Mohon tunggu...
Aditya Badrun Hehanussa
Aditya Badrun Hehanussa Mohon Tunggu... Jurnalis - Aditya. WA 081248908542

Aditya Badrun Hehanussa, dari tanah Raja-raja timur Indonesia. Anak ketiga dari lima bersaudara. Termotivasi dari keringat orang tua.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pergerakan Mahasiswa Harus Sehat

21 Februari 2020   18:29 Diperbarui: 21 Februari 2020   18:50 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari sekian banyak cerita yang telah dibicarakan, saya teringat dengan salah satu organisasi: Pemuda Mahasiswa Maluku (PMM) yang turun meneriakan keadilan di depan Kedutaan besar Myanmar, karena tak ada keadilan untuk saudara kami umat muslim dibunu di Myanmar. Sebut saja Islam Rohingya.

Hal ini membuat saya semakin bersemangat dan berminat untuk masuk Organisasi tersebut. Namun niatan itu saya kurungkan ketika melihat beberapa fenomena yang tidak sehat dan sering terjadi dalam dunia pergerakan mahasiswa .

Beberapa diantaranya adalah.
* Gerakan mahasiswa dilakukan kerena ada maunya atau ada dorongan dari orang lain demi kepentingan penguasa.

* Setiap gerakan mahasiswa memiliki visi yang berbeda-beda dan terlalu eksklusif dengan kelompoknya sendiri sehingga saya seringkali melihat satu sama lain malah sibuk berkelahi sendiri.

* Anarkis. Kebanyakan para demonstran berakhir dengan anarkis dan berdampak kerusakan pada  pembangunan sehingga negeri ini justru tidak pernah maju dalam pembangunan namun semakin rusak dan kacau.

* Komitmen sesaat dan kemunafikan. Hampir sama dengan apa yang diceritakan dalam film GIE. Beberapa senior aktivis gerakan jaman dulu ketika sudah menduduki kursi pemerintahan meninggalkan komitmennya karena uang ataupun kesenangan lainnya. Bisa dilihat dari daftar koruptor yang beberapa diantaranya mempunyai track record sebagai mantan aktivis gerakan mahasiswa.

* Beberapa fakta yang pernah beredar di kalangan dosen menyebutkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang menjadi aktivis gerakan mahasiswa tidak memiliki prestasi akademik di kampusnya.

Muncul sebuah persefsi, bahwa gerakan mahasiswa hanyalah sebuah tempat pelarian masalah orang-orang yang tak berakal. Ini dikuatkan dengan budaya mengutamakan kekerasan dalam tiap aksi. Lebih memilih menggunakan otak di kaki daripada di kepala!

Cerita yang disampaikan membuat saya semakin yakin bahwa beberapa fenomena yang tidak sehat diatas masih saja terjadi. 

Jika saja gerakan mahasiswa bisa melepaskan diri dari hal-hal tersebut, yakin sungguh akan semakin banyak orang bersimpati dan mendukung setiap pergerakan mahasiswa.

Saya teringat dengan seorang teman saya yang lain, ia menuliskan sebuah kalimat yang berbunyi "Mendidik Rakyat dengan Pergerakan dan Mendidik Penguasa dengan Perlawanan." Cukup bagus filosofihnya dan juga sering diusung oleh sebuah gerakan mahasiswa tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun