontong tetangga atau pasar-pasar kecil di sekitar kita.

Maka rasanya akan menjadi benar andaikala watak dasar para kapitalis yang itu, yaitu keserakahan, akumulasi modal yang nyaris tak berkesudahan itu bisa diubah. Yaitu menjadi sistem yang mengharuskan untuk saling berbagi modal dan meratakan kemakmuran ini bersama-sama. Tidak ada yang surplus, semua akumulasi dibagi bersama untuk kelompok atau masyarakat agar sampai pada titik mencukupkan kebutuhan primer secara layak dan manusiawi. Yang artinya bahwa kita manusia bersepakat untuk tak saling kaya antara yang satu dengan yang lain, asal cukup dan semua kebutuhan dijamin oleh negara. Tapi mungkinkah, yaitu merayakan kapitalisme adalah merayakan kemakmuran bersama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun