Mohon tunggu...
Aditya Alwiyanto
Aditya Alwiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UNJ

Jika saya mempotsting sesuatu artinya saya sedang mengerjakan tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana COVID-19 Mempengaruhi Kehidupan Masyarakat Indonesia

14 November 2020   18:07 Diperbarui: 14 November 2020   18:15 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal inilah yang dimanfaatkan oleh para oknum-oknum yang tidak bertangung jawab untuk membuat melakukan penimbunan pada produk dagang mereka, merka juga menihkatkan harga pada produk mereka karena terjadinya kelangkaanpada produk tersebut. Para konsumen juga tidak peduli akan harga dari barang-barang yang mereka beli, mereka hanya membeli barang tersebut untuk mempersiapkan diri mereka jika kebijakkan lockdown diberlakukan.

Dampak setelah selesainya diberlakukannya PSBB

Pembatasan sosial berskala besar di berlakukan untuk meminimalisir dampak dari covid-19 ini, namun PSBB juga mempunyai dampak bagi kehidupan sosial kita. Dengan adanya PSBB orang-orang lebih banyak melakukan interaksi antar individu melalui media sosial. Seperti tanggapan Simmel tentang uang,  Simme beranggapan uang bukan hanya sebagai alat transaksi tetapi juga sebagai alat mediasi sama halnya seperti media sosial sebagai objek mediasi bagi orang-orang untuk mengekspresikan dirinya kepada orang lain.

Sumber: kompasiana.com
Sumber: kompasiana.com

Tetapi, berbanding terbalik dengan teori simmel tentang uang sebagai mediasi untuk mendekatkan seseorang dengan objek, media sosial melakukan hal sebaliknya bukannya mendekatkan seseorang dengan orang lain tetapi menjauhkan orang dengan orang di sekitarnya. Hal ini adalah dampak dari penggunaan media sosial sebagai media untuk berinteraksi dengan orang lain. Dampak ini dapat dirasakan setelah kebijakan PSBB di berhentikan. Saat kebijakan PSBB diberhentikan masyarakat akan kembali dengan kehidupan normalnya. Terapi kehidupan normal yang baru tidaklah sama dengan kehidupan normal yang lama. Orang-orang sudah dapat beraktivitas di luar dengan adanya batasan seperti social distancing untuk mengurangi kerumunan masa yang ada. Karena terbawanya kebiasaan untuk melakukan interaksi melalui media sosial masyarakat akan lebih memilih menggunakan media sosial dalam berinteraksi walaupun kebijakan PSBB sudah diberhentikan. Karena hal ini masyarakat akan mengalami kecanggungan dalam berinteraksi secara langsung dengan sesamanya.

Masalah ini dapat berdampak kepada sistem sosial dimasyarakat. Masyarakat menurut Parsons memiliki fungsi seperti bagian tubuh manusia jika salah satu dari bagian ini mengalami masalah maka seluruh sistem akan mengalami kegagalan dalam melaksanakan tugas. Seluruh dari sistem saling berhubungan dan bergantung satu sama lain. Masalah ini membuat seseorang lebih memilih ketergantungan terhadap media sosial dari pada orang yang lain.

Jika tidak adanya ketergantungan dengan orang lain sistem sosial yang lama akan tergantikan oleh sistem sosial yang baru. Karena sistem sosial merupakan dari bagian yang konsensus/kesepakatan bersama yang di wujudkan menjadi simbol bersama seperti aturan, nilai dan norma. Kesadaran lolektif yang di sepakati banyak orang akan menjadi aturan, nilai dan norma yang baru, di mana dalam nila dan norma yang baru ini kontak fisik antar individu tidak dibutuhkan lagi karena proses interaksi melalui media sosial telah di disosialisasikan selama masa kebijakan PSBB masih berjalan.

Keadaan ini sangat memprihatinkan karena teknologi seperti media sosial dapat bersifat adiktif (kecanduan) dan sulit untuk berubah apabila tidak dilakukan treatment khusus dan serius. Muncul nomophobia yang merupakan ketakutan bila  peralatan digital seperti ponsel ketinggalan, selalu memeriksa ponsel setiap beberapa menit, ketergantungan pada charger, bahkan merasa ketakutan dan stres bila baterai lemah atau mungkin sinyalnya tidak maksimal.   Bahaya pancaran sinar ponsel, dan penggunaan ponsel berlebihan di malam hari akan mengganggu jam tidur hingga mengurangi waktu istirahat yang pada akhirnya menjadi gangguan kesehatan.

Sumber:

Ridzer, George dan Douglas J. Goodman. 2004. Sociological Theory.Mcgraw-Hill: New York.

PROF.DR. I. B. Wirawan. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. KENCANA PRENADA MEDIA GROUP: Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun