Mohon tunggu...
Aditya Alwiyanto
Aditya Alwiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UNJ

Jika saya mempotsting sesuatu artinya saya sedang mengerjakan tugas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kapitalisme Pendidikan Adalah Masalah yang Meracuni Sistem Pendidikkan

29 Desember 2021   16:14 Diperbarui: 29 Desember 2021   16:57 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan untuk kemanusiaan diakui telah mampu menghasilkan kemajuan peradaban yang luar biasa di muka bumi ini. Belajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Tanpa belajar, sesungguhnya tidak ada kegiatan pendidikan. Dengan belajar, orang dapat menjadi  produktif, kreatif, berkultivasi, dipersonalisasi, dan  mengurangi kemiskinan, monopoli, kebodohan, penindasan, dan perang. Apa yang disampaikan oleh International Board of Education sebagai kesimpulan UNISCO:

“Education has a fundamental role to play in personal dan social development. ...... as one of the principal means available to foster a deeper and more harmonious form of human development and thereby to reduce poverty, exclusion, ignorance, opperssion and war”.

Dalam perkembangannya, makna pendidikan telah berkurang dan maknanya telah disederhanakan  menjadi sekolah. Hak untuk belajar, yang dikritik oleh Ivan Illich, dipersempit menjadi wajib belajar. Perspektif yang digunakan dalam hal ini adalah perspektif reduksionis tentang pendidikan. Pendidikan  secara  sederhana diartikan sebagai lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Padahal, sekolah hanyalah salah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan tempat anak manusia melakukan proses belajar dalam kehidupannya. Pendidikan berasal dari bahasa latin educare. Ini berarti "menarik". Oleh karena itu, pendidikan adalah tindakan memimpin Pais (anak atau siswa) dari ketidak merdekaan dan  ketidakdewasaan,. Menjadi bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan penentuan nasib sendiri. Tentu saja konsep ini  tercapai ketika belajar, karena inti pendidikan tidak terbatas pada kegiatan sekolah.

Pendidikan menjadi suatu bagian penting bagi kehidupan manusia.Telah dibuktikan dengan adanya pendidikan manusia dapat menjadi individu yang berakal, memiliki kualitas, dan terhindar dari kebodohan. Bagi masyarakat Indonesia pendidikan sangatlah penting bukan hanya dengan alasan diatas tetapi juga sebagai alat untuk menjalankan mobilitas sosial. Bagi orang Indonesia pendidikan adalah kesempatan untuk merubah nasib, dari yang lahir dikelas bawah bisa mencapai dan berdiri dikelas atas dengan bermodal pendidikan.

Dengan pentingnya pendidikan bagi manusia tidaklah sedikit orang yang ingin memenfaatkannya. Bagi orang biasa pendidikan dimanfaat kan untuk mendaki tangga mobilitas sosial. Bagi sebuah negara pendidikan dimanfaatkan sebagai dasar dari pembangunan negara, sebagai contoh pendidikan digunakan sebagai media untuk penananman nilai-nilai dan ideologi negara. Sedangkan bagi para pengusaha pendidikan merupakan salah satu lahan untuk menanamkan modal usaha yang menjanjikan.

  Menurut pandangan Bordieu pendidikan hanyalah salah satu arena atau tempat menanam modal. Bordieu melihat arena, menurut pandangannya sebagai arena pertempuran: “arena juga merupakan arena perjuangan” (Bordieu Wacquant, 1992: 101). Bordieu menggambarkan arena dengan gambaran militer dikarenakan adalah tempat perebutan modal. Perjuangan dan perebutan sumber daya (modal) yang dilakukan para agen untuk menduduki posisi dominasi.

   Kegunaan pendidikan untuk tujuan dominasi juga diangkat oleh pemikiran Bowles dan Gintis. Dala pemikiran mereka Prinsip pendidikan sebagai sarana untuk meletarikan dominasi biasa dikatakan juga sebagai “reproduksi langsung’ atau direct reproduction, yang dalam arti khusus berarti usaha melanjutkan dan mengekalkan sistem kemasyarakatan yang kapitalistis.

 Menurut Bowles dan Gintis, pendidikan dilakukan dalam dua jenis strategi. Salah satunya adalah menanamkan keyakinan bahwa keberhasilan di bidang ekonomi sangat bergantung pada keterampilan dan kemampuan, atau pendidikan yang baik. Kedua, dengan membekali pengetahuan dan keterampilan, kita mempersiapkan generasi muda  untuk  mengisi posisi masyarakat yang ada untuk kepentingan  kapitalis. Melalui pendidikan, mereka menciptakan elit-elit muda yang terus mendominasi perekonomian masyarakat. Pendidikan bukanlah sarana perubahan sosial untuk mengatasi ketimpangan kesejahteraan, tetapi merupakan pemeragaan langsung masyarakat kapitalis untuk mempertahankan dan mempertahankan status quo.

Jika pendidikan dijalankan dengan cara seperti ini, sistem pendidikan di sekolah tidak berbeda dengan  di tempat kerja dalam masyarakat kapitalis. Artinya, sekolah berusaha untuk tidak menekankan kemandirian dan kreativitas, melainkan menekankan sikap disiplin, rajin, ketepatan, dan ketergantungan pada atasan dan yang lainya. Sitep pendidikian seperti ini mematikan daya kreativitas dan menggantinya dengan sifat-sifat untuk patuh terhadap kalangan yang bereda di atas.

Sistem pendidikan seperti ini mengubah sekolah menjadi pabrik yang memperoduksi tenaga kerja manusia menjadi robot. Manusia diubah menjadi mesin yang hanya memiliki satua tujuan yaitu bekerja dan melestarikan sistem kapitalis yang direperoduksi melalui pendidikan.

Dewasa ini, lembaga pendidikan, sebagai lembaga yang berperan dalam pembangunan bangsa yang beradab, tidak lagi menjadi media humanisasi manusia (humanisasi)  atau transformasi nilai dan makna. Pada saat ini pendidikan, ada untuk dimanfaatkan perusahaan (konglomerasi) yang  hanya mementingkan keuntungan. Tidak mengherankan, biaya pendidikan meningkat dari hari ke hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun